Kecerdasan Buatan
Kecerdasan buatan merupakan bagian dari ilmu pengetahuan komputer yang ditujukan untuk
perancangan otomatisasi tingkah laku cerdas dalam sistem kecerdasan komputer. Dengan demikian
diharapkan komputer bisa menirukan beberapa fungsi otak manusia, seperti berpikir dan belajar.
Kecerdasan merupakan kemampuan untuk memperoleh, mengerti dan menggunakan
kemampuan yang dimilikinya untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapinya.
Tujuan dari dibuatnya kecerdasan buatan adalah : •
Membuat mesin menjadi lebih pintar tujuan utama
•
Memahami apa itu kecerdasan tujuan ilmiah
• Membuat mesin lebih bermanfaat tujuan
entrepreneurial Sedangkan ciri dari suatu sistem dapat dikatakan
“cerdas” adalah : •
Mampu belajar dari pengalaman •
Memahami pesan-pesan yang ambigous atau kontradiktif
• Merespon situasi baru secara cepat dan benar
• Melakukan reasoning pertimbangan untuk
menyelesaikan masalah Sistem Pakar Expert System
Sistem pakar merupakan sebuah program komputer yang dirancang untuk memodelkan
kemampuan menyelesaikan masalah seperti layaknya seorang pakar human expert.
Dalam penyusunannya, sistem pakar mengkombinasikan kaidah-kaidah penarikan
kesimpulan inference rules dengan basis pengetahuan tertentu yang diberikan oleh satu atau
lebih pakar dalam bidang tertentu. Kombinasi dari kedua hal tersebut disimpan dalam komputer, yang
selanjutnya digunakan dalam proses pengambilan keputusan untuk penyelesaian masalah tertentu.
Beberapa alasan yang mendasari pengembangan dan pemanfaatan sistem pakar [2],
adalah : •
Dapat menyediakan kepakaran setiap waktu dan diberbagai lokasi
•
Secara otomatis mengerjakan tugas-tugas rutin yang membutuhkan seorang pakar.
•
Seorang Pakar akan pensiun atau pergi
• Seorang Pakar adalah mahal
• Kepakaran dibutuhkan juga pada lingkungan
yang tidak bersahabat hostile environtment Backward Chaining
Backward chaining merupakan strategi pencarian yang memulai proses dari ruang lingkup
yang lebih besar menuju ke titik-titik informasi yang lebih mendasar. Strategi ini disebut juga goal
driven
.
Gambar 1 : Diagram Backward Chaining
3. SAPP
Perancangan SAPP dirancang sebagai bagian dari suatu
sistem yang lebih besar, yaitu Sistem Pemeliharaan Jarak Jauh Alutsista Udara SPJJ. Sedangkan SPJJ
itu sendiri merupakan gabungan dari 3 sub sistem, yakni :
1. Sistem Pelaporan Diri Otomatis SPDO 2. Sistem Pemantau Tindakan Pemeliharaan
Mobile SPTM 3. Sistem Analisa Masalah dan Penentu
Tindakan Pemeliharaan SAPP
Gambar 2 : Sistem Pemeliharaan Jarak Jauh
Alutsista Udara[3]
Sedangkan proses kerja SAPP dirancang dengan diagram alur sebagai berikut :
Gambar 3 : Diagram Alur SAPP
86
Proses kerja SAPP terdiri dari 1. Input Data
Pada proses ini, user akan memberikan data fakta atau masalah yang terjadi di
lapangan, yakni kerusakan yang terjadi. 2. Pre Processing
Komputer akan mengolah data masukan yang diberikan oleh user dan
mencocokannya dengan pengelompokan kategori kerusakan yang sudah tersimpan
di knowledge database.
3. Klarifikasi Komputer akan mengklarifikasikan ciri-ciri
kerusakan kepada user secara tahap per tahap sesuai dengan data tersimpan di
knowledge database.
4. Pengambilan Keputusan Setelah semua data diterima oleh
komputer, selanjutnya mesin inferensi akan mengolah data masukan dan data di
knowledge database untuk kemudian diberikan suatu solusi pemecahan masalah
dan penentuan tindakan perbaikan yang selanjutnya disampaikan kepada user .
Adapun proses pengolahan informasi dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 4 : Proses Pengolahan Informasi
Proses pengolahan informasi dilakukan oleh mesin inferensi untuk menghasilkan kesimpulan.
Setelah user memberika n input data berupa masalah
yang dihadapi di lapangan, maka data itu akan dikomparasikan dengan knowledge database yang
telah berisi data pengetahuan pakar berupaciri-ciri, kerusakan, dan aturan pengambilan keputusan.
Selanjutnya akan dihasilkan solusi yang kemudian disampaikan ke user sebagai langkah atau tindakan
pemeliharaan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah yang dihadapi.
Proses pengambilan kesimpulan SAPP menggunakan algoritma Backward Chaining,
dimana sistem akan mencari akar permasalahan secara bertahap dari permasalahan utama yang
diberikan oleh user. Sistem akan mengidentifikasi tahap per tahap kerusakan yang terjadi kemudian
ditentukan langkah-langkah perbaikan yang sebaiknya dilaksanakan.
Implementasi
SAPP diujicoba dengan menggunakan software WinExsys yang memang dirancang untuk
mensimulasikan program-program expert system. Untuk ujicoba ini, dirancang suatu dummy program
yang dapat menggambarkan tahap-tahap pencarian dan klarifikasi SAPP hingga menentukan kerusakan
apa yang dialami oleh sistem yang dianalisis masalah kerusakannya.
Dummy program ini mengambil Display System sebagai contoh sistem yang dijadikan objek
pemeliharaan, namun kerusakan yang dicontohkan masih belum disesuaikan dengan sistem yang
sesungguhnya. Dummy Program yang dirancang mengikuti searching tree seperti pada gambar 4.
Gambar 5 : Searching Tree Dummy Program
Searching tree di atas kemudian diimplementasikan pada software WinExsys dengan
memberikan qualifier, choice dan rule-rule dengan mengikuti proses yang diinginkan. Hasilnya dapat
dilihat sebagai berikut :
87
Gambar 5 a.b.c.d : SAPP dengan WinExsys
4. HASIL DAN PEMBAHASAN