Pembinaan Hakim Tindak Pidana Korupsi

Laporan Tahunan Mahkamah Agung RI - Tahun 2011 204 204 BAGIAN 5 pendalaman materi Hukum Acara yang diikuti sebanyak 122 orang. Secara tabel pembinaan Hakim Tipikor tahun 2011 dapat digambarkan sebagai berikut: Tabel 4 Pembinaan Hakim Tipikor tahun Anggaran 2011 No. Kegiatan Peserta Jumlah Peserta 1 Pembinaan Penyelesaian Perkara Korupsi Angkatan XI Hakim Tipikor Tingkat Banding 40 2 Pembinaan Penyelesaian Perkara Korupsi Angkatan XI Hakim Tipikor Tingkat Pertama 80 3 Pendalaman materi Hukum Acara Perkara Tipikor Hakim Ad-Hoc Tipikor 122 Dibawah ini sebaran jumlah hakim tipikor baik hakim karir ataupun hakim ad- hoc di seluruh Indonesia dapat digambarkan dalam tabel sebagai berikut: Tabel 5 Sebaran Jumlah Hakim Pengadilan Tipikor 2011 NO KETERANGAN KELAS HAKIM KARIR HAKIM AD HOC TOTAL 1 2 3 4 5 HAKIM TK. PERTAMA 1 PN JAKARTA PUSAT I.A K 11 8 19 2 PN BANDUNG I.A K 9 6 15 3 PN SERANG I.A 7 4 11 4 PN SEMARANG I.A K 7 8 15 5 PN YOGYAKARTA I.A 6 4 10 6 PN SURABAYA I.A K 7 8 15 7 PN BANDA ACEH I.A 3 3 6 8 PN MEDAN I.A K 11 6 17 9 PN PADANG I.A 6 4 10 10 PN PEKANBARU I.A 6 4 10 11 PN TANJUNG PINANG I.A 4 3 7 12 PN JAMBI I.A 4 4 8 Laporan Tahunan Mahkamah Agung RI - Tahun 2011 205 205 BAGIAN 5 13 PN PALEMBANG I.A K 7 5 12 14 PN PANGKALPINANG I.B 4 2 6 15 PN BENGKULU I.A 3 4 7 16 PN TANJUNG KARANG I.A 7 4 11 17 PN PONTIANAK I.A 6 4 10 18 PN PALANGKARAYA I.A 3 4 7 19 PN BANJARMASIN I.A 8 4 12 20 PN SAMARINDA I.A 6 4 10 21 PN MAKASSAR I.A K 7 6 13 22 PN MAMUJU I.B 2 3 5 23 PN KENDARI I.A 4 3 7 24 PN PALU I.A 3 3 6 25 PN MANADO I.A 5 3 8 26 PN GORONTALO I.B 4 3 7 27 PN AMBON I.A 3 3 6 28 PN TERNATE I.B 3 2 5 29 PN JAYAPURA I.A 4 4 8 30 PN MANOKWARI II 2 2 4 31 PN DENPASAR I.A 4 4 8 32 PN MATARAM I.A 7 3 10 33 PN KUPANG I.A 3 4 7 JUMLAH 176 136 312 HAKIM TK. BANDING 1 PT JAKARTA 10 5 15 2 PT BANDUNG 6 3 9 3 PT BANTEN 8 3 11 4 PT SEMARANG 6 2 8 5 PT YOGYAKARTA 7 2 9 6 PT SURABAYA 10 3 13 7 PT BANDA ACEH 4 2 6 Laporan Tahunan Mahkamah Agung RI - Tahun 2011 206 206 BAGIAN 5 8 PT MEDAN 7 2 9 9 PT PADANG 5 2 7 10 PT PEKANBARU 8 2 10 11 PT JAMBI 5 2 7 12 PT PALEMBANG 8 2 10 13 PT BANGKA BELITUNG 6 2 8 14 PT BENGKULU 4 2 6 15 PT TANJUNG KARANG 6 2 8 16 PT PONTIANAK 6 2 8 17 PT PALANGKARAYA 4 2 6 18 PT BANJARMASIN 4 2 6 19 PT SAMARINDA 7 2 9 20 PT MAKASSAR 7 2 9 21 PT KENDARI 5 2 7 22 PT PALU 4 2 6 23 PT MANADO 4 2 6 24 PT GORONTALO 4 2 6 25 PT AMBON 5 2 7 26 PT MALUKU UTARA 3 2 5 27 PT JAYAPURA 4 2 6 28 PT DENPASAR 4 2 6 29 PT MATARAM 7 2 9 30 PT KUPANG 6 2 8 JUMLAH 174 66 240 HAKIM TK. KASASI 1 MAHKAMAH AGUNG RI 8 8 JUMLAH KESELURUHAN 350 210 560 Laporan Tahunan Mahkamah Agung RI - Tahun 2011 207 207 BAGIAN 5

4. Formasi Hakim Agung

Penerapan sistem kamar di Mahkamah Agung telah ditetapkan berdasarkan Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI Nomor: 142KMASKIX2011 tentang Pedoman Penerapan Sistem Kamar di Mahkamah Agung. Kemudian ditindaklanjuti dengan Keputusan Mahkamah Agung RI Nomor : 143KMA SKXI2011 tentang Penunjukan Ketua Kamar Dalam Sistem Kamar pada Mahkamah Agung RI dan Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI Nomor : 144KMASKIX2011 tentang Penunjukan Hakim Agung sebagai Anggota Kamar Perkara Dalam Sistem Kamar pada Mahkamah Agung RI. Berdasarkan Keputusan Mahkamah Agung tersebut, penanganan perkara kasasi dan peninjauan kembali di Mahkamah Agung di bagi menjadi lima kamar yaitu : a Kamar Pidana, b Kamar Perdata, c Kamar Tata Usaha Negara, d Kamar Agama, dan e Kamar Militer, sedangkan untuk perkara permohonan grasi, permohonan fatwa, hak uji materiil, dan sengketa kewenangan antara Lingkungan Peradilan diperiksa dan diputus dengan mekanisme khusus di luar kamar dengan majelis hakim yang terdiri dari atas Hakim-Hakim Agung dari beberapa kamar sekaligus. Sistem kamar tersebut mulai efektif berjalan sejak 1 Oktober 2011, selama masa transisi sampai dengan bulan April 2014 penerapan sistem kamar dilakukan dengan penyesuaian terhadap kondisi dan struktural organisasi Mahkamah Agung saat ini. Untuk itu dimungkinkan adanya perubahan- perubahan administrasi yang diperlukan dalam penanganan perkara sistem kamar di Mahkamah Agung. Adapun yang menjadi tujuan penerapan sistem kamar ini adalah untuk menjaga konsistensi putusan, meningkatkan profesionalitas Hakim Agung, serta mempercepat proses penanganan perkara di Mahkamah Agung. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung, yang telah mengalami dua kali perubahan, yaitu perubahan pertama Undang-undang Nomor 5 Tahun 2004 dan perubahan kedua yaitu Undang- undang Nomor 3 Tahun 2009, Pasal 4 Ayat 3 menyebutkan bahwa “jumlah Hakim Agung paling banyak 60 enam puluh orang”. Berdasarkan formasi jumlah Hakim Agung tersebut, maka dengan diterapkannya sistem kamar di Mahkamah Agung pengisian formasi kebutuhan Hakim Agung disesuaikan dengan beban atau jumlah perkara yang ditangani oleh Laporan Tahunan Mahkamah Agung RI - Tahun 2011 208 208 BAGIAN 5 masing-masing kamar . Selanjutnya penetapan Hakim Agung di masing- masing kamar ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung. Komposisi Hakim Agung tahun 2011 sebagaimana terdapat pada tabel di bawah ini: Tabel 6 Sebaran Hakim Agung Tahun 2011 Jabatan Jumlah Ketua Mahkamah Agung 1 Wakil Ketua Mahkamah Agung Bidang Yudisial 1 Wakil Ketua Mahkamah Agung Bidang Non-Yudisial 1 Ketua Muda 9 Hakim Agung 42 Jumlah Keseluruhan 54

III. PEMBINAAN JALUR KARIR DI MAHKAMAH AGUNG

1. Promosi dan Mutasi Tenaga Teknis a. Hakim

Promosi dan mutasi adalah perpindahan tugas seorang hakim dari suatu tempat ke tempat tugas yang baru, baik di lingkungan Pengadilan Tingkat Pertama maupun lingkungan Pengadilan Tingkat Banding dalam posisi yang tetap sebagai Hakim, Wakil Ketua atau Ketua Pengadilan. Promosi dan mutasi hakim di lingkungan peradilan dilakukan dengan mempertimbangkan bakat dan kemampuan hakim. Kesempatan yang sama dimiliki oleh setiap hakim dalam mendapatkan mutasi dan promosi jabatan didasarkan penilaian integritas, kinerjaprestasi kerja serta kualiikasi dan pendidikanpelatihan yang bersangkutan. Mutasi dan promosi dilakukan dalam upaya mengisi kekosongan formasi suatu pengadilan dan dilakukan dalam rangka mewujudkan proses pembinaan karier hakim yang terencana, objektif dan berkeadilan dalam upaya peningkatan kinerja hakim dalam melaksanakan tugas- tugasnya. Selama tahun 2011 Mahkamah Agung telah melakukan promosi dan mutasi hakim pada empat lingkungan peradilan di seluruh Indonesia dengan data seperti digambarkan di tabel 7.