Keuangan dan Pembiayaan Kedudukan Pembelajaran Seni Tari dalam Pembelajaran di Sekolah

29 taman sekolah untuk pengajaran mata pelajaran IPA, halaman sekolah sekaligus lapangan olahraga, komponen tersebut merupakan sarana pendidikan Hafizd, 2005. Manajemen sarana dan prasarana pendidikan bertugas mengatur dan menjaga sarana dan prasarana pendidikan agar dapat memberikan kontribusi secara optimal dan berarti pada jalannya proses pendidikan. Kegiatan pengelolaan ini meliputi kegiatan perencanaan, pengadaan, pengawasan, penyimpanan investasi dan penghapusan serta penataan. Manajemen sarana dan prasarana yang baik diharapkan dapat menciptakan sekolah yang bersih, rapi, indah sehingga menciptakan kondisi yang menyenangkan baik bagi guru maupun murid untuk berada di sekolah. Di samping itu juga diharapkan tersedianya alat-alat atau fasilitas belajar yang memadai secara kuantitatif, kualitatif dan relevan dengan kebutuhan serta dapat dimanfaatkan secara optimal untuk kepentingan proses pemdidikan dan pengajaran, baik guru sebagai pengajar maupun murid-murid sebagai pelajar Mulyasa, 2005.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Dalam menuliskan penelitian ini, peneliti juga memasukan beberapa contoh jurnal penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti dan peneliti sedikit mengutip teori serta konsep yang ada pada jurnal penelitian tersebut. Peneliti belum menemukan jurnal penelitian yang sama, namun peneliti mencoba untuk mengkaitkan judul penelitian yang satu dengan yang lain dengan judul Mengidentifikasi Dinamika Pembelajaran Seni Tari di Sekolah Dasar. 30 Penelitian yang pertama dilakukan oleh Komalasari 2007 tentang Aplikasi Model Pembelajaran Tari Pendidikan di SDN Nilem Bandung. Pada penelitian ini, Komalasari menggunakan metode kombinasi, yaitu kualitatif dan kuantitaif. Pengolahan data penelititian dilakukan secara kuantitatif disertai dengan pendeskripsian data secara kualitatif untuk memperjelas data kuantitatif. Penelitian ini menggunakan rancangan survey. Subjek penelitian adalah seluruh siswa dikelas rendah yaitu kelas 1, 2 dan 3 dan guru kelas SDN Nilem Bandung yang berjumlah sepuluh orang guru kelas. Objek penelitian adalah aplikasi model pembelajaran tari pendidikan di SDN Nilem Bandung. Pengumpulan data dilakukan dengan tahapan survey awal. Setelah melakukan tahap survey awal, peneliti melakukan tahap selanjutnya yaitu dengan memberikan sosialisasi kepada sepuluh orang guru kelas berupa workshop bersama dan yang terakhir adalah tahap uji coba model pembelajaran tari pendidikan setelah guru diberikan sosialisasi. Analisis data dilakukan dengan sistem SPSS. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwat terdapat peningkatan dalam aspek pengembangan kreativitas siswa setelah dilakukan uji model tari pendidikan dengan tingkat keberhasilan ujicoba model pembelajaran tari pendidikan di SDN Nilem Bandung sangat signifikan atau tingkat keberhasilan yang berarti. Peningkatan Mutu Pembelajaran Seni Tari di Sekolah Dasar adalah judul penelitian yang dilakukan oleh Iriana 2008. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara semi terstuktur kepada guru-guru disekolah dasar, guru tari di sekolah dan orang tua siswa. Sedangkan untuk analisis data, dilakukan melalui langkah-langkah kualitatif, yaitu mulai dari 31 reduksi data, klasifikasi data dan memberikan penafsiran serta interpretasi dan mengambil kesimpulan. Dalam penelitian ini menemukan empat hal salah satu diantaranya adalah bahwa pembelajaran seni tari di SD mempunyai fungsi membantu pertumbuhan dan perkembangan siswa, memberikan perkembangan estetik dan membantu penyempurnaan kehidupan. Pembelajaran seni tari di sekolah dasar dapat dilakukan dengan cara berkelompok atau biasa yang disebut metode berkelompok. Dengan menggunakan metode berkelompok ini mampu meningkatkan kemampuan menari siswa sekolah dasar. Selain dengan meningkatkan kemampuan menari siswa, siswa juga terlatih untuk saling membantu satu sama lain. Penelitian ini dilakukan oleh Dewi, dkk 2013, di SD Plus Margamah Padang dengan metode penelitian tindakan kelas. Objek penelitian dilakukan pada siswa di SD Plus Marhamah Padang pada semua siswa kelas VA yang berjumlah 24 siswa. Pengumpulan data dilakukan melalui metode kelompok dalam dua siklus. Siklus pertama dilakukan tiga kali pertemuan dan siklus kedua dilakukan dua kali pertemuan. Analisis data menggunakan rumus persentasi yaitu, p = x 100 menurut Sudjono dalam Dewi, 2013. Kemampuan menari siswa dalam menggunakan metode kelompok yang disusun dua siklus rata-rata nilai kelas yang diperoleh siswa kelas VA pada siklus pertama adalah 61,87 dan pada siklus kedua sialah 73,75 dengan Kriteria Ketuntasan Minimum KKM ialah 65. Dalam jurnal penelitian selanjutnya yang berjudul Pelajaran Tari: Image dan Kontribusinya Terhadap Pembentukan Karakter Anak yang dilakukan oleh Kuswarsantyo 2012, mengungkapkan bahwa secara fungsional pembelajaran 32 seni tari memiliki fungsi dan tujuan sebagai media untuk mengembangkan sikap dan kemampuan agar siswa mampu berkreasi dan peka dalam berkesenian. Membentuk budi pekerti pada anak itu mulai dapat disisipkan, termasuk cara penyampaian yang sesuai dengan karakteristik pembelajaran seni tari yang akan disampaikan oleh guru. Misalnya, proses berjalan menuju ke tempat pertunjukan, tata cara naik ke atas pentas, dan bagaimana bersikap terhadap guru yang sedang mengajar. Hal tersebut merupakan bagian dari proses pembentukan karakter sebelum memasuki materi pembelajaran seni tari yang akan diajarkan. Dari pembelajaran tari yang diajarkanpun dapat dijadikan media untuk membentuk perilaku siswa. Semua aspek tersebut dapat diuraikan sebagai media untuk membentuk karakter anak, karena makna dibalik sebuah tarian itu sendiri merupakan pendidikan batin yang tertuju pada kehalusan jiwa. Pendidikan batin yang dimaksud adalah kehalusan budi pekerti yang meliputi cara berpikir, pandangan hidup dalam kaitannya dengan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Berbeda dengan penelitian terdahulu, dalam penelitian yang berjudul Mengidentifikasi Dinamika Pembelajaran Seni Tari di Sekolah Dasar, peneliti mencari lebih banyak temuan tentang bagaimana pembelajaran seni tari dilaksanakan di sekolah dasar. Peneliti melaksanakan penelitian ini di enam sekolah dasar, yang terbagai menjadi tiga sekolah dasar swasta dan tiga sekolah dasar negeri. Jenis penelitian yang peneliti gunakan adalah kualitatif deskriptif dengan menggunakan pendekatan fenomenologi. Pendekatan fenomenologi peneliti gunakan dalam penelitian ini karena peneliti ingin menggali esensi makna