2.1 Konsep Radar
Radar adalah kependekan dari Radio Detection and Ranging. Radar merupakan sistem gelombang
elektromagnetik yang digunakan untuk mendeteksi, mengukur jarak, kecepatan dan membuat map
benda-benda seperti pesawat terbang, kendaraan bermotor dan obyek-obyek lainnya[15]. Dalam
dunia penerbangan radar biasa digunakan untuk mendeteksi suatu obyek yang sedang terbang dalam
suatu kawasan wilayah tertentu.
Gambar 1:. Konsep Kerja Radar.
Prinsip yang menjadi kunci utama teknologi ini adalah pantulan gelombang mikro dan implementasi
efek Doppler. Radar akan memancarkan sinyal atau gelombang mikro kepada obyek yang ingin
diidentifikasi. pantulan dari gelombang mikro yang mengenai obyek akan ditangkap oleh radar untuk
dianalisa lebih lanjut untuk mengetahui lokasi dan bahkan jenis obyek tersebut. Sistem radar memiliki
tiga komponen utama yaitu: antena, transmitter pemancar sinyal dan receiver penerima sinyal
[15]
.
2.2 Radar Cross Section
Radar Cross Section RCS adalah ukuran dari kemampuan sebuah obyek untuk memantulkan
kembali sinyal yang dikirimkan ke arah radar. Berdasarkan penjelasan teknis, RCS adalah suatu
perbandingan antara daya yang dipantulkan oleh obyek kembali ke radar dengan kerapatan daya yang
dipancarkan radar kepada obyek. Besaran nilai RCS tidak kemudian menunjukan luas sebenarnya dari
fisik obyek sasaran, namun lebih menunjukan kemampuan obyek untuk memantulkan sinyal radar
ke arah antena radar penerima. Gambar 2 menunjukan contoh RCS dari sebuah
pesawat terbang.
Gambar 2: Gambaran Plot RCS. 2.3 Kecepatan Pesawat pada Radar
Untuk mendeteksi kecepatan sebuah obyek, radar akan menggunakan penggabungan antara teknik
pantulan gelombang dan azaz doppler. Teknik pantulan gelombang biasa digunakan untuk
mengukur jarak antara sebuah obyek dan sumber pemancar gelombang. Sedangkan azaz doppler
menjelaskan tentang perubahan frekuensi gelombang dikarenakan gerakan relatif sebuah
benda terhadap benda lainnya dalam hal ini dapat dikatakan antara sumber gelombang terhadap obyek
sasaran. Pada radar, kecepatan pesawat yang tertangkap dapat diketahui dengan menggunakan
persamaan
[14]
1 sebagai berikut.
cos 2
θ λ
u f
d
− =
1 Dimana f
d
adalah dopler shift, λ adalah panjang
gelombang, u adalah kecepatan pesawat, dan θ
adalah sudut antara arah pergerakan sinyal dan arah obyek.
2.4 Adaptive Resonance Theory
Algoritma Adaptive Resonance Theory ART dikembangkan untuk mengatasi masalah stabilitas-
plastisitas stability-plasticity dilemma yang dihadapi oleh algoritma JST lainnya. Masalah
stabilitas-plastisitas mempertanyakan mengenai bagaimana sebuah sistem pembelajaran dapat
menjaga pengetahuan yang telah dipelajari sebelumnya namun tetap memiliki kemampuan
untuk mempelajari input-input baru. Kunci untuk menyelesaikan masalah stabilitas-plastisitas adalah
dengan menambahkan mekanisme feedback diantara competitive layer
layer F2 dan input layer pada jaringan.
98
Gambar 3: Arsitektur ART-1.
Sensor
Gambar 4:
Arsitektur ART-2.
Arsitektur JST ART terdiri atas : satu lapisan pengolahan masukan yang juga sebagai lapisan
perbandingan comparison layer pola yang disebut dengan lapisan F1, unit-unit cluster yang merupakan
lapisan pengenalan yang disebut dengan lapisan F2 dan suatu mekanisme untuk mengontrol derajat
kemiripan pola-pola untuk ditempatkan pada cluster yang sama yang disebut dengan mekanisme Reset.
JST ART dirancang untuk memudahkan pengontrolan derajat kemiripan pola yang
ditempatkan pada cluster yang sama. Sebuah sistem ART terdiri dari 2 subsistem, yaitu attentional
subsystem dan orienting subsystem.
2.5 Informasi Fusi
Fusi informasi atau fusi data adalah suatu teknik pengombinasian data atau informasi untuk
memperkirakan estimate atau memprediksi hasil keluaran dari berbagai keadaan entitas. Entitas-
entitas tersebut dapat berbentuk fisik atau non-fisik. Masukan-masukan suatu sistem informasi dapat
berupa : data hasil observasi sensor-sensor,
masukan-masukan perintah dan data dari
operator atau pengguna, data pendahuluan dari suatu basis data yang
telah ada.
Gambar 5: Konsep Fusi Informasi
. Kelas-kelas tataran fusi informasi sensor majemuk
multisensor pada ummnya digunakan untuk aplikasi pengenalan sasaran otomatis automatic
target recognition
, ATR. a. Fusi tataran piksel
Tataran ini diaplikasikan kepada data piksel teregistrasi dari sekumpulan citra untuk
kepentingan fungsi deteksi dan diskriminan. Data citra diperoleh dari sensor-sensor citra
seperti RADAR dan Forward Looking Infra Red
FLIR. b. Fusi tataran fitur
Tataran ini mengombinasikan fitur-fitur obyek yang dideteksi dan dipisahkan di dalam masing-
masing wilayah sensor. Fitur-fitur setiap obyek diekstraksi secara independen di dalam setiap
wilayah dan membentuk satu ruang fitur bersama untuk klasifikasi obyek.
c. Fusi tataran keputusan Tataran ini mengombinasikan keputusan-
keputusan dari jalur-jalur klasifikasi atau deteksi sensor-sensor dengan nilai heuristik
seperti M-of-N, suara terbanyak maksimum maximum vote, atau jumlah terbobot weighted
sum
untuk keputusan tegas hard decision dan metoda Bayes, DS dan variabel fuzzy untuk
keputusan halus soft decision.
3. DESAIN SISTEM DAN IMPLEMENTASI KONSEP