KESIMPULAN Prosiding.Seminar.Radar.Nasional.2009

100 200 300 400 500 0.05 0.1 0.15 0.2 Frequency Hz Po we r Gambar 11:Spektrum signal frekuensi yang dipantulkan. Untuk menguji algoritma di atas maka dengan menambahkan random noise seperti pada gambar 11 di atas. Pada gambar tersebut terjadi perubahan frekuensi sekitar 75 Hz dan pada signal frekuensi rendah. Kemudian dengan algoritma spektrogram, maka signal dalam waktu dan frekuensi adalah seperti pada gambar 12. Pada gambar tersebut, perubahan ciri chirp masih terlihat dengan jelas. Sedangkan pengaruh noise hanya menambah offset dari frekuensi yang melatar belakangi. Gambar 12: Spektrogram signal dengan noise. Kemudian delay waktu dihitung seperti pada gambar 8, dan hasilnya seperti terlihat pada gambar 13 berikut. 100 200 300 400 500 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 Frequency Hz Pow e r Gambar 13:Perubahan frekuensi yang menunjukkan perubahan delay. Hasil perhitungan delay waktu antara gambar 9 dan gambar 13 menunjukkan nilai yang sangat mirip. Hal ini menunjukkan bahwa dari hasil tersebut algoritma yang telah dikembangkan handal terhadap gangguan noise SNR=1. Sedangkan gangguan noise yang lebih besar lagi SNR=0.33, perubahan frekuensi masih dapat dideteksi seperti pada gambar 14 dibawah ini. 100 200 300 400 500 0.5 1 1.5 2 2.5 3 Frequency Hz Po wer Gambar 14: Hasil perhitungan frekeunsi saat SNR = 0.33.

4. KESIMPULAN

Pada sistem FDOA untuk RADAR sekunder, bandwidth signal chirp dan kecepatan lebih lebar dan cepat akan menambah akurasi delay yang diukur. Untuk jarak maksimum roket 10 km bandwidth yang diperlukan pada signal chirp minimal 40 kHz. Tambahan random noise hingga SNR = 0.33 tetap dapat mengukur dengan baik, sehingga aplikasi FDOA ini juga cocok untuk RADAR sekunder. Hardware signal chirp generator akan dibahas lebih detail dalam tulisan tersendiri. UCAPAN TERIMAKASIH Terimakasih kepada LAPAN yang telah memfasilitasi dan mendanai proyek pengembangan RADAR sekunder. DAFTAR REFERENSI 1. Wahyu Widada dan Sri Kliwati,” Desain Sistem Passive RADAR Radio UHF Untuk Aplikasi Uji Terbang Roket ”, Posiding SITIA ITS-Surabaya 2008. 2. Wahyu Widada dkk,” Metoda Kalibrasi TDOA Untuk Sistem Passive RADAR Trayektori Roket”, IES ITS 2008 Surabaya. 3. Wahyu Widada, Sri Kliwati,”Frequency-Domain TDOA Estimation Of Passive RADAR For Rocket Flight Test”,Prosiding Seminar Nasional Fisika 2008 ITB Bandung. 4. Robert J. Purdy etal, Radar Signal Processing, LINCOLN LABORATORY JOURNAL VOLUME 12, NUMBER 2, 2000. 9 5. Wahyu Widada, ”Rancangbangun Robot Pencari Asal Arah Suara Berbasis Jaringan Saraf Tiruan”, Thesis Sarjana Engineering Waseda University, Tokyo JAPAN 1994. 6. Donald F. Breslin, “ADAPTIVE ANTENNA ARRAYS APPLIED TO POSITION LOCATION”, Master Thesis Virginia Polytechnic Institute and State University. 10 Sistem Identifikasi Pesawat Menggunakan Kecepatan dan Radar Cross Section Pesawat Berbasis Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation Maman Darusman 1 , Arwin Datumaya Wahyudi Sumari 2 , Aciek Ida Wuryandari 3 1 2 3 Sekolah Teknik Elektro dan Informatika – ITB, Gedung Labtek VIII Kampus ITB, Jl. Ganesha No. 10 Bandung, 40132 – INDONESIA 2 Departemen Elektronika, Akademi TNI Angkatan Udara, Ksatrian Akademi TNI AU, Lanud Adisutjipto, Yogyakarta, 55002 - INDONESIA 1 maman_darusmanyahoo.com , 2 arwin91aauyahoo.co.id , 3 acieklskk.ee.itb.ac.id ABSTRAK Radar digunakan untuk mendeteksi adanya obyek yang digunakan baik itu untuk kepentingan militer maupun sipil. Dalam bidang militer, Radar digunakan untuk mendeteksi adanya pesawat terbang yang sedang beroperasi di wilayah udara yang bersangkutan. Radar tidak hanya dapat mendeteksi pesawat tetapi juga dapat menerima informasi mengenai karakteristik pesawat, sehingga informasi karakteristik pesawat tersebut dapat digunakan untuk mengidentifikasi jenis pesawat. Informasi pesawat terbang yang dapat diketahui melalui Radar di antaranya adalah kecepatan dan penampang atau Radar Cross Section RCS. Untuk kepentingan pertahanan dan keamanan negara diperlukan aplikasi di Radar yang dapat mengolah informasi pesawat yang terdeteksi sehingga menghasilkan keluaran berupa jenis pesawat. Dalam makalah ini dibahas desain dan implementasi perangkat lunak system identifikasi jenis pesawat terbang berbasis jaringan syaraf tiruan backpropagation menggunakan data kecepatan dan radar cross section sebagai parameter identifikasi. Aplikasi ini diberi nama Sistem Identifikasi Pesawat Terbang Berbasis Backpropagation Network SIPT-BBPN. Aplikasi ini diimplementasikan menggunakan bahasa pemrograman MATLAB dengan memanfaatkan toolbox neural network. Hasil simulasi terhadap perangkat lunak disertakan untuk menunjukkan bahwa perangkat lunak yang dibuat memiliki kemungkinan besar untuk dapat diterapkan pada sistem radar nyata untuk kepentingan identifikasi pesawat terbang. Kata kunci : Backpropagation, Identifikasi, Jaringan syaraf tiruan, Kecepatan, Radar, RCS

1. PENDAHULUAN