Laporan Tahunan Mahkamah Agung RI - Tahun 2011
21 21
BAGIAN 2
- Surat Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI Nomor 163KMA
SKX2011 tanggal 24 Oktober 2011 tentang Perubahan Surat Keputusan 144KMASKIX2011 tentang Penunjukan Hakim Agung
sebagai Anggota Kamar dalam Sistem Kamar pada Mahkamah Agung RI Republik Indonesia;
- Surat Ketua Mahkamah Agung RI Nomor 171KMAHK.01XII2011
tanggal 17 Desember 2011 perihal Pelengkap Aturan Sistem Kamar.
2. Memperkuat Manajemen Pengetahuan Knowledge Management Pengiriman dan Pengelolaan Dokumen Elektronik khususnya untuk
mendukung SEMA 14 Tahun 2010
SEMA 14 Tahun 2010 tentang Dokumen Elektronik sebagai Kelengkapan Permohonan Kasasi dan Peninjauan Kembali memberikan efek domino
terhadap tuntutan perubahan prilaku aparatur pengadilan dalam menangani dokumen elektronik.
Hal ini didasarkan pada fakta bahwa meskipun kini dipastikan semua putusan diketik menggunakan komputer namun untuk mereproduksi putusan
tersebut tidak mudah, apalagi interval waktu dari selesainya pengetikan dan reproduksi cukup lama. Hal ini dikarenakan beberapa prilaku kerja yang
belum profesional, misalnya : ile ditindih dengan dokumen baru, penamaan ile tidak menunjukkan substansi dokumen sehingga susah dicari, ile
disimpan di komputer atau laptop pribadi sehingga untuk mendapatkannya kesulitan. Bahkan, tidak jarang ile gagal ditemukan karena tersimpan di
laptop pribadi yang pemiliknya mutasi. Oleh karena itu penguatan manajemen pengetahuan penanganan dokumen
elektronik mutlak diperlukan. Sehingga untuk kegiatan ini Kepaniteraan Mahkamah Agung RI didukung oleh Tim Asistensi Pembaruan Peradilan
telah menyelenggarakan berbagai upaya untuk kepentingan tersebut.
3. Menambahkan itur komunikasi data pengiriman dokumen elektronik dari pengadilan tingkat pertama ke Mahkamah Agung RI
pada Direktori Putusan Mahkamah Agung RI
SEMA 14 Tahun 2010 menambah kewajiban bagi pengadilan untuk menyertakan dokumen elektronik ketika ada pengajuan kasasi dan
peninjauan kembali. Oleh karena itu perlu diciptakan sistem pengiriman
Laporan Tahunan Mahkamah Agung RI - Tahun 2011
22 22
BAGIAN 2
data yang efektif, murah dan mudah namun sejalan dengan kebijakan pemberdayaan teknologi informasi di pengadilan. Untuk mencapai hal
tersebut, Kepaniteraan Mahkamah Agung RI mengembangkan aplikasi direktori putusan dengan menambahkan itur komunikasi data. Fitur ini
memudahkan pengadilan untuk mengirimkan kelengkapan dokumen elektronik yang diwajibkan oleh SEMA 14 Tahun 2010 sekaligus menciptakan
komunikasi data dua arah antara pengadilan tingkat pertama dan Mahkamah Agung RI.
4. Meningkatkan Kapasitas Direktori Putusan menjadi Pusat Data Putusan Nasional
Tahun 2011, Kepaniteraan Mahkamah Agung RI mengembangkan kapasitas Direktori Putusan sehingga bisa memuat putusan seluruh pengadilan di
Indonesia. Upaya ini ternyata membawa hasil yang menggembirakan. Jumlah putusan yang terupload di Direktori Putusan hingga 31 Desember
2011 berjumlah 144.995 putusan dan 122.708 putusan dari jumlah
tersebut 84,91 diupload di tahun ini. Jumlah putusan yang terupload
pada tahun 2011 ini naik 21 kali lipat 2.108,75 dari tahun 2010 yang
hanya mengupload 5.819. Kenaikan ini terjadi karena adanya partisipasi pengadilan tingkat pertama dan banding yang mengunggah putusannya ke
Direktori Putusan Mahkamah Agung RI. Sementara itu khusus untuk perkara Mahkamah Agung RI, jumlah putusan
yang terupload selama tahun 2011 berjumlah 12.189 putusan. Jumlah ini naik 109, 47 dibandingkan dengan jumlah putusan Mahkamah Agung RI
yang terupload di tahun 2010 yang berjumlah 5.819.
5. Meningkatkan Kualitas Informasi pada Sistem Informasi Perkara Mahkamah Agung RI
Publik sangat menyambut baik atas kehadiran sistem informasi perkara Mahkamah Agung RI yang bisa diakses melalui internet. Transparansi
informasi ini—selain transparansi di bidang lainnya—mengantarkan Mahkamah Agung RI sebagai badan publik paling transparan urutan
ke 6 enam dalam penilaian Komisi Informasi. Meskipun demikian, Mahkamah Agung RI masih mendapat pengaduan mengenai adanya
kekeliruan informasi dalam sistem tersebut. Kekeliruan ini diketahui setelah membandingkan dengan dokumen manual yang diterima.
Laporan Tahunan Mahkamah Agung RI - Tahun 2011
23 23
BAGIAN 2
Untuk mengantisipasi hal tersebut, Mahkamah Agung RI melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas informasi pada sistem informasi
perkara Mahkamah Agung RI. Diantara upaya tersebut adalah : melakukan audit data base, membuat itur sistem quality control, dan membentuk tim
monitoring update data.
6. Melakukan standardisasi dan sertiikasi template putusan Mahkamah Agung RI
Template putusan merupakan faktor yang mempengaruhi upaya percepatan penyelesaian minutasi perkara di Mahkamah Agung RI. Ketersediaan template
untuk semua jenis perkara yang menjadi kewenangan dan standarisasinya akan memudahkan penyediaan draft putusan sebelum putusan tersebut
dibacakan. Keberadaan template yang terstandarkan memiliki keterkaitan dengan ketersediaan dokumen elektronik yang diwajibkan oleh SEMA 14
Tahun 2010. Sejalan dengan modernisasi manajemen perkara, Mahkamah Agung RI akan melakukan elektronisasi template berbasis aplikasi.
Indikator Kinerja Utama
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2005 tentang Kepaniteraan Mahkamah Agung RI jo Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI Nomor :
KMA018SKIII2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kepaniteraan Mahkamah Agung RI dijelaskan bahwa Kepaniteraan Mahkamah Agung
RI mempunyai tugas pokok melaksanakan pemberian dukungan di bidang teknis dan administrasi justisial kepada Majelis Hakim Agung dalam
memeriksa, mengadili, dan memutus perkara, serta melaksanakan administrasi penyelesaian putusan Mahkamah Agung RI.
Sesuai dengan tugas pokoknya tersebut dalam melaksanakan aktivitas rutinnya diarahkan pada pencapaian program yang telah ditetapkan dalam
rencana kinerja tahunan yaitu penyelesaian perkara. Untuk mengukur tingkat keberhasilan pelaksanaan program tersebut, Kepaniteraan Mahkamah
Agung RI telah menyusun tiga Indikator Kinerja Utama Key Indicator Performance
yaitu : a. Penyelesaian perkara dilakukan dengan cepat
b. Penyelesaian minutasi perkara yang tepat waktu; c. Penurunan tunggakan perkara;