66 memberikan pembelajaran seni tari kepada siswa dengan maksimal
karena ruangan yang cukup luas untuk menari bersama.
f. Sekolah Dasar Negeri 3
Kemudian sekolah dasar negeri terakhir yaitu sebagai yang keenam, yang peneliti dijadikan sebagai tempat penelitian adalah
sekolah dasar negeri 3. Sekolah dasar negeri 3 ini berada dipinggir jalan raya yang ramai padat kendaraan. Walaupun terletak di tengah
kota, namun suara bising kendaraan tidak sampai mengganggu pembelajaran di lingkungan sekolah. Bangunan sekolah yang terdiri
dari Taman Kanak-kanak TK, SD, SMP, SMA dan beberapa gedung kampus ini tetap kondusif untuk melakukan pembelajaran sehari-hari.
Sekolah dasar negeri 3 ini mempunyai ruang kelas, ruang guru, ruang kepala sekolah, perpustakaan dan UKS. Selain itu, terdapat sebuah
kolam ikan di depan ruang guru. Pada saat peneliti datang pertama kali di sekolah tersebut, air dalam kolam ikan itu terlihat keruh dan
tidak terawat. Karena air dalam kolam ikan itu terlalu keruh, ikan yang terdapat di dalam kolam itu sampai tidak terlihat apabila tidak
diperhatikan dengan cermat. Sekolah dasar negeri 3 ini mempunyai sebuah panggung atau
pendopo. Pendopo ini berhimpitan dengan sebuah ruangan yang merupakan
tempat untuk
menyimpan peralatan
karawitan. Pembelajaran seni tari di sekolah dasar negeri 3 ini dilaksanakan di
67 pendopo ini. Siswa-siswa berkumpul dan mengikuti pembelajaran seni
tari dengan bimbingan dari guru tari. Peneliti melakukan wawancara terhadap keenam informan yang
terdiri dari tiga informan yang merupakan guru sekolah dasar swasta dan tiga informan yang merupakan guru sekolah dasar negeri.
Wawancara yang dilakukan oleh peneliti adalah wawancara semi tersturktur. Peneliti juga melakukan pendekatan kepada masing-
masing informan suapaya terbangun relasi yang baik antara peneliti dan informan.
3. Deskripsi Penelitian dan Hasil Penelitian
a. Informan I
1 Latar Belakang Informan I
Informan pertama dalam penelitian ini adalah Ibu Poppy, seorang ibu rumah tangga yang mempunyai empat orang anak dan suami yang
menjadi seorang guru SMA, namun sekarang sudah pensiun. Sebenarnya, Ibu Poppy ini bukan merupakan lulusan dari fakultas atau prodi seni tari,
melainkan lulusan dari teknik industri. Ibu Poppy belajar seni tari dari suaminya yang bernama Bapak Pura . Sudah sejak SMA Ibu Poppy
menggeluti kegiatan seni tari bersama sang suami, Bapak Pura ini, tidak heran jika sampai pada saat ini Ibu Poppy mampu membimbing dan
menjadi seorang guru tari di sekolah dasar. Selain menjadi seorang guru tari di sekolah dasar, Ibu Poppy ini membuka warung dan counter pulsa
68 di rumahnya untuk mengisi waktu senggang sekaligus menambah
penghasilan. Ibu Poppy ini sudah mengajar di sekolah dasar swasta 1 ini sudah
hampir 20 tahun. Ibu Poppy mengajar dan membimbing pembelajaran seni tari kepada seluruh siswa. Namun, saat masuk tahun ajaran
20142015, Ibu Poppy ini mengundurkan diri dari sekolah dasar swasta 1 karena faktor usia dan faktor penggajian yang kurang sesuai. Sebenarnya
peneliti sempat merasa kebingungan karena guru seni tari di sekolah dasar negeri 1 ini mengundurkan diri, tetapi atas usulan dan
pertimbangan dari dosen pembimbing akhirnya peneliti tetap mencari dimana guru seni tari sekolah dasar swasta 1 untuk melakukan
wawancara. Peneliti mencari informasi kepada beberapa teman guru dan akhirnya peneliti menemukan tempat tinggal dari Ibu Poppy ini. Peneliti
melakukan wawancara di rumah Ibu Poppy yang dilakukan pada 20 Oktober 2014 yang berlangsung dari pukul 13.30-16.45 WIB.
2 Dinamika Pembelajaran Seni Tari di Sekolah Dasar
Selama melakukan wawancara dengan Ibu Poppy yang selama hampir 20 tahun menjadi guru seni tari sekolah dasar 1 ini, peneliti
menemukan bahwa seni tari yang dilaksanakan di sekolah dasar swasta 1 ini dilaksanakan sebagai kegiatan ekstrakurikuler. Ibu Poppy seni tari
sekolah dasar swasta 1 ini mengajarkan kepada para siswanya dengan menari tari kreasi baru namun masih menganut gerak dasar dalam tarian