Desain Sistem sistem identifikasi pesawat dibagi menjadi tiga blok

Gambar 3: Arsitektur ART-1. Sensor Gambar 4: Arsitektur ART-2. Arsitektur JST ART terdiri atas : satu lapisan pengolahan masukan yang juga sebagai lapisan perbandingan comparison layer pola yang disebut dengan lapisan F1, unit-unit cluster yang merupakan lapisan pengenalan yang disebut dengan lapisan F2 dan suatu mekanisme untuk mengontrol derajat kemiripan pola-pola untuk ditempatkan pada cluster yang sama yang disebut dengan mekanisme Reset. JST ART dirancang untuk memudahkan pengontrolan derajat kemiripan pola yang ditempatkan pada cluster yang sama. Sebuah sistem ART terdiri dari 2 subsistem, yaitu attentional subsystem dan orienting subsystem.

2.5 Informasi Fusi

Fusi informasi atau fusi data adalah suatu teknik pengombinasian data atau informasi untuk memperkirakan estimate atau memprediksi hasil keluaran dari berbagai keadaan entitas. Entitas- entitas tersebut dapat berbentuk fisik atau non-fisik. Masukan-masukan suatu sistem informasi dapat berupa : ƒ data hasil observasi sensor-sensor, ƒ masukan-masukan perintah dan data dari operator atau pengguna, ƒ data pendahuluan dari suatu basis data yang telah ada. Gambar 5: Konsep Fusi Informasi . Kelas-kelas tataran fusi informasi sensor majemuk multisensor pada ummnya digunakan untuk aplikasi pengenalan sasaran otomatis automatic target recognition , ATR. a. Fusi tataran piksel Tataran ini diaplikasikan kepada data piksel teregistrasi dari sekumpulan citra untuk kepentingan fungsi deteksi dan diskriminan. Data citra diperoleh dari sensor-sensor citra seperti RADAR dan Forward Looking Infra Red FLIR. b. Fusi tataran fitur Tataran ini mengombinasikan fitur-fitur obyek yang dideteksi dan dipisahkan di dalam masing- masing wilayah sensor. Fitur-fitur setiap obyek diekstraksi secara independen di dalam setiap wilayah dan membentuk satu ruang fitur bersama untuk klasifikasi obyek. c. Fusi tataran keputusan Tataran ini mengombinasikan keputusan- keputusan dari jalur-jalur klasifikasi atau deteksi sensor-sensor dengan nilai heuristik seperti M-of-N, suara terbanyak maksimum maximum vote, atau jumlah terbobot weighted sum untuk keputusan tegas hard decision dan metoda Bayes, DS dan variabel fuzzy untuk keputusan halus soft decision.

3. DESAIN SISTEM DAN IMPLEMENTASI KONSEP

3.1 Desain Sistem sistem identifikasi pesawat dibagi menjadi tiga blok

yaitu blok inisiasi, blok identifikasi, dan blok pemrosesan final. Operator Database Sistem Informasi Fusi Knowledge Decision 99 Arsitetktur sistem dapat dilihat pada Gambar 5 Gambar 6: Arsitetktur Sistem. 3.2 Blok Proses Inisiasi Blok proses inisiasi merupakan blok yang akan diproses untuk mempersiapkan input yang akan digunakan oleh blok identifikasi. Untuk mendapatkan data input, sistem akan mengekstrak data RCS dan kecepatan dari database pesawat.c Untuk proses yang menggunakan ART-1, data-data yang ada pada database pesawat akan diubah terlebih dahulu ke dalam bentuk biner. Pada penelitian ini, proses inisiasi hanya melakukan tugas sederhana, yaitu merubah data dalam bentuk angka- angka ke dalam bentuk biner. Data-data masukan pada database dapat dilihat pada Tabel 1. 3.3 Blok Identifikasi Blok identifikasi dibagi menjadi dua blok yaitu blok mode pembelajaran dan blok mode pakai. 3.3.1 Blok Mode Pembelajaran Gambar 7: Diagram Blok Pembelajaran. Blok mode belajar dimulai dengan sistem menerima data masukan berupa vektor berdimensi tertentu. Sistem kemudian akan berusaha mengelompokkan data masukan ke dalam cluster tertentu berdasarkan parameter vigilance dan hasil perhitungan data y j . Apabila hasil perhitungan y j dan tes vigilance memperlihatkan data masukan tidak dapat dikelompokkan dalam suatu cluster, sistem akan menandai cluster itu dan mencoba perhitungan untuk data cluster lainnya. Pencocokan akan terus dilakukan selama data masukan masukan belum memenuhi tes vigilance dan data belum habis. 3.3.2 Blok Mode Pakai Blok mode pakai pada prinsipnya sama dengan diagram alir mode belajar. Hanya saja pada mode pakai, setelah dilakukan proses pencocokan, apabila kemudian ditemukan cluster pemenang dan memenuhi tes vigilance, sistem tidak akan melakukan modifikasi terhadap bobot-bobot cluster. Hal yang sama juga berlaku, apabila pada proses pencocokan tidak ada satupun cluster yang memenuhi parameter vigilance yang diberikan maka sistem tidak akan melakukan proses pemasukan cluster baru.

3.4 Blok Pemrosesan Final Blok pemrosesan final merupakan blok fusi hasil