KERJASAMA PENGGUNAAN RADAR Prosiding.Seminar.Radar.Nasional.2009

Kerjasama Dephut dan Lembaga International dalam Penggunaan RADAR untuk Mendukung Pengelolaan Hutan Yang Lestari Iwan Setiawan, Priyambudi Santoso Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kehutanan, Departemen Kehutanan stwan06gmail.com ABSTRACT Indonesia is one of the countrys most rapid decreased in forested area. Forested area in Indonesia has decreased due to illegal logging, forest conversion into oil palm plantation, conversions into other activities. One of the contribution of spatial applications is to utilize satellite imagery as tool for identification the location and measure the forested area. Department of Forestry as the government institutions that have competence to provide and utilize remote sensing data especially in forestry applications has been using a variety of satellite imagery from optical imagery such as Landsat, SPOT and radar imagery such as ALOS MODIS and PALSAR through cooperation with several international institutions such as EU, JICA, and other international institutions. Key Words : Forestry, Satellite, imagery, international

1. PENDAHULUAN

Indonesia merupakan salah satu negara paling cepat dalam mengalami penurunan luas hutan. Wilayah- wilayah hutan di Indonesia mengalami penurunan luas akibat penebangan liar, konvensi hutan untuk perkebunan, serta konvensi hutan untuk kegiatan lainnya. Salah satu sumbangsih aplikasi spatial adalah dengan memanfaatkan citra satelit sebagai alat bantu identifikasi lokasi dan luasan penutupan hutan. Secara teknis kegiatan ini sangat mudah, hanya dengan memproses citra satelit kemudian mengklasifikasikan ke dalam hutan dan non hutan, maka akan dapat diindentifikasikan wilayah- wilayah yang hutannya masih luas atau sudah tidak ada hutan sama sekali. Penggunaan citra ini juga dapat dipakai untuk mengidentifikasi kegiatan penebangan liar di kawasan hutan. Dengan menggunakan analisis sederhana overlay dengan peta-peta batas wilayah kerja HPH misalnya, maka wilayah yang dicurigai sebagai lokasi penebangan liar dapat diindetifikasi apakah masuk wilayah kerja atau diluar wilayah kerja yang sudah memiliki ijin. Departemen Kehutanan sebagai instansi pemerintah yang mempunyai kompetensi untuk menyediakan data penginderaan jauh dan memanfaatkannya khususnya dalam aplikasi di bidang kehutanan telah menggunakan berbagai citra satelit mulai dari citra optik seperti LANDSAT, SPOT sampai citra radar seperti ALOS, MODIS dan PALSAR melalui kerjasama dengan beberapa lembaga international seperti Uni Eropa, JICA, dan lembaga international lainnya.

2. KERJASAMA PENGGUNAAN RADAR

Beberapa kerjasama yang dilakukan Departemen Kehutanan dengan lembaga donor lain dalam penggunaan RADAR diantaranya adalah: A. ALOS Kyoto Carbon KC Initiative. Tujuan kerjasama ini adalah untuk menentukan, mengembangkan dan memvalidasi pemetaan radar dan hasil-hasil monitoring yang diperoleh dari data radar ALOS PALSAR l-band baik utnuk hutan maupun lahan basah. Produk yang dihasilkan diharapkan sesuai dengan kebutuhan informasi yang spesifik berkaitan dengan konvensi lingkungan, siklus karbon dan konservasi lingkungan. Mitra yang terkait dalam kerjasama ini diantaranya adalah Japan Aerospace Exploration Agency JAXA EORC, University of Leicester, Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Tengah, 95 Papua, Conservation International, Berbak National Park Wetlands International, B. ESA INDREX-II campaign Pol-InSAR data evaluation - 2nd phase. Tujuan kerjasama ini adalah penggunaaan misi Earth Observation generasi berikutnya untuk monitoring lingkungan. The INDREX-II akan mendemonstrasikan kegunaan radar band- Lband dan radar band-P untuk aplikasi di hutan tropis terutama untuk pemetaan biomass hutan dan monitoring. Mitra kerjasama ini adalah German Aerospace Center DLR, SarVision Indonesia, Wageningen University, ESA. C. Sistem Respon Cepat illegal logging menggunakan ENVISAT ASAR. Tujuan kerjasama ini adalah penggunaan radar ENVISAT ASAR radar untuk monitoring lingkungan secara sistematik terutama monitoring illegal logging di hutan tropis. Mitra kerja diantaranya Wageningen University, Borneo Orang-utan Survival Foundation BOS, NIVR Netherlands Agency for Aerospace Programmes D. the Project for the support on Forest Resources Management through Leveraging Satellite Image Information. Melalui kerjasama dengan JICA Japan International Cooperation Agency, Departemen Kehutanan telah melakukan satu kerjasama dalam mendukung pengelolaan sumberdaya hutan melalui penigkatan informasi citra satelit yang telah ditandatagani oleh Kepala Badan Planologi Depertemen Kehutanan dan JICA. Tujuan dari kerjasama ini adalah meningkatkan pengelolaan hutan secara lestari melalui peningkatan penilaian dan monitoring sumberdaya hutan melalui pelatihan dan transfer teknologi. Beberapa kegiatan yang dilakukan melalui kerjasama ini adalah: 1. Tren global penilaian dan monitoring sumberdaya hutan dengan metodologi terkait seperti FRA 2010, penghitungan carbon denganREDD. 2. Perbandingan penggunaan teknologi PALSARMODIS. 3. Penggunaan teknik penilaian dalam sistem penilaian dan monitoring sumberdaya hutan. 4. Transfer teknologi PALSARMODIS kepada BAPLAN dan pengenalan system penilaian dan monitoring yang digunakan. 5. Pengoperasian peningkatan system tersebut. 6. Program pelatihan untuk perbaikan system untuk BAPLAN. Adapun target lokasi untuk kerjasama ini adalah Kalimantan, dengan menggunakan citra MODIS, ALOSPALSAR akan dihasilkan data interpretasi yang bebas awan dan manual interpretasi jenis hutan untuk data ALOSPALSAR.

3. PENUTUP