Laporan Tahunan Mahkamah Agung RI - Tahun 2011
355 355
BAGIAN 10
Dalam Pokok Perkara • Mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian;
• Menyatakan batal Surat Keputusan Tergugat Kepala Kantor
Pertanahan Kabupaten Deli berupa Sertiikat Hak Guna Bangunan No. [...]
• Memerintahkan Tergugat [...] untuk mencabut Surat Keputusan berupa Sertiikat HAK GUNA BANGUNAN [...] ;
• Menolak gugatan Penggugat untuk selebihnya ;
2.
155 KTUN2010 Nomor Putusan
: 155 PKTUN2010
Jenis Perkara :
Tata Usaha Negara pertanahan
Isu Kunci :
Keputusan Pejabat Tata Usaha Negara Kepala Kantor Pertanahan yang menerbitkan Keputusan Tata Usaha
Negara yang mengandung cacat yuridis dari segi material substansialnya dapat dibatalkan
Majelis Hakim Agung :
1. Marina Sidabutar, SH.,MH
2. Dr. H. Supandi, SH., M.Hum
3. H. Yulius, SH., MH.
a. Resume Putusan
Para Penggugat adalah penggarap tanah ex Perkebunan Cikopo Selatan Apdeling Cidokom yang diperoleh secara over garapan yang
disahkan dan tercatat di Kantor Kepala Desa. Pada tahun 2001 Para Penggugat mengajukan peningkatan status hak atas tanah. Atas
permohonan tersebut BPN telah melakukan pengukuran atas tanah yang dimohonkan tersebut. Namun selanjutnya BPN ternyata tidak
menindaklanjuti permohonan peningkatan status hak atas tanah tersebut hingga pada tahun 2008 BPN menerbitkan Sertiikat HGU atas
tanah yang dimohonkan oleh para Penggugat tersebut atas nama PT Perkebunan Nusantara VIII Persero.
Penerbitan Sertiikat HGU tersebut dipermasalahkan oleh Para Penggugat oleh karena dalam kenyataannya Para Penggugat
merupakan pihak yang pertama kali mengajukan permohonan hak atas tanah tersebut, yaitu pada tahun 2001, sementara itu PT. PN
VIII baru mengajukan permohonan pada tahun 2004. Selain itu Para Penggugat merupakan pihak yang telah menguasai secara isik
Laporan Tahunan Mahkamah Agung RI - Tahun 2011
356 356
BAGIAN 10
Sporadik tanah tersebut. Sementara itu dalam keterangan Surat Ukur yang menjadi dasar diterbitkannya Sertiikat HGU kepada PT. PN VIII
Persero dinyatakan bahwa tanah tersebut dalam keadaan kosong padahal sebelumnya telah ada yang menguasai secara isik, yaitu para
penggugat. Di tingkat pertama PTUN Bandung mengabulkan gugatan Para
Penggugat dan menyatakan sertiikat HGU a quo batal. Di tingkat banding PTTUN Jakarta memperkuat putusan tersebut. Namun di
tingkat kasasi putusan PTTUN tersebut dibatalkan oleh MA. Dalam putusannya Majelis Kasasi memutuskan gugatan para penggugat tidak
dapat diterima dengan pertimbangan bahwa para penggugat terbukti hanya menempatimengelola tanah yang dipersengketakan, sementara
itu atas tanah tersebut masih terdapat sengketa kepemilikan yang harus diputus oleh Pengadilan Negeri terlebih dahulu.
Atas putusan Kasasi ini para penggugat mengajukan PK. Oleh Majelis PK, putusan Kasasi tersebut dibatalkan dengan pertimbangan bahwa
yang dipermasalahkan oleh para Penggugat murni sengketa Tata Usaha Negara, yaitu diterbitkannya Sertiikat HGU atas nama Tergugat
yang didasarkan atas surat ukur yang tidak benar.
b Ringkasan Pertimbangan Mahkamah Agung
Bahwa alasan-alasan tersebut dapat dibenarkan, oleh karena terdapat kekeliruan yang nyata dari Judex Juris dalam memutus perkara a quo,
karena sengketa ini murni sengketa Tata Usaha Negara. Dari posita maupun petitum gugatan, yang dipermasalahkan adalah Keputusan
Tata Usaha Negara Sertiikat Hak Guna Usaha No. 282 dan SHGU No. 283 atas nama PT. Perkebunan Nusantara VIIIPersero untuk
diuji keabsahannya dari segi hukum Administrasi yaitu dari segi: Kewenangan, prosedur dan material substansialnya;
Dari bukti-bukti dan fakta-fakta yuridis terbukti Keputusan Tata Usaha Negara obyek sengketa diterbitkan oleh Tergugat mengandung cacat
yuridis dari segi “Material Substansialnya”, yaitu kondisi keadaan tanah Bukti T3 = T4 = TII Int. 1 ternyata tidak sesuai dengan keadaan
sesungguhnya ;