3. PENGUJIAN
Prototipe yang dihasilkan dari proses sebelumnya kemudian diuji untuk mendapatkan informasi
mengenai tingkat akurasi dan pengaruh jumlah segmen terhadap kinerja dari sistem penyesuai
Gambar 6 : Hasil uji koefisien pantul dari penyesuai
impedansi dengan N = 7
Gambar 7 : Hasil uji koefisien pantul dari penyesuai
impedansi dengan N = 11
Gambar 8 : Hasil uji koefisien pantul dari penyesuai
impedansi dengan N = 15 Gambar 9
: Uji koefisien pantul untuk penyesuai
impedansi dengan N = 7, 11, 15 dengan perangkat lunak AWR
3.1 Analisa Hasil Uji Koefisien Pantul Dalam Gambar 6, Gambar 7 dan Gambar 8 disajikan
hasil uji koefisien pantul terhadap sistem penyesuai impedansi dengan jumlah segmen masing-masing
adalah 7, 11 dan 15 N = 7, 11, 15. Hasil uji tersebut meliputi hasil uji menggunakan MatLab, AWR dan
uji laboratorium.
Dari Gambar 6, Gambar 7 dan Gambar 8 terlihat bahwa walaupun hasil pengujian masih menunjukkan
adanya deviasi kesalahan, akan tetapi ketiga metode uji tersebut masih menunjukkan trend
kecenderungan yang sama. Hal ini menunjukkan bahwa metode perencanaan sistem penyesuai
impedansi yang dipaparkan mempunyai konsistensi antara ranah teori dengan ranah praktis. Deviasi
kesalahan yang terjadi terutama disebabkan oleh: 1. Adanya pembatasan derajat ketelitian dari nilai
koefisien pantul tiap segmen ρ
n
yang dihasilkan.
2. Adanya penurunan derajat ketelitian dari nilai Zn
nilai impedansi karakteristik per-segmen yang disebabkan oleh proses konversi nilai
ρ
n
menjadi
Zn menggunakan persamaan 3. Karena
persamaan tersebut adalah persamaan pendekatan, maka akan terjadi proses penurunan
terhadap derajat ketelitian, ketika konversi tersebut dilaksanakan.
3. Adanya pembatasan terhadap nilai-nilai parameter fisik dari prototipe ketika
disimulasikan ke dalam AWR. Dalam AWR, besaran-besaran fisik tersebut didapat dengan
mengkonversi nilai Zn yang didapatkan pada butir 2.
4. Adanya ketidak-telitian dalam proses fabrikasi ketika sistem penyesuai tersebut dibangun.
Ketidak-telitian tersebut antara lain adalah: ketidak-telitian pembuatan strip logam panjang
maupun lebar logam yang tidak tepat, ketidak- telitian penempatan strip logam pada kotak logam
jarak dari logam dasar dan ketidak-tepatan nilai koefisien bahan konduktifitas yang digunakan.
Adapun pengaruh jumlah segmen terhadap BandWidth
dari penyesuai impedansi tersebut tersajikan dalam Gambar 9. Dalam gambar tersebut
terlihat bahwa semakin besar jumlah segmen yang digunakan, semakin besar bidang frekuensi kerja yang
37
dihasilkan oleh penyesuai impedansi tersebut. Perhatikan resume berikut ini
Tabel 2 :
Pengaruh jumlah segmen terhadap jangka frekuensi kerja dari prototipe
No Jumlah
Jangka frek. GHz
Lebar Jangka GHz
1 7
0.35 - 1 0.65
2 11
0.35 - 1.85 1.5
3 15
0.35 - 1.9 1.55
4. KESIMPULAN
Dari hasil pemaparan secara teori, implementasi menjadi bentukan stripline dan pengujian, baik secara
pengukuran dilaboratorium maupun secara simulasi menggunakan piranti lunak, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut: 1.
Algoritma perencanaan penyesuai impedansi
menggunakan saluran NonUniform yang dipaparkan, menunjukkan pola respon yang
konsisten antara respon simulasi menggunakan perangkat lunak AWR dan MatLab dengan
respon pengukuran.
2. Deviasi kesalahan yang terjadi pada respon ukur dibandingkan dengan respon teoritik adalah
sebesar 15. Deviasi ini disebabkan oleh adanya ketidak-tepatan dalam proses pembentukan
dimensi StripLine
3. Deviasi kesalahan yang terjadi pada respon simulasi prototipe menggunakan simulator
AWR
dibandingkan dengan respon teoritik adalah sebesar 4.7. Deviasi tersebut disebabkan
oleh adanya penurunan derajat ketelitian dari parameter lebar strip W akibat dilakukannya
proses konversi dari ρ
n
menjadi Zn, dan dari Zn
menjadi parameter lebar strip. 4. Nilai lebar frekuensi kerja BandWidth dari
penyesuai impedansi dipengaruhi oleh jumlah segmen yang digunakan. Dari pengujian yang
dilakukan didapatkan kenyataan bahwa semakin besar jumlah segmen N yang digunakan, maka
semakin lebar pula BandWidth yang dihasilkan dan karena jumlah segmen N berkaitan
langsung dengan panjang ekspansi Fourier, maka dapat dikatakan pula bahwa semakin panjang
ekspansi yang digunakan, semakin lebar pula BandWidth
yang dihasilkan.
5. SARAN