Kerjasama Dephut dan Lembaga International dalam Penggunaan RADAR untuk Mendukung Pengelolaan Hutan Yang
Lestari
Iwan Setiawan, Priyambudi Santoso
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kehutanan, Departemen Kehutanan stwan06gmail.com
ABSTRACT
Indonesia is one of the countrys most rapid decreased in forested area. Forested area in Indonesia has decreased due to illegal logging, forest conversion into oil palm plantation, conversions into other activities.
One of the contribution of spatial applications is to utilize satellite imagery as tool for identification the location and measure the forested area. Department of Forestry as the government institutions that have competence to
provide and utilize remote sensing data especially in forestry applications has been using a variety of satellite imagery from optical imagery such as Landsat, SPOT and radar imagery such as ALOS MODIS and PALSAR
through cooperation with several international institutions such as EU, JICA, and other international institutions.
Key Words : Forestry, Satellite, imagery, international
1. PENDAHULUAN
Indonesia merupakan salah satu negara paling cepat dalam mengalami penurunan luas hutan. Wilayah-
wilayah hutan di Indonesia mengalami penurunan luas akibat penebangan liar, konvensi hutan untuk
perkebunan, serta konvensi hutan untuk kegiatan lainnya. Salah satu sumbangsih aplikasi spatial
adalah dengan memanfaatkan citra satelit sebagai alat bantu identifikasi lokasi dan luasan penutupan
hutan. Secara teknis kegiatan ini sangat mudah, hanya dengan memproses citra satelit kemudian
mengklasifikasikan ke dalam hutan dan non hutan, maka akan dapat diindentifikasikan wilayah-
wilayah yang hutannya masih luas atau sudah tidak ada hutan sama sekali. Penggunaan citra ini juga
dapat dipakai untuk mengidentifikasi kegiatan penebangan liar di kawasan hutan. Dengan
menggunakan analisis sederhana overlay dengan peta-peta batas wilayah kerja HPH misalnya, maka
wilayah yang dicurigai sebagai lokasi penebangan liar dapat diindetifikasi apakah masuk wilayah kerja
atau diluar wilayah kerja yang sudah memiliki ijin. Departemen Kehutanan sebagai instansi pemerintah
yang mempunyai kompetensi untuk menyediakan data penginderaan jauh dan memanfaatkannya
khususnya dalam aplikasi di bidang kehutanan telah menggunakan berbagai citra satelit mulai dari citra
optik seperti LANDSAT, SPOT sampai citra radar seperti ALOS, MODIS dan PALSAR melalui
kerjasama dengan beberapa lembaga international seperti Uni Eropa, JICA, dan lembaga international
lainnya.
2. KERJASAMA PENGGUNAAN RADAR
Beberapa kerjasama yang dilakukan Departemen Kehutanan dengan lembaga donor lain dalam
penggunaan RADAR diantaranya adalah:
A. ALOS Kyoto Carbon KC Initiative. Tujuan kerjasama ini adalah untuk menentukan,
mengembangkan dan memvalidasi pemetaan radar dan hasil-hasil monitoring yang diperoleh dari data
radar ALOS PALSAR l-band baik utnuk hutan maupun lahan basah. Produk yang dihasilkan
diharapkan sesuai dengan kebutuhan informasi yang spesifik berkaitan dengan konvensi
lingkungan, siklus karbon dan konservasi lingkungan. Mitra yang terkait dalam kerjasama ini
diantaranya adalah Japan Aerospace Exploration Agency JAXA EORC, University of Leicester,
Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Tengah,
95
Papua, Conservation International, Berbak National Park Wetlands International,
B. ESA INDREX-II campaign Pol-InSAR data evaluation - 2nd phase. Tujuan kerjasama ini adalah
penggunaaan misi Earth Observation generasi berikutnya untuk monitoring lingkungan. The
INDREX-II akan mendemonstrasikan kegunaan radar band- Lband dan radar band-P untuk aplikasi
di hutan tropis terutama untuk pemetaan biomass hutan dan monitoring. Mitra kerjasama ini adalah
German Aerospace Center DLR, SarVision Indonesia, Wageningen University, ESA.
C. Sistem Respon Cepat illegal logging menggunakan ENVISAT ASAR. Tujuan kerjasama
ini adalah penggunaan radar ENVISAT ASAR radar untuk monitoring lingkungan secara
sistematik terutama monitoring illegal logging di hutan tropis. Mitra kerja diantaranya Wageningen
University, Borneo Orang-utan Survival Foundation BOS, NIVR Netherlands Agency for
Aerospace Programmes
D. the Project for the support on Forest Resources Management through Leveraging Satellite Image
Information. Melalui kerjasama dengan JICA Japan International Cooperation Agency,
Departemen Kehutanan telah melakukan satu kerjasama dalam mendukung pengelolaan
sumberdaya hutan melalui penigkatan informasi citra satelit yang telah ditandatagani oleh Kepala
Badan Planologi Depertemen Kehutanan dan JICA. Tujuan dari kerjasama ini adalah meningkatkan
pengelolaan hutan secara lestari melalui peningkatan penilaian dan monitoring sumberdaya
hutan melalui pelatihan dan transfer teknologi.
Beberapa kegiatan yang dilakukan melalui kerjasama ini adalah:
1. Tren global penilaian dan monitoring sumberdaya hutan dengan metodologi
terkait seperti FRA 2010, penghitungan carbon denganREDD.
2. Perbandingan penggunaan teknologi PALSARMODIS.
3. Penggunaan teknik penilaian dalam sistem penilaian dan monitoring sumberdaya
hutan. 4. Transfer teknologi PALSARMODIS
kepada BAPLAN dan pengenalan system penilaian dan monitoring yang digunakan.
5. Pengoperasian peningkatan system tersebut.
6. Program pelatihan untuk perbaikan system untuk BAPLAN.
Adapun target lokasi untuk kerjasama ini adalah Kalimantan, dengan menggunakan citra MODIS,
ALOSPALSAR akan dihasilkan data interpretasi yang bebas awan dan manual interpretasi jenis
hutan untuk data ALOSPALSAR.
3. PENUTUP