TINJAUAN PEMANFAATAN TEKNOLOGI SELULER UNTUK DIAPLIKASIKAN SEBAGAI PASSIVE RADAR
Febrian Wijoseno
1
, Adit Kurniawan
2
, Arwin Datumaya Wahyudi Sumari
3
123 Sekolah Tinggi Elektro dan Informatika, Institut Teknologi Bandung Gedung Ahmad Bakrie Lt. 2, Jl.Ganesha 10, Bandung,40132-INDONESIA
Email : jos_enoyahoo.com
, adit_kurniawanyahoo.com
, arwin91aauyahoo.co.id
3Departemen Elektronika, Akademi Angkatan Udara Jl. Laksda Adisutjipto, Yogyakarta, 55002-INDONESIA
ABSTRAK
Tulisan ini membahas tentang tinjauan pemanfaatan teknologi seluler diaplikasikan sebagai passive radar untuk mendeteksi pesawat terbang. Sesuai dengan fungsinya, maka pemodelan ini memerlukan beberapa asumsi dasar
antara lain model propagasi “Llyods mirror” dihitung, dan model propagasi yang digunakan adalah propagasi sinyal di ruang bebas. Selanjutnya dibahas penggunaan sinyal pilot pada WCDMA untuk cellular radar.Cellular
radar ini bekerja berdasar gabungan antara prinsip radar konvensional dengan deteksi oleh cellular yang memanfaatkan proses sinkronisasi pararel sinyal PN. Dengan skema ini proses deteksi akan mencari nilai
terbesar dari autokorelasi antara urutan PN dengan nomor path. Kata kunci : radar, passive radar,cellular radar, WCDMA, seluler, Llyods mirror
1. PENDAHULUAN
TNI AU memiliki tugas pokok menjaga kedaulatan negara di udara. Dengan kondisi geografis
wilayah Indonesia yang sangat luas dan potensi konflik yang rawan terjadi dengan pihak luar,
dibutuhkan unsur pertahanan udara yang selalu siap. Untuk mewujudkannya, selain diperkuat dengan
beberapa jenis pesawat tempur, TNI AU juga menggelar satuan radar di berbagai pelosok Indonesia.
Pada saat ini, dari Sabang sampai Merauke, terdapat 17 satuan radar yang dimiliki TNI AU.
Fungsi radar sendiri bisa sebagai early warning ataupun ground interceptor bagi pertahanan udara.
Early warning merupakan sistem peringatan dini jika
ada ancaman dari pesawat asing rudal yang memasuki wilayah kedaulatan udara Indonesia.
Sedangkan ground interceptor berfungsi sebagai pemandu pesawat tempur di udara.
Satuan-satuan radar tersebut lebih banyak terkonsentrasi di wilayah Indonesia bagian barat.
Sedangkan di bagian timur Indonesia masih banyak daerah-daerah yang belum terlindungi dengan radar,
sehingga sering terjadi pelanggaran kedaulatan udara di wilayar tersebut. Dilain pihak, untuk mengadakan
satu site radar baru diperlukan dana yang cukup besar.
Dengan kondisi di atas, perlu dicarikan solusi alternatif untuk mengatasinya. Tentunya dengan
memprerhatikan segala aspek, termasuk dari segi pendanaan. Alternatif yang memungkinkan, yaitu
dengan menggunakan passive radar. Sementara ini, telah banyak konsep tentang passive radar
dikembangkan di dunia barat. Contoh passive radar yaitu dengan memanfaatkan sinyal dari siaran radio,
televisi dan telopon seluler. Komunikasi seluler sendiri, sekarang ini sedang
berkembang pesat di Indonesia. Coverage dari komunikasi seluler ini, hampir melingkupi seluruh
pelosok Indonesia. Dengan latarbelakang inilah, penulis melakukan penelitian untuk menganilisis
kemungkinan pemanfaatan teknologi GSM sebagai passive radar
. Pemanfaatan teknologi seluler sebagi passive radar
ini lebih dikenal dengan sebutan cellular radar.
Diharapkan dengan memanfaatkan infrastruktur yang telah ada, cellular radar ini, dapat
merealisasikan kebutuhan TNI AU untuk covering daerah-daerah yang belum ada radarnya.
2. DASAR TEORI