PENDAHULUAN Pelayanan dan Bantuan Hukum Kepada Masyarakat Miskin dan Marginal

Laporan Tahunan Mahkamah Agung RI - Tahun 2011 20 20 BAGIAN 2 Langkah strategis yang menjadi ranah pembaruan fungsi teknis adalah: pembatasan kasasi dan peninjauan kembali, penerapan sistem kamar secara konsisten, penyederhanaan proses berperkara, dan penguatan akses kepada keadilan. Sementara untuk agenda pembaruan di domain manajemen perkara meliputi: modernisasi manajemen perkara, penataan ulang organisasi manajemen perkara, dan penataan ulang proses manajemen perkara. Pada tahun 2011 yang merupakan fase lima tahun pertama 2010-2015 dari rencana jangka panjang pembaruan peradilan 2010-2035, Mahkamah Agung RI telah melakukan beberapa langkah strategis di domain pembaruan fungsi teknis dan manajemen perkara sebagai berikut:

1. Penerapan sistem kamar di Mahkamah Agung RI

Mahkamah Agung RI menerapkan sistem kamar terhitung mulai tanggal 19 September 2011 dengan Surat Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI Nomor 142KMASKIX2011 tanggal 19 September 2011 tentang Pedoman Penerapan Sistem Kamar di Mahkamah Agung RI. Dalam SK tersebut, Mahkamah Agung RI menetapkan bahwa terdapat 5 lima kamar untuk menangani perkara kasasi dan peninjauan kembali yaitu: kamar perdata, kamar pidana, kamar agama, kamar militer dan kamar tata usaha negara. Dengan adanya SK tersebut, terhitung mulai tanggal 19 September 2011, Mahkamah Agung RI melakukan perubahan sistem penanganan perkara dari sistem Tim ke Sistem Kamar. Untuk mendukung implementasi sistem kamar, Mahkamah Agung RI juga telah menerbitkan beberapa surat keputusan, yaitu : - Surat Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI Nomor : 143KMASK IX2011 tanggal 19 September 2011 tentang Penunjukan Ketua Kamar dalam Sistem Kamar pada Mahkamah Agung RI Republik Indonesia; - Surat Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI Nomor 144KMASK IX2011 tanggal 19 September 2011 tentang Penunjukan Hakim Agung sebagai Anggota Kamar dalam Sistem Kamar pada Mahkamah Agung RI Republik Indonesia; - Surat Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI Nomor 162KMA SKX2011 tanggal 24 Oktober 2011 tentang Pemberian Nama TIM pada Kamar –Kamar Perkara pada Mahkamah Agung RI Republik Indonesia; Laporan Tahunan Mahkamah Agung RI - Tahun 2011 21 21 BAGIAN 2 - Surat Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI Nomor 163KMA SKX2011 tanggal 24 Oktober 2011 tentang Perubahan Surat Keputusan 144KMASKIX2011 tentang Penunjukan Hakim Agung sebagai Anggota Kamar dalam Sistem Kamar pada Mahkamah Agung RI Republik Indonesia; - Surat Ketua Mahkamah Agung RI Nomor 171KMAHK.01XII2011 tanggal 17 Desember 2011 perihal Pelengkap Aturan Sistem Kamar. 2. Memperkuat Manajemen Pengetahuan Knowledge Management Pengiriman dan Pengelolaan Dokumen Elektronik khususnya untuk mendukung SEMA 14 Tahun 2010 SEMA 14 Tahun 2010 tentang Dokumen Elektronik sebagai Kelengkapan Permohonan Kasasi dan Peninjauan Kembali memberikan efek domino terhadap tuntutan perubahan prilaku aparatur pengadilan dalam menangani dokumen elektronik. Hal ini didasarkan pada fakta bahwa meskipun kini dipastikan semua putusan diketik menggunakan komputer namun untuk mereproduksi putusan tersebut tidak mudah, apalagi interval waktu dari selesainya pengetikan dan reproduksi cukup lama. Hal ini dikarenakan beberapa prilaku kerja yang belum profesional, misalnya : ile ditindih dengan dokumen baru, penamaan ile tidak menunjukkan substansi dokumen sehingga susah dicari, ile disimpan di komputer atau laptop pribadi sehingga untuk mendapatkannya kesulitan. Bahkan, tidak jarang ile gagal ditemukan karena tersimpan di laptop pribadi yang pemiliknya mutasi. Oleh karena itu penguatan manajemen pengetahuan penanganan dokumen elektronik mutlak diperlukan. Sehingga untuk kegiatan ini Kepaniteraan Mahkamah Agung RI didukung oleh Tim Asistensi Pembaruan Peradilan telah menyelenggarakan berbagai upaya untuk kepentingan tersebut. 3. Menambahkan itur komunikasi data pengiriman dokumen elektronik dari pengadilan tingkat pertama ke Mahkamah Agung RI pada Direktori Putusan Mahkamah Agung RI SEMA 14 Tahun 2010 menambah kewajiban bagi pengadilan untuk menyertakan dokumen elektronik ketika ada pengajuan kasasi dan peninjauan kembali. Oleh karena itu perlu diciptakan sistem pengiriman