HASIL DAN PEMBAHASAN KESIMPULAN

Gambar 5 a.b.c.d : SAPP dengan WinExsys

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari perancangan dan simulasi yang telah dilaksanakan, dapat terlihat bahwa SAPP dengan menggunakan sistem pakar memberikan kemudahan dalam melakukan analisa terhadap masalah kerusakan yang dihadapi dan dapat segera memberikan saran tindakan yang harus dilakukan disertai dengan part mana yang harus diperbaiki. Sistem ini dapat digunakan oleh baik orang yang telah terlatih maupun tidak dengan hasil diagnosa yang memiliki tingkat kepercayaan tinggi karena database yang digunakan berasal dari maintenance book dari sistem yang hendak dianalisa. Proses pencarian dan penentuan keputusan dapat dilakukan dengan cepat sehingga menghemat waktu dan dapat meningkatkan kinerja perbaikan. Pengembangan SAPP ini baru diujicoba dengan menggunakan software WinExsys, dimana software ini memiliki kelemahan dalam berintegrasi dengan program lainnya, terutama jika diimplementasikan sebagai Web-based Applications. Untuk pengembangan selanjutnya, SAPP dapat diimplementasikan dengan beberapa bahasa pemrograman lain yang telah banyak digunakan pada saat ini. Selain itu, SAPP juga dapat diintegrasikan dengan database suku cadang yang ada di Depo Pemeliharaan terkait untuk memberikan informasi pada user mengenai ketersediaan suku cadang yang dibutuhkan terkait dengan kerusakan yang dialami oleh sistem di satuan. Hal ini akan meningkatkan kesigapan dari user maupun Depo untuk menentukan langkah pemeliharaan yang harus segera dilakukan.

5. KESIMPULAN

Dengan perancangan Sistem Analisa Masalah dan Penentu Tindakan Pemeliharaan ini maka Operasi pemeliharaan yang dilaksanakan oleh TNI – AU khususnya Satuan Radar yang tersebar di seluruh daerah-daerah terluar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak lagi terkendala oleh waktu, jarak dan kesiapan teknisi di pusat pemeliharaan karena sistem ini dapat beroperasi 24 jam secara online sehingga kapanpun ditemui kerusakan yang memerlukan penanganan dengan segera maka kegiatan pemeliharaan dapat segera dilakukan. DAFTAR REFERENSI [1] Sumari, Arwin D.W., S.T., Mayor Lek, “Konsep Desain dan Implementasi Sistem Pemeliharaan Alat Utama Sistem Persenjataan Udara Berbasis Kecerdasan”, Jurnal TNI Angkatan Udara “Angkasa Cendekia” , 2008. Jakarta : Dispenau, hal 23 – 46. [2] Arhami, Muhammad, Konsep Dasar Sistem Pakar , Yogyakarta : Andi. 2005 [3] Sumari, Arwin D.W., S.T., Mayor Lek, “Konsep Sistem Pemeliharaan Jarak Jauh Alat Utama Sistem Senjata Udara”, Buletin Koharmatau , Edisi ke-10, 2008, Bandung : Koharmatau, hal 25 - 28. [4] Russel, Stuart and Norvig, Peter, Artificial Intelligence : A Modern Approach , USA: Prentice-Hall. 2002. [5] Suyanto, Artificial Intelligence, Bandung : BiObsess. 2007. [6] ----------, “Department of Defense Dictionary of Military and Associated Terms”, Joint Publication 1-02 , US DoD, 12 April. 2001. 88 Penggunaan RADAR bagi Kepentingan Pertahanan Udara Suparman D, MM Kolonel Lek NRP 504939 Askomlek Kas Kohanudnas ABSTRAK Pada dasawarsa 60-an dan 70-an, wilayah udara dipantau dengan menggunakan Radar-Radar generasi pertama yang menggunakan teknologi tabung, antara lain Radar Nysa Polandia, Decca, Plessey AWS II- Inggris dan P-30 Uni Sovyet. Meskipun teknologi yang dimiliki masih sangat sederhana dan hanya menyuguhkan bearing dan range saja pada console, namun dengan kemampuan deteksi rata-rata 120 NM sampai dengan 180 NM, keberadaan Radar-Radar tersebut cukup mampu memberikan informasi seluruh pesawat yang memasuki wilayah udara Indonesia, khususnya pulau Jawa. Pada dasawarsa 80 sampai dengan 90-an sistem pertahanan udara dikembangkan dengan adanya pembangunan Radar-Radar Thomson di beberapa tempat, baik type TRS 2230 Plannar ataupun TRS 2215 Hyperbolic. Berbeda dengan generasi terdahulu, Radar-Radar generasi ini sudah lebih modern. Walau masih menggunakan teknologi Tabung, penunjukan sasaran sudah dalam 3 tiga dimensi 3D ; bearing, range, altitute. Dalam era ini Radar sudah dapat di gelar ditempat yang berpindah-pindah mobile. Penambahan sistem komunikasi ground to air, sangat memudahkan pengendalian dan pemberian informasi adanya pesawat asing di sekitarnya. Penyampaian informasi posisi dan pergerakan lawan yang cepat dan akurat sangat membantu para penerbang melaksanakan misinya. Pengiriman teknisi-teknisi ke India Naya dan Polandia dalam rangka melaksanakan alih teknologi, yang diharapkan nantinya mampu menangani permasalahan di seputar Radar. Namun dengan berjalannya waktu ke waktu teknologi berkembang dengan cepat, dan mulai meninggalkan masalah yang krusial dan akhirnya menjadi kendala yang sulit terpecahkan. Kasus kekurangan dan langkanya suku cadang mulai menimbulkan kerusakan-kerusakan permanen yang sulit diatasi. Antara tahun 1990 dan 2000-an, penambahan Sista Radar jatuh pada pilihan Plessey Commander, yaitu AR-327 dan AR-327, yang di gelar di Kosek II. Radar-Radar ini merupakan generasi lanjutan dari Radar Plessey terdahulu. Dengan menggunakan teknologi layar datar dan TID Touch Input Devices, penampilan console terlihat lebih simple. Pembangunan MROC Multi Role Operation Centre ada dalam satu paket dengan Radar Plessey generasi tersebut. Diharapkan MROC mampu berfungsi sebagai pengganti SOC, apabila terjadi hal-hal yang tidak di inginkan. Pada era 2000-an penggelaran Radar lebih memilih type Master T untuk melengkapi kesiapan Radar di tanah air dalam rangka memperkuat sistem pertahanan udara dan menutup seluruh wilayah udara NKRI. Untuk dapat mengcover seluruh wilayah udara nasional memerlukan dana yang tidak kecil maka dibangunlah beberapa MCC Military and Civil Coordination yang berfungsi untuk mengintegrsikan Radar-Radar Hanud dengan Radar sipil. Dalam hal ini peranan TDAS Trasmission Data Air Situation juga sangat membantu proses integrasi tersebut. Dengan adanya TDAS ini situasi wilayah udara dapat di kirim ke Posek Pusat Operasi Sektor dan Popunas Pusat Operasi Pertahanan Udara Nasional secara real time. Sistem Komando Kendali Komputerisasi dan Informasi atau K3I, dibangun dan dikembangkan dengan sistem SBM. Luasnya wilayah dirgantara, makin meratanya hasil-hasil pembangunan dan tersebarnya obyek vital yang harus diamankan, menuntut keberadaan Sista yang handal dan memadai, juga menuntut para personil yang mengawaki secara professional dan disiplin, sehingga diperlukan suatu piranti yang dapat beroperasi terus menerus secara mantap, terpadu, responsive, efektif dan efisien dalam menjaga kedaulatan Negara sepanjang tahun. Kata Kunci : Radar, Sista, K3I,Posek, Popunas

1. PENDAHULUAN