Legal and Judicial Thinkers Dialog di Australia.
Laporan Tahunan Mahkamah Agung RI - Tahun 2011
334 334
BAGIAN 9
Republik Indonesia yang telah dianggap berhasil, sebagaimana ditulis oleh Cate Sumner dan Tim Lindsey dalam sebuah buku berjudul “Courting
Reform: Indonesia’s Islamic Courts and Justice for the Poor ” Diluncurkan
bulan Desember 2010 di Sydney. Buku ini juga diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan judul
“Reformasi Peradilan Pasca Orde Baru: Pengadilan Agama di Indonesia dan Keadilan Bagi Masyarakat Miskin”, yang diluncurkan oleh Ketua Mahkamah
Agung RI dan Chief Justice Family Court Australia, saat penutupan Konferensi Regional IACA, di Jakarta, Maret 2011. Lowy Institute sebagai
penerbit buku ini mengundang Dirjen Badilag, Wahyu Widiana, didampingi Hasbi Hasan, untuk menjadi pembicara kunci pada dialog tersebut pada
tanggal 28 November 2011. Hadir dalam pertemuan itu lebih dari 30 orang, termasuk Chief Justice
Family Court of Australia FCoA Hon. Diana Bryant, Leisha Lister dari FCoA, mantan Chief Justice Federal Court of Australia FCA, Hon Michael Black,
beberapa hakim dan CEO FCA, Ass. Dirjen AusAID, 5 orang hakim dan administrator pengadilan Pakistan, dan para tokoh di bidang hukum dan
peradilan Australia. Para peserta dialog di Sydney nampak tertarik dengan penjelasan dari
Anthony Bubalo, pejabat Lowy Institute, dan “keynote address” dari Dirjen Badan Peradilan Agama yang memaparkan tentang pengalaman reformasi
peradilan yang dilaksanakan di lingkungan Peradilan Agama Mahkamah Agung RI. Mereka mengapresiasi sebab dalam waktu relatif singkat sejak
rombongan Peradilan Agama melakukan pelatihan tentang Teknologi Informasi di FCoA, 5 tahun lalu, kini Peradilan Agama telah jauh melangkah
dalam melaksanakan reformasi dan peningkatan akses terhadap keadilan, terutama bagi wanita, orang miskin dan orang-orang yang berada pada
daerah-daerah terpencil. Perkembangan terbesar yang dilakukan oleh Peradilan Agama adalah pemanfaatan TI untuk kepentingan pelayanan
publik dan konsolidasi Badan Peradilan Agama di seluruh Indonesia. Dirjen menambahkan bahwa perubahan sikap, mindset dan paradigma
di kalangan peradilan agama merupakan pendorong keberhasilan dalam “Upaya untuk melakukan perubahan terus-menerus yang dilakukan
Laporan Tahunan Mahkamah Agung RI - Tahun 2011
335 335
BAGIAN 9
dengan memafaatkan website, di samping pertemuan-pertemuan, pelatihan dan dialog”.
“Peningkatan integritas para hakim dan seluruh aparat peradilan agama juga merupakan prioritas bagi Badan Peradilan Agama, dengan selalu
melakukan bimbingan dan monitoring secara langsung atau secara estafet melalui pengadilan tingkat banding”.
Keberhasilan Kerjasama Antara Australia dan Indonesia.
Sudah banyak kegiatan dalam rangka kerjasama antara Mahkamah Agung RI dalam hal ini dilaksanakan Peradilan Agama dengan Family Court
Australia. Diharapkan kerjasama terus berlanjut dan ditingkatkan terutama dalam hal peningkatan kualitas SDM peradilan”.
Selain di Sydney, Dirjen Badilag juga diundang oleh Law School, the University of Melbourne, di Melbourne, dan di suatu pertemuan di Canberra
yang difasilitasi oleh AusAID. Di Canberra, pertemuan itu dihadiri oleh beberapa instansi seperti AusAID, Department of Foreign Affairs and Trade,
Ofice of National Assessments, Ombudsman, FCoA dan Attorney-Generals Department pada tanggal 29 November 2011, dimana Dirjen Badan
Peradilan Agama mempromosikan tentang reformasi birokrasi peradilan di lingkungan Mahkamah Agung RI khususnya bidang Peradilan Agama
Courting Reform.
Laporan Tahunan Mahkamah Agung RI - Tahun 2011
336 336
BAGIAN 9