coupler pada dasarnya adalah suatu perangkat pasif empat port yang memiliki 4 buah lengan
yang simetris untuk dapat menghasilkan sinyal output yang berbeda fasa 90º. Normal hybrid
coupler menggunakan saluran transmisi ¼
λ [2]. Pemilihan substrat menjadi hal yang perlu
diperhitungkan dalam merancang mikrostrip khususnya untuk mendapatkan karakteristik pita
lebar. Hal tersebut dikarenakan dengan penggunaan substrat yang tebal dengan konstanta
dielektrik yang rendah akan dapat menurunkan faktor kualitas Q sehingga lebar pita dapat
ditingkatkan. Selain itu pemilihan material substrat secara tidak langsung juga dapat
mempengaruhi dimensi. Banyak penelitian telah dilakukan untuk
menurunkan dimensi normal hybrid coupler [3- 5]. Pada penelitian [3] telah berhasil mengurangi
ukuran dengan cara mensubsitusikan 2 buah stub yang diletakkan miring secara diagonal,sebuah
induktor dan sebuah kapasitor. Dengan cara ini telah berhasil menurunkan dimensi sebesar 27,
namun dengan cara tersebut menyebabkan fabrikasinya menjadi tidak mudah. Sedangkan
pada penelitian [4][5] berhasil menurunkan dimensi namun dalam kondisi pita sempit.
Penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan lebar pita diantaranya dilakukan pada penelitian
[6]. Pada penelitian tersebut hybrid coupler dibuat dengan struktur tandem N section.
Dengan cara demikian berhasil mendapatkan pita lebar sebesar 1,9 GHz pada frekuensi 3,6 GHz -
5,5 GHz namun disainnya menjadi kompleks.
Dari hasil penelusuran literatur [3-8], material substrat yang digunakan pada
penelitian-penelitian tersebut adalah yang memiliki ketebalan h kurang dari 1 mm dengan
konstanta dielektrik ε
r
lebih besar dari 2,2. Makalah ini membahas proses karakterisasi
hasil modifikasi 3 dB hybrid coupler untuk penggunaan substrat yang memiliki ketebalan
1,57 mm dengan konstanta dielektrik sebesar 2,2. Dasar pemilihan substrat ini karena
memenuhi persyaratan untuk aplikasi frekuensi tinggi. Bagian lengan seri dari 3 dB hybrid
coupler membentuk garis kurva. Kondisi ini merupakan hasil modifikasi dari 3 dB hybrid
coupler yang normal. Dengan desain tersebut diharapkan dapat diperoleh 3 dB hybrid coupler
yang memiliki karakteristik pita lebar dengan disain yang lebih sederhana dan dimensi yang
lebih kecil untuk aplikasi di frekuensi X band.
2. PERANCANGAN 3dB HYBRID COUPLER
Rancangan dasar 3 dB hybrid coupler yang normal ditunjukkan pada Gambar 1. Saluran
input pada hybrid coupler terbagi menjadi lengan seri dan lengan shunt. Jarak antar lengan
sejauh ¼ λ dimana saluran inputnya memiliki
karakteristik impedansi sebesar Z Ω, sedangkan
impedansi pada lengan seri sebesar Z
2
Ω dan impedansi pada lengan shunt sebesar Z
Ω.
2 Z
2 Z
Gambar 1: Normal 3 dB Hybrid Coupler [2]
Lebar saluran mikrostrip W tergantung dari impedansi karakteristik Z
, ketebalan h dan konstanta dielektrik
ε
r
dari substrat yang digunakan. Adapun rumus untuk menghitung lebar saluran mikrostrip
diberikan oleh persamaan di bawah ini [2].
1 2
1 ln2 1
ln 1 0,39
2
r r
r
h W
B B
B ε
π ε
, 61 ε
⎧ ⎫
⎡ ⎤
− ⎪
⎪ =
− − − +
− + −
⎨ ⎬
⎢ ⎥
⎪ ⎪
⎣ ⎦
⎩ ⎭
1 Dengan
ε
r
adalah konstanta dielektrik relatif dan :
2
60
r
B Z
π ε
=
2 Berdasarkan Gambar 1 dan persamaan 12
maka lebar saluran masing-masing lengan untuk hybrid coupler dapat dihitung. Pada lengan shunt dari 3
dB hybrid coupler yang normal memiliki nilai impedansi masukan Zo = 50
Ω, maka lebar salurannya adalah sebesar 5 mm dan lengan seri yang memiliki
nilai impedansi Zo √2 = 35 Ω maka lebar salurannya
akan sebesar 8 mm. Dengan hasil tersebut berarti lebar saluran pada lengan seri sama besar dengan jarak antar
lengan seri, dimana jarak ¼ λ untuk 9,4 GHz adalah
sebesar 8 mm. Sehingga kedua lengan seri menjadi berhimpitan untuk mendapatkan jarak ¼
λ. Dengan kondisi demikian, kinerja yang dihasilkan tidak sesuai
dengan yang diharapkan. Agar dapat diperoleh kinerja yang baik maka perlu dilakukan modifikasi dengan
mengurangi lebar saluran pada lengan seri dari hybrid coupler normal. Pengurangan lebar saluran pada lengan
seri berarti memperbesar nilai impedansi pada lengan tersebut.
Dalam melakukan proses karakterisasi, hal yang menjadi dasar pertimbangan dalam penentuan besarnya
nilai impedansi pada lengan seri adalah dengan tetap menjaga jarak antar lengan sebesar ¼
λ. Selain itu juga diasumsikan semua lengan memiliki karakteristik
impedansi yang sama besar dengan karakteristik impedansi pada input yaitu sebesar Zo = 50
Ω. Dengan kedua kondisi awal tersebut maka dilakukan proses
optimalisasi nilai impedansi pada lengan seri untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan kinerja yang
diharapkan.
58
Terdapat 3 parameter yang digunakan untuk melakukan analisis karakterisasi hybrid coupler
yaitu faktor isolasi, faktor refleksi dan faktor kopling [1]. Bila port 1 dan port 2 merupakan
port input serta port 3 dan port 4 merupakan port output, maka faktor isolasi adalah parameter
yang diukur antara kedua port input S
12
, S
21
dan antara kedua port output S
32
,S
23
. Faktor Refleksi
diukur dengan parameter S
11
,S
22
,S
33
,S
44
. Sedangkan faktor kopling diukur dengan parameter S
13
,S
14
. Hasil simulasi nilai koefisien dari faktor kopling harus memiliki
magnitude yang sama besar dengan beda fasa 90º. Ketiga faktor tersebutlah yang menjadi
ukuran kinerja 3 dB hybrid coupler.
3. KARAKTERISASI 3 dB HYBRID COUPLER DENGAN GEOMETRI GARIS