HASIL SIMULASI KESIMPULAN Prosiding.Seminar.Radar.Nasional.2009

Rangkaian elektronik switch ini dikendalikan dengan mikrokontroler sehingga pemrograman mikrokontroler menjadi bagian dari kegiatan penelitian ini. Rangkaian elektronik switch akan dirancang dengan suatu komponen RF switch yang aktivasinya dikendalikan oleh suatu masukan DC. Gambar 1: Pengarahan beam pada Sistem antena radar konvensional dengan sistem mekanik. Gambar 2: Ilustrasi Antena array sirkular Rangkaian RF switch pada gambar 3, terdiri dari RF relay G6Z Omron yang diaktivkan dengan tegangan 5v dc dan memiliki rentang frekuensi hingga 3 GHz. Kemampuan RF relay telah dikaji dengan suatu kegiatan pengukuran dan hasil pengukuran ditunjukan pada gambar 4. Antena mikrostrip persegi dipilih sebagai elemen array usulan. Selain pertimbangan pola radiasi yang dimiliki, antena mikrostrip persegi lebih sederhana untuk dianalisa dan proses pembuatannya lebih mudah. Pada penelitian ini antena didesain untuk sistem radar frekuensi 2 GHz. Array usulan memiliki 36 elemen, sehingga dengan dimensi antena sekitar 3.5 cm maka diameter array sekitar 40 cm. Pada tahap ini telah dikaji dua desain antena mikrostrip persegi pada substrat FR-4 ε r =4.4 dengan tebal substrate 1.6 mm dan 0.8 mm. Pencatuan koaksial dipilih untuk mendukung struktur antena array. Dimensi kedua antena ditunjukkan pada tabel 1. Gambar 3: Rangkaian RF switch 0.5 1 1.5 2 2.5 3 x 10 8 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 off on Frekuensi GHz S 21 dB Gambar 4: Karakterisik transfer RF relay G6Z Tabel 1: Dimensi antena mikrostrip persegi antena h p x l a b 1 elemen 1 0.8 35.57 x 18 16.1 9 1.6 36.13 x 18 15.5 9 2 elemen 2 0.8 35.48 x 35.48 14 17.74 1.6 35.2 x 35.2 14 17.6 p Feed point b l h Ground plane a pacth Gambar 5: Struktur antena mikrostrip persegi

3. HASIL SIMULASI

Simulasi dilakukan dengan menggunakan metode momen. Hasil simulai menunjukan bahwa kedua antena mikrostrip persegi memiliki pola radiasi yang direksional. Struktur ground plane menyebabkan komponen radiasi ke belakang sisi ground plane hilang. Pola radiasi elemen 1,2 memiliki bentuk yang hampir sama seperti ditunjukan pada gambar 6. Gambar 7 menunjukkan karakteristik S 11 dari setiap elemen. Nampak bahwa penggunaan substrat yang 40 lebih lebar akan memperlebar bandwidth antena. Elemen 1 memiliki efisiensi radiasi dan gain yang lebih rendah dibanding elemen 2. Hasil simulasi ditunjukkan pada tabel 2. Tabel 2: Perbandingan gain dan efisiensi radiasi elemen 1 dan 2. antena efisiensi gain 1 elemen 1 86 3.98 dBi 2 elemen 2 94 4.86 dBi 0.2 0.4 0.6 0.8 1 30 210 60 240 90 270 120 300 150 330 180 elemen 1 elemen 2 Gambar 6: Pola radiasi elemen 1 dan elemen 2. 1.97 1.98 1.99 2 2.01 2.02 -30 -25 -20 -15 -10 -5 frekuensi GHz S 11 d B elemen 1 h=0.8 mm elemen 1 h=1.6 mm elemen 2 h=1.6 mm elemen 2 h =0.8 mm Gambar 7: Karakteristik S 11 elemen mikrostrip persegi Dari hasil simulasi Nampak bahwa elemen 2 memiliki kelebihan pada gain dan efisiensi radiasi, sehingga elemen 2 selanjutnya dipilih sebagai elemen pada array sirkular yang diusulkan. Jika diperlukan beam yang lebih sempit untuk meningkatkan akurasi scanning maka tiap elemen dapat dikembangkan menjadi sub sistem array. Array sirkular disusun dengan sumbu susunan horizontal, sedang subsistem array dapat disusun dengan sumbu susunan vertikal. Langkah penelitian selanjutnya adalah realisasi elemen 2 dan pengukuran. Kemudian dilanjutkan dengan pengintegrasian sistem array dengan rangkaian RF switch.

4. KESIMPULAN

Elemen mikrostrip persegi dapat diterapkan sebagai elemen pada antena array sirkular usulan untuk proses scanning pada sistem radar. Antena mikrostrip persegi memiliki karakteristik pancaran yang direksional sehingga memenuhi persyaratan sebagai elemen array sirkular usulan. Proses pengukuran diperlukan untuk memverifikasi hasil simulasi. RF relay G6Z telah diuji dengan pengukuran dan dapat diterapkan sebagai komponen switching. DAFTAR REFERENSI [1] Mashuri Wahab, at al, Rancang bangun Radar pengawas pantai INDRA II di PPET LIPI, Prosiding seminar Radar Nasional, Jakarta, April 2008. [2] F.Thudor, A Louzir, Low Cost Multi Beam Antenna for WLAN Application, Thomson Mutimedia Corporate Research,2002. [3] E. Palantei, Dual Frequency Plag and Play Steerable Antenna for ISM band Communication, Proseding ICEEI, ITB bandung, Juni 2007. [4] M.I. Skolnik, Radar handbook, 2 nd edition, Mc- Graw Hill, 1990. [5] G. Richard Curri, Radar System Performance Modelling, 2 nd edition, Artech House,2005. [6] David Pozar, Daniel Schaubert, “The Analysis And Design Of Microstrip Antennas and Array”, IEEE Antena and Propagation Society, IEEE PRESS 1995. [7] Tatsuo Itoh, “Planar Antenna Arrays for KuQ Bands”, Department of Electrical Engineering, University of California, Los Angeles, California 90095. Final Report 2000-2001 for MICRO Project 00-041: Rockwell Science Center. 41 Antena UWB bentuk T untuk Aplikasi SFCW-GPR 100- 1000MHz A.Adya Pramudita 1,2 , A. Kurniawan 1 , A. Bayu Suksmono 1 , A.Andaya Lestari 1 1 International Research Centre for Telecommunications and Radar – Indonesian Branch IRCTR-IB STEI - ITB, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132, Indonesia 2 Unika Atmajaya Jakarta Indonesia pramuditaatmajaya.ac.id ABSTRAK Sistem Ground Penetrating RadarGPR memerlukan antena dengan karakteristik ultra widebandUWB. Pada penelitian ini telah dikaji desain baru antena UWB dan diusulkan sebagai antena untuk aplikasiSFCWGPR 100- 1000MHz. Struktur antena terdiri dari strip line bentuk T dan stub persegi. Stub persegi ditambahkan dan dioptimasi untuk meningkatkan gain. Pembebanan resistif ditambahkan pada setiap ujung-ujung strip line bentuk T untuk meningkatkan bandwidth dan meningkatkan kestabilan impedansi input antena pada kondisi tanah berbeda. Studi parametrik telah dilakukan untuk menentukan dimensi yang optimum. Simulasi computer telah dilakukan dan hasilnya telah diverifikasi dengan pengukuran. Kata Kunci : GPR, Antena UWB, impedansi input

1. PENDAHULUAN