KPH Tasik Besar Serkap

LSM diakui sudah terbangun. Namun dalam realitasnya masih sering muncul kecurigaan diantara anggota kelompokjaringan ketika ada diantara anggota kelompokjaringan tersebut yang menjalin hubungan dengan pihak-pihak luar terutama dengan perusahaan. Ketika hal seperti ini terjadi, tidak jarang anggota kelompok tersebut dicap sebagai penghianat. Padahal meskipun merupakan bagian dari suatu kelompokjaringan, sebagai satu organisasi yang independen seharusnya tetap dapat mengembangkan atau menguatkan posisinya termasuk dengan organisasi lain di luar kelompoknya. Lebih lanjut, posisi LSM terhadap keberadaan perusahaan sebagai pemangku kepentingan utama di Semenanjung Kampar nyata-nyata tidak menunjukkan relasional yang baik. Sejak lama sudah muncul ketidakpercayaan terhadap perusahaan karena dianggap terlalu sering menyalahi komitmen. Bahkan hampir semua LSM yang ada berpandangan tidak perlu membangun hubungan dengan perusahaan, terutama perusahaan yang dinilai merusak lingkungan dan melakukan pembalakan liar. Demikian juga antar masyarakat, antara masyarakat dengan aparat pemerintah di desanya, antara masyarakat dengan LSM, masyarakat dengan perusahaan, LSM dengan pemerintah, ataupun masyarakat dengan pemerintah belum terbangun relasional yang baik. Sebagian masyarakat terpecah karena isu yang dibawa oleh LSM, juga karena adanya pola komunikasi yang tidak tepat dari perusahaan. Bahkan mereka saling bermusuhan diantara keluarga mereka sendiri. Hal ini jugalah yang menjadikan masyarakat sering kali „terlalu waspada’ bahkan cenderung penuh kecurigaan terhadap pihak luar yang datang ke tempat mereka. Pemerintah sendiri sebagai fasilitator pembangunan dan pengayom masyarakat dalam membuat kebijakan dinilai seringkali mengesampingkan kepentingan masyarakat dan cenderung berpihak pada swasta. Masyarakat sering disubordinatkan dan diabaikan hak-haknya. Dengan demikian muncul krisis kepercayaan dari masyarakat termasuk LSM terhadap pemerintah.

5.2.4.2 Motivasi untuk Berkolaborasi

Modal sosial dapat membantu perkembangan pembangunan berkelanjutan jika konfigurasinya mengembangkan kolaborasi ke arah kesinambungan tujuan. Namun demikian, modal sosial bukan satu-satunya prasyarat untuk kolaborasi. Dalam hal ini diperlukan juga motivasi sebagai dasar kolaborasi. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi berorganisasi, antara lain visi, misi dan tujuan, tantangan, kedekatan, tanggung jawab, budaya dan kepemimpinan. Visi, misi dan tujuan yang jelas akan membantu suatu organisasi dalam bekerjasama. Namun hal tersebut belum cukup jika visi, misi dan tujuan yang ditetapkan tidak sejalan dengan kebutuhan dan tujuan para anggota. Tanggung jawab mengimplikasikan adanya suatu otoritas untuk membuat perubahan atau mengambil suatu keputusan juga akan menjadi motivasi kerjasama yang tinggi. Selanjutnya kebutuhan untuk mengembangkan diri, mempelajari konsep dan ketrampilan baru, serta melangkah menuju kehidupan yang lebih baik akan menciptakan motivasi dan komitmen yang tinggi. Apalagi jika didukung oleh leadership yang baik sehingga tercipta kondisi yang kondusif bagi anggota untuk bekerja dengan tenang dan harmonis. Dari hasil wawancara dengan para pihak, ada beberapa hal mendasar yang melatarbelakangi mereka untuk berkolaborasi. Motivasi LSM-LSM di Riau untuk berkolaborasi antara lain: adanya kesamaan agendavisi untuk menyelamatkan hutan; adanya kesadaran bahwa tidak semua hal bisa dilakukan sendiri sehingga perlu saling membantu; kebutuhan untuk mendapatkan dukungan; kebutuhan untuk meningkatkan pengetahuankapasitas; kebutuhan untuk mendapatkan, memperbarui dan berbagi informasi, termasuk informasi tentang donor, programkegiatan, funding, peluang sekolah, kasus dll; untuk berkontribusi dalam menyelesaikan masalah-masalah pembangunan, menyuarakan dan memperjuangkan hak-hak masyarakat dan lingkungan; serta untuk membangun jaringan advokasi yang luas dan melebarkan aliansi dalam mencapai visi misi organisasi. Bagi instansi pemerintah, membangun jaringan dengan pihak lain di luar institusinya merupakan suatu perwujudan atau pelaksanaan tugas pokok dan fungsi TUPOKSI institusi. Jaringan dianggap positif untuk koordinasi dan berbagi informasi. Lebih jauh, dengan berjaringan dapat saling membantu dalam menyelesaikan masalah. Bagi swasta memahami dan membangun modal sosial dalam suatu jaringan sangat penting dalam mencapai tata kelola yang baik dan berkelanjutan, yakni dengan menerapkan kriteria investasi yang bertanggung jawab sosial. Dengan membangun jaringan juga ada harapan bahwa: Akan terbangun kemampuan lebih besar untuk mengelola resiko berhubungan dengan isu yang diangkat oleh stakeholder. Akan meningkatkan peluang untuk resolusi masalah secara lebih kreatif bekerjasama dengan stakeholder. Akan terbangun kemampuan lebih besar untuk mengembangkan strategi yang realistis dan dapat diterapkan sebagai hasil pengetahuan yang lebih baik terhadap lingkungan sosial-politik. Akan meningkatkan kemampuan untuk memecahkan permasalahan antar perusahaan dengan masyarakat yang lebih luas yang tidak bisa dipecahkan sendiri oleh perusahaan seperti kejahatan di sekitar lokasi operasional, rendahnya pendidikan tenaga kerja lokal, korupsi, polusi sumber daya yang digunakan bersama seperti air.

5.2.4.3 Pola Modal Sosial

Relasi atau hubungan antar pemangku kepentingan dibedakan menjadi dua, yaitu hubungan bilateral dan multilateral. Hubungan satu pemangku kepentingan dengan satu pemangku kepentingan lainnya dapat disebut hubungan bilateral, karena hanya melibatkan dua pihak. Sebaliknya, hubungan multilateral melibatkan tiga atau lebih pihak dimana setidaknya salah satu pihak memiliki hubungan dengan minimal dua pihak lain. Modal sosial adalah salah satu konsep sentral dalam penerapan jaringan berpikir untuk tantangan organisasi. Konsep ini telah digunakan untuk menjelaskan kekuatan jaringan sosial dalam memperkuat demokrasi dan mempromosikan pembangunan masyarakat yang berkelanjutan. Modal sosial adalah istilah bagaimana teori jaringan sosial menggambarkan fenomena- fenomena berbagi informasi, kerjasama, dukungan, dan keutuhan kelompok. Modal sosial sangat bermanfaat dalam banyak bidang kehidupan karena ketika melakukan sesuatu akan lebih baik bila kita bekerja sama dan membantu satu sama lain.