PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM IDENTIFIKASI PESAWAT

Sebagaimana halnya pada manusia, sebelum JST dapat digunakan untuk mengolah data, terlebih dahulu harus dilakukan pelatihan agar JST dapat mengetahui sasaran target yang benar dari suatu data yang dimasukkan. Dalam pelatihan tersebut terjadi penyesuaian terhadap bobot antar neuron. Penyesuaian bobot-bobot ini adalah proses penambahan pengetahuan pada JST setiap ia mengolah data atau informasi baru. Selama proses pelatihan, nilai bobot-bobot jaringan diperbarui terus- menerus hingga selisih atau kesalahan error antara keluaran jaringan terhadap mendekati targetnya sangat kecil sesuai yang telah ditentukan. Dalam praktiknya, terdapat beberapa metoda JST yakni perceptron, adaline, backpropagation, Adaptive Resonance Theory ART, Adaptive Bidirectional Associative Memory BAM.

1.3 Backpropagation

Backpropagation merupakan jaringan syaraf tiruan yang terdiri atas beberapa layer yaitu lapisan masukan input layer, lapisan tersembunyi hidden layer dan lapisan keluaran output layer. Pelatihan jaringan backpropagation adalah sebagai berikut : • data masukan ditransmisikan dari lapisan masukan ke lapisan tersembunyi kemudian ke lapisan keluaran dengan nilai bobot awal, • dihitung error antara keluaran dengan targetnya, • jika error tersebut masih lebih besar dari error yang diharapkan maka nilai error tersebut ditransmisikan kembali dari lapisan keluaran ke lapisan tersembunyi kemudian ke lapisan masukan, • bobot disesuaikan untuk memperkecil error, • kemudian data masukan ditransmisikan lagi ke lapisan keluaran melalui lapisan tersembunyi dengan bobot baru yang telah disesuaikan, • pelatihan selesai jika nilai kuadrat kesalahannya atau mean square error MSE telah lebih kecil dari MSE yang diharapkan. Fungsi aktivasi yang biasa digunakan dalam backpropagation di antaranya adalah sigmoid biner, sigmoid bipolar dan linier.

2. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM IDENTIFIKASI PESAWAT

TERBANG BERBASIS JST BACK PROPAGATION NETWORK Perangkat lunak identifikasi jenis pesawat yang dibuat memiliki beberapa batasan di antaranya adalah sebagai berikut : a. data masukan untuk perangkat lunak ini adalah kecepatan dan RCS pesawat; b. perangkat lunak ini belum diterapkan di Radar, maka data masukan dimasukkan melalui keyboard; c. perangkat lunak ini dibuat dengan menggunakan program Matlab dengan memanfaatkan toolbox neural network yang ada di Matlab; d. data sampel yang digunakan untuk dilatih oleh JST backpropagation ada 8 jenis pesawat beserta kecepatan dan RCS- nya. Berikut ini adalah data-data yang digunakan untuk melatih jaringan : Tabel 1 : Data jenis pesawat terbang, kecepatan rata-rata dan RCS [5] . No Jenis pesawat terbang Kecepatan rata-rata kmjam RCS m 2 1. Bell 47G 168,532 3 2. F-16 Fighting Falcon 1.470 5 3. Hawk 200 1000,08 8 4. Su-30 Sukhoi 2.878,75 15 5. Cobra AH-1S 227,796 18 6. Casa C-212 364,844 27 7. CN-235 PT DI 459,296 30 8. A-310 Airbus 980 100 Dikarenakan jenis pesawat terbang ditentukan oleh dua jenis data yaitu kecepatan rata-rata dan RCS, maka diperlukan dua JST untuk mengolah kedua data tersebut. JST pertama berfungsi untuk mengolah data kecepatan diberi nama JST1, sedangkan JST kedua berfungsi untuk mengolah data RCS diberi nama JST2. Dari data di atas dapat dibuat hubungan masukan dan target untuk kedua jaringan. Masukan dan target untuk kedua JST diperlihatkan pada Tabel 2 dan Tabel 3. Tabel 2 : Masukan data dan pola target kecepatan pada JST1 No. Masukan Target 1. 168,532 00000001 2. 1.470 00000010 3. 1000,08 00000100 4. 2.878,75 00001000 5. 227,796 00010000 6. 364,844 00100000 7. 459,296 01000000 8. 980 10000000 12 Tabel 3 : Masukan data dan pola target RCS pada JST2 No. Masukan Target 1. 3 00000001 2. 5 00000010 3. 8 00000100 4. 15 00001000 5. 18 00010000 6. 27 00100000 7. 30 01000000 8. 100 10000000 Arsitektur untuk kedua JST diperlihatkan pada Gambar 1 dan Gambar 2. Gambar 1 : Arsitektur JST1. Gambar 2 : Arsitektur JST2. Jaringan JST1 dan JST2 yang dibuat kemudian dilatih dengan MSE yang diharapkan sebesar 0,001. Agar kedua jaringan yang dibuat dapat melakukan pelatihan dengan cepat dan akurat, maka perlu dilakukan pengujian terhadap beberapa kondisi yang mempengaruhi performa jaringan. Setelah dilakukan pengujian atau trial and error didapatkan hasil yaitu beberapa kondisi terbaik sebagai berikut : a. Kondisi JST1 • Fungsi aktivasi di hidden layer adalah sigmoid biner dan fungsi aktivasi di output layer adalah linear. • Jumlah neuron di hidden layer sebanyak 1000 neuron. • Learning rate yang digunakan besarnya 1. b. Kondisi JST2 • Fungsi aktivasi di hidden layer adalah sigmoid biner dan fungsi aktivasi di output layer adalah linear. • Jumlah neuron di hidden layer sebanyak 20 neuron . • Learning rate yang digunakan besarnya 1.

3. Hasil Pelatihan SIPT-BBPN