Terdapat 3 parameter yang digunakan untuk melakukan analisis karakterisasi hybrid coupler
yaitu faktor isolasi, faktor refleksi dan faktor kopling [1]. Bila port 1 dan port 2 merupakan
port input serta port 3 dan port 4 merupakan port output, maka faktor isolasi adalah parameter
yang diukur antara kedua port input S
12
, S
21
dan antara kedua port output S
32
,S
23
. Faktor Refleksi
diukur dengan parameter S
11
,S
22
,S
33
,S
44
. Sedangkan faktor kopling diukur dengan parameter S
13
,S
14
. Hasil simulasi nilai koefisien dari faktor kopling harus memiliki
magnitude yang sama besar dengan beda fasa 90º. Ketiga faktor tersebutlah yang menjadi
ukuran kinerja 3 dB hybrid coupler.
3. KARAKTERISASI 3 dB HYBRID COUPLER DENGAN GEOMETRI GARIS
KURVA PADA LENGAN SERI
Karakterisasi dilakukan untuk mendapatkan rancangan modifikasi 3 dB hybrid coupler
optimal. Proses karakterisasi dilakukan melalui simulasi dengan menggunakan metode momen
untuk memperoleh kinerja 3 dB hybrid coupler yang diharapkan berdasarkan parameter faktor
isolasi, faktor refleksi dan faktor kopling.
Dalam proses karakterisasi dilakukan optimalisasi terhadap 5 nilai impedansi pada
lengan seri dengan jarak antar lengannya dijaga tetap sebesar ¼
λ. Kondisi ideal faktor kopling adalah
memiliki magnitude yang ekivalen sama besar karena secara struktur bentuknya simetri, dengan
beda fasa antara output port sebesar 90°. Kondisi magnitude yang tidak sama antar kedua port
disebut dengan kondisi ketidakseimbangan daya sedangkan kondisi beda fasa antar port yang
tidak 90°disebut dengan kesalahan fasa.
Tabel 1 menunjukkan hasil simulasi untuk kelima nilai impedansi pada lengan seri terhadap
kinerja 3 dB hybrid coupler. Tabel 2 menunjukkan kondisi ketidakseimbangan daya
dan kesalahan fasa yang terjadi untuk beberapa nilai impedansi pada lengan seri.
Berdasarkan Tabel 2 terlihat bahwa saat nilai impedansi lengan seri sebesar 50
Ω, kesalahan fasa yang terjadi cukup besar yaitu
6,5°, selanjutnya menurun pada 3 nilai impedansi lainnya 50,6
Ω, 52,5 Ω dan 54,5 Ω dan kembali meningkat saat nilai impedansi sebesar
56,7 Ω. Hal ini menunjukkan apabila jarak antar
lengan seri tidak lagi ¼ λ maka akan
mempengaruhi beda fasa antar kedua port keluaran. Faktor refleksi yang terendah saat
impedansi lengan seri sebesar 50,6 Ω dimana
hasilnya mencapai -25.45 dB dengan faktor isolasi mencapai -17,26 dB.
Dengan demikian nilai impedansi sebesar 50,6
Ω yang dipilih karena memiliki kinerja optimal. Berdasarkan persamaan 1 dengan nilai
impedansi 50,6 Ω maka lebar salurannya adalah sebesar
4,75 mm. Dengan lebar tersebut menghasilkan jarak antar lengan seri mendekati ¼
λ. Hasil rancangan dari modifikasi 3 dB hybrid coupler yang memiliki kinerja
yang optimal ditunjukkan pada Gambar 2. Bentuk geometri tersebut sama dan simetri sehingga port
manapun yang digunakan sebagai port masukan dan port keluaran akan menghasilkan kinerja yang sama.
Tabel 1: Pengaruh Nilai Impedansi Lengan Seri
Faktor Refleksi
Faktor Isolasi
Faktor Kopling Impe-
dansi lengan
seri Ω
S
11
dB S
12
dB S
13
dB S
13
° S
14
dB S
14
°
50 -20,33 -13,74 -3,4 164,4 -3,8 80,97
50,6 -25,45 -17,26 -2,8 155,7 -4,0 67,8
52,5 -22,51 -17,45 -2,8 155,5 -4,0 67,73
54,5 -20,7
-17,46 -2,8 155,4 -4,0 67,72 56,7
-19,3 -17,47 -2,9 155,2 -3,8 67,71
Tabel 2: Rata-rata ketidakseimbangan daya dan kesalahan
fasa yang terjadi terhadap kondisi ideal
imp len
unb dB
φ e °
edansi gan seri
Ω alance
rror
50 0,6 6,5 50,6 0,6 2,1
52,5 0,6 2,2 54,5 0,6 2,3
56,7 0,45 2,5
Gambar 2: Bentuk Geometri 3 dB Hybrid Coupler
tanpa Garis Kurva
Berdasarkan [9] salah satu cara untuk memperbaiki kondisi matching yang lebih baik adalah dengan
menggunakan impedansi multisection. Maka
selanjutnya dilakukan optimalisasi kembali dengan penggunaan impedansi multisection pada lengan seri 3
dB hybrid coupler yang dimodifikasi. Dengan demikian nilai impedansi pada lengan seri tidak linear tetapi
membentuk garis kurva. Garis kurva tersebut merupakan fungsi eksponensial. Tabel 3 dan Tabel 4
59
menunjukkan perbandingan kinerja antara geometri tanpa dan dengan garis kurva.
Tabel 3: Perbandingan Kinerja Berdasarkan perbedaan Geometri Lengan Seri pada f
r
= 9,4 GHz
Fak- tor
Refle ksi
Fak- tor
Isolas i
Faktor Kopling Geometri
lenegan seri
S
11
dB S
12
dB S
13
dB S
13
° S
14
dB S
14
°
TanpaKurva
-25,45 -17,26 -2,8 155,7 -4,1 67,8
Dengan Kurva
-21,4 -19,28 -3,2 159,3 -3,6 71,3
Tabel 4: Perbandingan Rata-rata Ketidakseimbangan daya dan fasa berdasarkan
geometri lengan seri
Geometri lengan seri
Ω unbalance
dB φ error
°
Tanpa curve 0,6
2,1 Garis curve
0,4 2
Gambar 3 merupakan hasil akhir dari rancangan baru 3 dB hybrid coupler dimana pada
lengan serinya menggunakan impedansi multisection sehingga membentuk geometri garis
kurva.
Gambar 3: Bentuk Geometri 3 dB Hybrid Coupler
dengan Garis Kurva pada Lengan Seri
4. HASIL DAN ANALISIS