SAPP Prosiding.Seminar.Radar.Nasional.2009

Kecerdasan Buatan Kecerdasan buatan merupakan bagian dari ilmu pengetahuan komputer yang ditujukan untuk perancangan otomatisasi tingkah laku cerdas dalam sistem kecerdasan komputer. Dengan demikian diharapkan komputer bisa menirukan beberapa fungsi otak manusia, seperti berpikir dan belajar. Kecerdasan merupakan kemampuan untuk memperoleh, mengerti dan menggunakan kemampuan yang dimilikinya untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapinya. Tujuan dari dibuatnya kecerdasan buatan adalah : • Membuat mesin menjadi lebih pintar tujuan utama • Memahami apa itu kecerdasan tujuan ilmiah • Membuat mesin lebih bermanfaat tujuan entrepreneurial Sedangkan ciri dari suatu sistem dapat dikatakan “cerdas” adalah : • Mampu belajar dari pengalaman • Memahami pesan-pesan yang ambigous atau kontradiktif • Merespon situasi baru secara cepat dan benar • Melakukan reasoning pertimbangan untuk menyelesaikan masalah Sistem Pakar Expert System Sistem pakar merupakan sebuah program komputer yang dirancang untuk memodelkan kemampuan menyelesaikan masalah seperti layaknya seorang pakar human expert. Dalam penyusunannya, sistem pakar mengkombinasikan kaidah-kaidah penarikan kesimpulan inference rules dengan basis pengetahuan tertentu yang diberikan oleh satu atau lebih pakar dalam bidang tertentu. Kombinasi dari kedua hal tersebut disimpan dalam komputer, yang selanjutnya digunakan dalam proses pengambilan keputusan untuk penyelesaian masalah tertentu. Beberapa alasan yang mendasari pengembangan dan pemanfaatan sistem pakar [2], adalah : • Dapat menyediakan kepakaran setiap waktu dan diberbagai lokasi • Secara otomatis mengerjakan tugas-tugas rutin yang membutuhkan seorang pakar. • Seorang Pakar akan pensiun atau pergi • Seorang Pakar adalah mahal • Kepakaran dibutuhkan juga pada lingkungan yang tidak bersahabat hostile environtment Backward Chaining Backward chaining merupakan strategi pencarian yang memulai proses dari ruang lingkup yang lebih besar menuju ke titik-titik informasi yang lebih mendasar. Strategi ini disebut juga goal driven . Gambar 1 : Diagram Backward Chaining

3. SAPP

Perancangan SAPP dirancang sebagai bagian dari suatu sistem yang lebih besar, yaitu Sistem Pemeliharaan Jarak Jauh Alutsista Udara SPJJ. Sedangkan SPJJ itu sendiri merupakan gabungan dari 3 sub sistem, yakni : 1. Sistem Pelaporan Diri Otomatis SPDO 2. Sistem Pemantau Tindakan Pemeliharaan Mobile SPTM 3. Sistem Analisa Masalah dan Penentu Tindakan Pemeliharaan SAPP Gambar 2 : Sistem Pemeliharaan Jarak Jauh Alutsista Udara[3] Sedangkan proses kerja SAPP dirancang dengan diagram alur sebagai berikut : Gambar 3 : Diagram Alur SAPP 86 Proses kerja SAPP terdiri dari 1. Input Data Pada proses ini, user akan memberikan data fakta atau masalah yang terjadi di lapangan, yakni kerusakan yang terjadi. 2. Pre Processing Komputer akan mengolah data masukan yang diberikan oleh user dan mencocokannya dengan pengelompokan kategori kerusakan yang sudah tersimpan di knowledge database. 3. Klarifikasi Komputer akan mengklarifikasikan ciri-ciri kerusakan kepada user secara tahap per tahap sesuai dengan data tersimpan di knowledge database. 4. Pengambilan Keputusan Setelah semua data diterima oleh komputer, selanjutnya mesin inferensi akan mengolah data masukan dan data di knowledge database untuk kemudian diberikan suatu solusi pemecahan masalah dan penentuan tindakan perbaikan yang selanjutnya disampaikan kepada user . Adapun proses pengolahan informasi dapat dilihat pada gambar berikut : Gambar 4 : Proses Pengolahan Informasi Proses pengolahan informasi dilakukan oleh mesin inferensi untuk menghasilkan kesimpulan. Setelah user memberika n input data berupa masalah yang dihadapi di lapangan, maka data itu akan dikomparasikan dengan knowledge database yang telah berisi data pengetahuan pakar berupaciri-ciri, kerusakan, dan aturan pengambilan keputusan. Selanjutnya akan dihasilkan solusi yang kemudian disampaikan ke user sebagai langkah atau tindakan pemeliharaan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah yang dihadapi. Proses pengambilan kesimpulan SAPP menggunakan algoritma Backward Chaining, dimana sistem akan mencari akar permasalahan secara bertahap dari permasalahan utama yang diberikan oleh user. Sistem akan mengidentifikasi tahap per tahap kerusakan yang terjadi kemudian ditentukan langkah-langkah perbaikan yang sebaiknya dilaksanakan. Implementasi SAPP diujicoba dengan menggunakan software WinExsys yang memang dirancang untuk mensimulasikan program-program expert system. Untuk ujicoba ini, dirancang suatu dummy program yang dapat menggambarkan tahap-tahap pencarian dan klarifikasi SAPP hingga menentukan kerusakan apa yang dialami oleh sistem yang dianalisis masalah kerusakannya. Dummy program ini mengambil Display System sebagai contoh sistem yang dijadikan objek pemeliharaan, namun kerusakan yang dicontohkan masih belum disesuaikan dengan sistem yang sesungguhnya. Dummy Program yang dirancang mengikuti searching tree seperti pada gambar 4. Gambar 5 : Searching Tree Dummy Program Searching tree di atas kemudian diimplementasikan pada software WinExsys dengan memberikan qualifier, choice dan rule-rule dengan mengikuti proses yang diinginkan. Hasilnya dapat dilihat sebagai berikut : 87 Gambar 5 a.b.c.d : SAPP dengan WinExsys

4. HASIL DAN PEMBAHASAN