SEMIANALITIK TEORI Prosiding.Seminar.Radar.Nasional.2009

Gambar 1 :Prinsip kerja Radar Rumus –rumus Radar Berikut daftar simbol yang digunakan dan satuan-satuannya : P t Transmitted Power Watt P r Received Power direct path Watt P s Scattered power Watt P n Noiser Power Watt G t Gain transmitter G r Gain receiver λ Panjang gelombang m R 1 Jarak antara Transmitter ke target m h Ketinggian target m σ Radar cross section m 2 Rumus Umum Radar : Pe = Pt . G 2 . σ. λ 2 4 Π 3 R 4 ..….1 Sehingga jarak R dapat diperoleh dengan rumus : 2 2 4 3 . . . .4 Pt G R Pe λ σ ππ = ..….2 Jarak jangkau maksimum Radar R max Dari rumus di atas, dapat diturunkan rumus untuk mencari jangkauan maksimum radar. Dengan asumsi P s , G, λ konstan, radar cross section = 1m 2 . 2 2 4 max 3 min . . . .4 Pt G R Pe λ σ ππ = …………3 Pe min = Daya terkecil yang mampu diditeksi oleh radar. Rmax = Jarak jangkau maksimum radar. 2.2 Passive radar Passive radar merupakan salah satu teknologi Radar yang memanfaatkan iluminasi GEM dari sumber lain untuk mendeteksi target. Teknologi ini memanfaatkan infrastruktur yang sudah ada, ditambahkan dengan sistem penerima sinyal yang mempunyai algorithma untuk mengolah sinyal echo dari sumber tersebut menjadi informasi target. Pendeteksian target passive radar menggunakan prinsip Passive Coherent Location. Contohnya, dengan memanfaatkan sinyal FM, sinyal VHF televisi dan sinyal seluler. Passive Coherent Location Proses penentuan lokasi suatu target dengan sistem ini Passive Coherent Location dapat digambarkan sebagai berikut : Gambar 2 : Proses deteksi target dengan passive coherent location Receiver dibuat secara khusus untuk mendeteksi sinyal echo dari target. Selanjutnya sinyal tersebut diolah untuk menentukan posisi dari target. 2.3 Celular Radar Passive radar yang menggunakan sinyal seluler dikenal dengan sebutan cellular radar. Dengan teknologi seluler, passive radar dimungkinkan untuk mendeteksi target yang berada di tempat jauh dan bergerak cepat secara real time dengan biaya yang relatif murah. Cellular radar ini, berlaku sebagai sebuah sistem radar yang mampu mendeteksi dan memproses data dengan cepat. Sedangkan sebagai sistem seluler, mempunyai coverage yang luas. Bagian pertama dari identifikasi target adalah pendeteksian oleh sejumlah receiver yang memproses secara digital sinyal echo dari target. Yang ke dua, yaitu sistem seluler mendeteksi target dengan melakukan pengolahan dan pengkombinasikan sinyal- sinyal echo tersebut. Sinyal-sinyal tersebut diolah oleh sebuah jaringa yang mengakomodir BTS-BTS penerima sinyal. Di Indonesia, teknologi seluler sudah digunakan secara luas. BTS-BTS seluer tersebut sudah menjangkau daerah-daerah pelosok yang tidak dilingkupi oleh sistem radar TNI-AU. Dengan alasan tersebut, digunakanlah teknologi seluler untuk dikembangkan sebagai cellular Radar.

3. SEMIANALITIK TEORI

Semianalaitik dari teori passive radar dengan memanfaatkan teknologi seluler ini memakai asumsi 2 antenna yang digunakan adalah isotropis. Walaupun dalam kenyataan tidak mungkin membuat antenna isotropis, tapi dalam hal ini penggunaan antenna isotropis bertujuan untuk memudahkan analisis dan perhitungan. Selanjutnya ntuk menentukan jangkauan dari passive radar dapat didefinisikan dari SCR Sinyal to Cluster Rasio yang diturunkan dari rumus persamaan radar 11 di atas. ..….4 Untuk antenna isotropis : ..….5 Llyods Mirror Dengan memakai asumsi target terbang rendah dekat dengan tanah, maka efek Llyods mirror perlu diperhitungkan. Pengaruh pada factor propagasi sinyal adalah sebagai berikut : P r,h,H ≈ 4 Sin 2 khHr Karena khHr 1 maka nilai Sin dapatdi expand mejadi ..….6 Dengan r merupakan ground range dan R adalah slant range, untuk target yang terbang rendah r R sehingga persamaan dapat disederhanakan menjadi: ..….7 Lyods Mirror dengan target jauh Ketika target berada jauh dari BTS, dengan kondisi R t R sr R x maka nilai SCR dapat disederhanakan sebagai berikut : ..….8 Pendeteksian Target Berdasarkan ketinggian target, perkiraan posisi target dapat dikategorikan menjadi 3 buah posisi. a Target terbang rendah b Target terbang sedang c Target terbang tinggi Target terbang rendah Ketika target terbang rendah, dimana ketinggiannya kurang dari jarak antara BTS satu dengan yang lainnya h Rx, berdasar : Dan dengan kondisi BTS yang banyak maka, jarak Transmitter ke target Rts dan jarak Transmitter ke receiver Rtr jika dikomparasikan akan mempunyai nilai yang lebih besar dibanding jarak target ke receiver Rsr. Sehingga rumus di atas dapat disederhanakan menjadi Maka diperoleh rumus SCR yang baru sebagai berikut: ..….9 Melalui metode pendekatan dapat diperoleh SCR -71 – 20 Log[Rxkm] + σ + propagasi Nilai -71 sudah termasuk faktro 4 π dan konversi dari meter ke kilo meter. Karena posisi target yang masih rendah maka 2D Geometric dilution of precission GDOP akan bernilai kecil sedangkan 3D GDOP bernilai besar. Hal ini dikarenakan posisi target, transmitter dan receiver yang relatif berada pada satu bidang datar. Dengan kata lain resolusi 3D nya bernilai rendah, tapi posisi horizontal target dapat ditentukan dengan baik. Target terbang sedang Berdasar rumus 4, posisi target yang berada di ketinggian sedang dibandingkan dengan perbandingan jarak antara transmitter ke receiver. Nilai Rts dan Rsr Rx , pada kondisi tersebut efek Llyods mirror akan bertambah karena semakain banyaknya path propagasi sinyal. Faktor Llyods mirror yang berpengaruh pada setiap path yaitu : 4 sin2khHr mempunyai rata-rata factor 2 +3dB. Karena dinumerator terdapat 2 faktor Llyods mirror sedangkan di denominator hanya mempunyai satu kmaka nilainya akan menjadi 3dB lebih tinggi dibanding propagasi sinyal di ruang bebas. Dari kondisi di atas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : ketika target terbang pada ketinggian sedang dengan parameter hamper sama dengan jarak antara transmitter ke receiver maka 3 SCR -68 – 20 log [Rxkm] + σ nilai 2D dan 3D GDOP akan menjadi bagus Target terbang tinggi Kondisi ini mirip pada konvensional radar, dimana Rts ~ Rsr ~ R. Untuk menentukan target, maka sinyal dibandingkan kekuatannya dari area yang luas. Ukuran luas area akan sebanding dengan kuadrat dari ketinggian target. Dari kondisi tersebut, maka nilai SCR dapat dihitung sebagai berikut : SCR -68 -20log[RxR 2 km] + σ Dengan menambahkan power dari beberapa receiver ∆SCR=20logRRxkm maka nilai SCR sistem menjadi: SCRsystem -68-20log{RtrRxRkm] + σ Jarak , elevasi maupun azimuth target dapat dihitung pada kondisi ini, namun transverse posisinya akan lebih susah ditetukan. Dari rumusan di atas, dapat disimpulkan secara teoritis teknologi seluler dapat dimanfaatkan untuk passive radar. Dengan kondisi semakin jauh target dari transmitterreceiver maka performasi cellular radar untuk mendeteksi target akan semakin turun.

4. CELLULAR RADAR DENGAN