Laporan Tahunan Mahkamah Agung RI - Tahun 2011
374 374
BAGIAN 10
V. PERDATA UMUM
1.
01 KPdt.Sus2010 Nomor Putusan
:
01 KPdt.Sus2010
Jenis Perkara :
Perdata Arbitrase
Isu Kunci :
Arbitrase – Permohonan Penetapan Eksekusi - Anti Suit Injunction Arbitrase Internasional – Non Eksekuatur tidak
dapat dilaksanakan – Public Order.
Majelis Hakim Agung
:
1. DR. Hariin A. Tumpa, S.H., M.H. Ketua Majelis
2. Prof. Rehgena Purba, S.H., M.S. Hakim Anggota
3. DR.H. Mohammad Saleh, S.H., M.H. Hakim Anggota
a. Resume Perkara
Pada tanggal 28 Oktober 2008, Pengadilan Negeri Jakarta Pusat melakukan penolakan penetapan permohonan eksekusi Putusan
Arbitrase Singaporean International Arbitration Centre SIAC No. 062 Tahun 2008.
1 Putusan SIAC tersebut merupakan putusan Anti Suit Injunction yang berisi perintah bagi termohon kasasi untuk tidak melakukan
tindakan-tindakan hukum terkait dengan sengketa dagang yang diatur di dalam Pasal 17.4 SSA Subscription and Shareholders
Agreement , perjanjian antara para pemohon dengan termohon,
yang mengatur mengenai usaha patungan antara para pemohon dengan termohon;
2 Putusan tersebut terkait dengan tindakan hukum termohon, yang mendaftarkan gugatan perbuatan melawan hukum kepada
pemohon, kepada Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, pada tanggal 2 September 2008 Nomor 1100Pdt.G2008PN.JKT.SEL;
3 Bahwa terkait dengan permohonan eksekusi putusan Nomor 062 Tahun 2008 tersebut, Pengadilan Negeri Jakarta Pusat melakukan
penolakan, yang pada pokoknya berpendapat bahwa putusan SIAC Nomor 0622008 merupakan intervensi terhadap berlakunya
tertib Hukum Acara Perdata di Indonesia, yang dapat dilihat dalam amarnya yang berbunyi : “Segera menghentikan proses peradilan
di Indonesia kasus No.1100Pdt.G2008PN.JKT.SEL”;
Laporan Tahunan Mahkamah Agung RI - Tahun 2011
375 375
BAGIAN 10
4 Bahwa terhadap keputusan tersebut, para pemohon mengajukan keberatan dengan alasan pada pokonya, bahwa PN Jakarta
Pusat telah menganggap permohonan penetapan eksekusi sebagai sebuah perkara, namun jikapun demikian, tidak pernah
memberikan kesempatan kepada pihak pemohon untuk melakukan bantahan atau sanggahan; PN Jakarta Pusat, telah secara
keliru menafsirkan Putusan SIAC No. 0622008, karena putusan tersebut pada dasarnya hanya menegakan isi dari Klausul 17.4
dari SSA, yang telah disepakati dan disetujui oleh para termohon dan para pemohon. Oleh karenanya, hal ini merupakan bagian
dari sengketa perdagangan; dan PN Jakarta Pusat telah keliru menetapkan putusan SIAC No.0682008, sebagai non-eksekuatur
karena putusan tersebut telah memenuhi persyaratan sebagai mana dinyatakan dalam Pasal 66 Undang-Undang 30 Tahun 1999
dan seharusnya dapat dilaksanakan di seluruh wilayah Republik Indonesia.
b. Ringkasan Pertimbangan Majelis
1 Pada pokoknya: • bahwa PN Pusat telah secara tepat menjalankan hukum acara,
dengan memberikan kesempatan bagi pihak termohon untuk melakukan sanggahan jika mempertahankan hak-haknya yang
dilanggar atau terancam dalam Azas “Point d’ intérêt, Point d’ action
”, walaupun hal tersebut tidak ditegaskan dalam Pasal 66;
• bahwa perintah dalam putusan arbitrase tersebut untuk menghetikan proses peradilan di Indonesia, melanggar asas
kedaulatan sovereignty dari Negara Republik Indonesia. Hal ini merupakan pelangaran dari ketertiban umum public order
di Indonesia; dan • materi yang termuat dalam putusan arbitrase SIAC tersebut
bukan termasuk dalam bidang perdagangan tetapi termasuk dalam hukum acara.
c. Ringkasan Amar Putusan
• Menolak permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi; dan • Menghukum para Pemohon kasasi untuk membayar biaya perkara
dalam tingkat kasasi ini sebesar Rp. 500.000,- lima ratus ribu rupiah.