PENUTUP. Prosiding.Seminar.Radar.Nasional.2009

4.2.Hasil Pengukuran Selectivitas. Cara pengukuran: • Dengan peralatan seperti pada pengukuran sensitivitas. • Frekwensi generator ditentukan misal 50,000 MHz. • Penerima diatur frekwensinya 50,000 MHz. • Volume dibesarkan sampai maksimum. • Naikan frekuensi output sinyal generator sebesar 25 KHz , hingga menjadi 5,025 MHz • Ukur tegangan audio ouput. • Turunkan frekuensi output sinyal generator sebesar 25 KHz , hingga menjadi 4,975 MHz • Ukur tegangan audio ouput. • Catat hasilnya pada tabel dibawah. • Hasil pengukuran dapat dilihat pada tabel2. Tabel 2 :Pengukuran Selektivitas Frek. Penerima MHz Frek.Out.Gen. MHz Output Audio volt 5,000 5,000 1,00 5,025 5,000 0,001 4,975 5,000 0,001 Pengukuran SINAD [5 ] Gambar 5 : Blok diagram pengukuran SINAD SINAD = 10Log SND ND dimana: SDN= level power kombinasi sinyal + noise + distorsi ND= level power kombinasi noise + distorsi Dari hasil pengukuran didapat nilai SINAD=12 dB.

6. PENUTUP.

Parameter yang penting pada receiver antara lain adalah:Sensitivitas, Selectivitas dan SINAD. Sensitifitas didefinisikan : besarnya sinyal yang diberikan pada input receiver untuk menghasilkan sinyal output tertentu. Sedangkan Selektifitas suatu penerima dapat dibedakan dari kemampuan memisahkan sinyal dengan frekwensi yang diinginkan terhadap sinyal frekwensi lain. Selektifitas ini dapat dinyatakan oleh tegangan sinyal masuk sebagai fungsi pergeseran frekwensi dari frekwensi resonansi untuk menghasilkan standar output. Definisi SINAD sangat jelas yaitu, perbandingan antara total sinyal, sinyal+gangguan+distorsi total signal power level dengan sinyal yang tidak diinginkan, gangguan+distorsi unwanted signal power. Sensitivity 0,25 uV, selektivity 60 dB dan SINAD= 12 dB. Oleh karena itu, semakin besar nilai SINAD, semakin baik pula kualitas sinyal audio. UCAPAN TERIMA KASIH Penelitian ini dilaksanakan di Puslit Elektronika dan Telekomunikasi-LIPI. Terima kasih disampaikan kepada : 1. Daday Ruhiat Amd, Djaelani dan Dede Ibrahim, dan Prof.Ir.Ika Hartika Ismet, Puslit Elektronika dan Telekomunikasi-LIPI 2. Ir.Sihono, DITHUBAD-TNI AD. 3. Rustamaji Ir,MT., Jurusan Teknik Elektro – ITENAS. yang telah membantu dalam melaksanakan penelitian dan penulisan makalah ini. DAFTAR REFERENSI [1].Elan Djaelani,Agus Subekti,”VHF Electronic Jamming Device For Electronic Warfare”,Proceeding of :Asia Pacific On Arts,Science,Engineering Technology,Solo May 19-22 2008,ISBN:979 3688 88 2 [2].LaporanAkhirPerangkatVHF Electronic JammingUntukElectronicWarfare,Program Insentif Riset Terapan ,Ristek,2007. [3].ElanDjaelani,DadayRuhiat,”Pembuatan Voltage Control Oscilator untuk Perangkat Pemancar Jamming”, Prosiding Seminar Radar Nasional 2007.Jakarta,18-10 April 2007,ISBN 9-793-68889- 6 [4].Praktikum Teknik Frekwensi Tinggi ,Jurusan Teknik Elekto ,ITB. [5].SINAD and SINAD Measurement .Dari Web SINAD [6].ElanDjaelani,RidodiAnantaprama,”Design Of Radio Direction Finder Device”, Proceeding of :Asia Pacific On Arts,Science,Engineering Technology,Solo May 19-22 2008, ISBN:979 3688 88 2 [7]. Module Receiver,Manual Books Radio PRC 1077. 84 Pemanfaatan Sistem Pakar Dalam Perancangan Sistem Analisa Masalah dan Penentu Tindakan Pemeliharaan RADAR Edith Nurhidayat Kurniawan S. 1 , Aciek Ida Wuryandari 2 , Arwin D.W. Sumari 3 1 2 3 Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, Institut Teknologi Bandung Gedung Labtek VIII Kampus ITB, Jl. Ganesa No. 10, Bandung, 40132– INDONESIA Email: tosa_wd04yahoo.com , aciekidawyahoo.com , daemon00idafyahoo.com 3 Departemen Elektronika, Akademi TNI Angkatan Udara Ksatrian Akademi TNI AU, Lanud Adisutjipto, Yogyakarta, 55002 – INDONESIA ABSTRAK Pemeliharaan merupakan aspek penting yang tidak bisa diabaikan oleh suatu satuan dalam melakukan fungsi operasinya. Pemeliharaan harus dilaksanakan secara kontinu, cepat dan tepat sasaran sehingga menjamin kesiap operasian alat utama sistem senjata udara alutsistaud yang diawaki oleh satuan operasi tersebut. Satuan radar sebagai contoh satuan operasi yang dimiliki oleh TNI Angkatan Udara tersebar di seluruh pelosok wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, terutama di daerah-daerah terluar sebagai telinga pertahanan udara Indonesia. Hal ini menyebabkan pemeliharaan berat yang dilakukan seringkali terkendala oleh msalah jarak, waktu dan personel karena pusat kegiatan pemeliharaan terletak di pulau Jawa. Maka dari itu dibutuhkan suatu sistem terpadu yang dapat menjembatani permasalahan pemeliharaan antara satuan operasi dengan pusat pemeliharaan sehingga satuan operasi dapat memaksimalkan kesiapoperasian alutsistaud yang dibawahinya. Kata kunci : alutsistaud, siap operasi, radar, pemeliharaan, sistem pakar

1. PENDAHULUAN