Pengertian Dongeng LANDASAN TEORI

Di jaman sekarang ini, cerita prosa rakyat yang merupakan tradisi lisan masyarakat, masih banyak dijumpai. Meskipun cerita-cerita tersebut yang dahulu penyebarannya masih dari mulut ke mulut cerita lisan, sekarang sudah banyak yang dikemas ulang menjadi suatu sajian yang menarik seperti yang sering ditayangkan di layar kaca, ataupun ke dalam bentuk tulisan yakni buku atau novel sastra tulis. Mengenai cerita prosa rakyat, William R. Bascom dalam Dananjaya 1986 : 50 membagi cerita prosa rakyat tersebut menjadi tiga golongan besar, yaitu 1 mite myth, 2 legenda legend, 3 dongeng folktale. Dongeng adalah cerita pendek kolektif kesusastraan lisan. Dongeng merupakan cerita prosa rakyat yang tidak dianggap benar-benar terjadi. Dongeng diceritakan terutama untuk hiburan, walaupun banyak juga yang melukiskan kebenaran, berisikan pelajaran moral, atau bahkan sindiran. James Dananjaya, 1986 : 83. Dongeng adalah prosa rakyat yang tidak dianggap benar-benar terjadi oleh yang empunya cerita dan dongeng tidak terikat oleh waktu maupun tempat Bascom dalam James Dananjaya, 1986 : 50. Anti Aarne dan Stith Thompson The Types of the folktale dalam James Dananjaya 1986 : 86 membagi jenis-jenis dongeng ke dalam empat golongan besar, yakni : Dongeng binatang animal tales, Dongeng biasa ordinary tales, Lelucon dan anekdot jokes and anecdotes, dan Dongeng berumus formula tales. Berdasar pada penjenisan dongeng di atas, Serat Cariyos Sewu Satunggal Dalu 2 tergolong ke dalam jenis dongeng kedua yakni jenis dongeng biasa. Dongeng biasa adalah, jenis dongeng yang ditokohi manusia dan biasanya adalah kisah suka duka seseorang. Hal ini dikaitkan dengan Serat Cariyos Sewu Satunggal Dalu 2, karena dongeng yang digambarkan di dalam naskah ini adalah sebuah dongeng yang menceritakan sebuah kisah suka duka seorang tokoh manusia yang bernama Seherah Sadhe.

E. Pengertian Moral

Istilah moral berasal dari bahasa Latin. Bentuk tunggal kata moral yaitu mos, sedangkan bentuk jamaknya adalah mores yang masing-masing mempunyai arti yang sama yakni kebiasaan atau adat. Maka moral adalah nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya Wikipedia, 2008. Franz Magnis Suseno 1993 : 15 menyatakan bahwa ajaran moral adalah ajaran, wejangan-wejangan, atau khotbah-khotbah sebagai kumpulan ketetapan baik secara lisan maupun tertulis tentang bagaimana manusia harus hidup dan bertindak agar menjadi manusia yang baik. KBBI 2007 menerangkan bahwa moral adalah ajaran tentang baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, dan sebagainya; akhlak, budi pekerti, susila. Moral juga berarti kondisi mental yang membuat orang tetap berani, bersemangat, bergairah, berdisiplin; isi hati atau keadaan perasaan sebagaimana terungkap dalam perbuatan, ataupun juga ajaran kesusilaan yang dapat ditarik dari suatu cerita. Istilah bermoral misalnya : tokoh bermoral tinggi, berarti mempunyai pertimbangan baik dan buruk, namun tidak jarang pengertian baik buruk itu sendiri dalam hal-hal tertentu bersifat relatif. Artinya, suatu hal yang dipandang baik oleh orang yang satu atau bangsa pada umumnya, belum tentu sama bagi orang yang lain, atau bangsa yang lain. Pandangan seseorang tentang moral, nilai- nilai, dan kecenderungan-kecenderungan, biasanya dipengaruhi oleh pandangan hidup bangsanya. Berkaitan dengan hal tersebut, ajaran moral ternyata tidak hanya didapatkan dari buku-buku, kitab, ataupun ketetapan-ketetapan lain yang bersifat berat, serius dan resmi. Ajaran moral juga dapat diperoleh dari sesuatu yang penyampaiannya lebih bersifat santai dan ringan sehingga mudah diterima. Salah satunya adalah dari cerita dalam karya sastra pada umumnya, dan naskah pada khususnya. Moral dalam cerita Kenny 1966 dalam Burhan Nurgiantoro biasanya dimaksudkan sebagai suatu saran yang berhubungan dengan ajaran moral tertentu yang bersifat praktis, yang dapat diambil dan ditafsirkan lewat cerita yang bersangkutan oleh pembaca. Ia merupakan petunjuk yang sengaja diberikan oleh pengarang tentang berbagai hal yang berhubungan dengan masalah kehidupan, seperti sikap, tingkah laku, dan sopan santun pergaulan. Melalui cerita, sikap, dan tingkah laku tokoh-tokoh itulah pembaca diharapkan dapat mengambil hikmah dari pesan-pesan moral yang disampaikan, yang diamanatkan. Moral dalam karya sastra dapat dipandang sebagai amanat, pesan. Bahkan unsur amanat itu sebenarnya merupakan gagasan yang mendasari penulisan karya itu, gagasan yang mendasari diciptakannya karya sastra sebagai pendukung pesan. Jadi moral merupakan sesuatu yang ingin disampaikan oleh