Terganggunya Sistem Tata Air

pemerintah pusat, pemerintah daerah, pemerintah desa, LSMorganisasi masyarakat, tokoh masyarakat, sektor swasta, lembaga pendidikan dan peneliti dapat identifikasi pemangku kepentingan dalam pengelolaan Semenanjung Kampar seperti pada Tabel 13. Tabel 7. Daftar pemangku kepentingan pengelolaan Semenanjung Kampar KATEGORI ORGANISASIINSTITUSI KEPENTINGAN Pemerintahan Pusat 1. Kementrian Kehutanan a. Ditjen PHKA b. Ditjen BPK c. Ditjen Planologi d. Badan Litbang Kehutanan 2. Kementerian Lingkungan Hidup 3. Kementerian Pekerjaan Umum 4. DPR RI 5. Dewan Nasional Perubahan Iklim DNPI 6. Dewan Kehutanan Nasional DKN Perlindungan hutankonservasi alam Pengaturan pemanfaatan hutan, pembinaan produksi kehutanan Perencanaan makro bidang kehutanan dan pemantapan kawasan Penelitian dan pengembangan bidang kehutanan Integrasi pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup, mendorong ekonomi hijau Mewujudkan penataan ruang, kelestarian fungsi dan keberlanjutan pemanfaatan sumber daya alam Stabilitas dan penegakan hukum Mendorong adaptasi dan mitigasi perubahan iklim Mendorong tata kepemerintahan kehutanan good forestry governance Pemerintahan Daerah 1. Pemerintah Provinsi Riau Gubernur 2. Bappeda Riau 3. Dinas Kehutanan Provinsi Riau 4. KPHP Tasik Besar Serkap 5. BBKSDA Riau 6. DPRD Riau 7. Badan Lingkungan Hidup Provinsi Riau 8. Dinas Pekerjaan Umum Tata Ruang Provinsi Riau 9. BPKH Wilayah XII 10. BP2HP Wilayah III 11. Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Riau 12. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Riau 13. Pemerintah Kabupaten Pelalawan Kesejahteraan masyarakat, pendapatan daerah, kelestarian sumber daya Koordinasi pembangunan antar wilayah Pengembangan manajemen kehutanan, kelestarian sumber daya hutan SDH Kelestarian hutan di tingkat tapak, mewadahi pengelolaan bersama Pengelolaan kawasan konservasi, konservasi keanekaragaman hayati Stabilitas dan penegakan hukum Pengendalian kawasan, kelestarian sumber daya alam dan ekosistem Koordinasi pemanfaatan lahan, penataan ruang Pemantapan kawasan hutan, tata batas partisipatif HPHHPHTI Pemantauan pemanfaatan hutan produksi, pengembangan metode pemanfaatan dan informasi pemanfaatan hutan produksi Optimalisai nilai tambah keekonomian dan pemanfaatan potensi sumber daya melalui penerapan kaidah konservasi Pengembangan manajemen pariwisata, kelestarian obyek wisata Kesejahteraan masyarakat, pendapatan daerah, pengembangan ekonomi KATEGORI ORGANISASIINSTITUSI KEPENTINGAN 14. Pemerintah Kabupaten Siak 15. DPRD Kabupaten Pelalawan 16. DPRD Kabupaten Siak 17. Dinas Kehutanan Kab. Pelalawan 18. Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Siak 19. BLH Kabupaten Pelalawan 20. BLH Kabupaten Siak 21. Dinas Pekerjaan Umum Bidang Tata Ruang Kab. Pelalawan 22. Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kab. Siak 23. Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Siak 24. Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kab. Pelalawan 25. Dinas Pariwisata, Kesenian, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Kab. Siak 26. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kab. Pelalawan 27. Dinas Pertanian, Peternakan dan Perikanan Kabupaten Siak 28. Bappeda Kabupaten Pelalawan 29. Bappeda Kabupaten Siak 30. Pemerintah Kecamatan Teluk Meranti 31. Pemerintah Kecamatan Kuala Kampar 32. Pemerintah Kecamatan Sungai Apit kerakyatan melalui pertanian yang unggul, kelestarian sumber daya Kesejahteraan masyarakat, pendapatan daerah, kelestarian sumber daya Stabilitas dan penegakan hukum Stabilitas dan penegakan hukum Pengembangan manajemen kehutanan, kelestarian sumber daya hutan SDH Pengembangan manajemen kehutanan, kelestarian sumber daya hutan SDH Pengendalian kawasan, kelestarian sumber daya alam dan ekosistem Pengendalian kawasan, kelestarian sumber daya alam dan ekosistem Koordinasi pemanfaatan lahan, penataan ruang Koordinasi pemanfaatan lahan, penataan ruang Pengembangan manajemen pertambangan dan energi Pengembangan manajemen pariwisata, kelestarian obyek wisata Pengembangan manajemen pariwisata, kelestarian obyek wisata Pengembangan manajemen pertanian tanaman pangan Pengembangan manajemen pertanian, peternakan dan perikanan Kesejahteraan, keberlanjutan, integrasi dan koordinasi pembangunan Kesejahteraan, keberlanjutan, integrasi dan koordinasi pembangunan Pembangunan wilayah, kesejahteraan masyarakat, ketentraman Pembangunan wilayah, kesejahteraan masyarakat, ketentraman Pembangunan wilayah, kesejahteraan masyarakat, ketentraman Sektor Swasta dan Asosiasi 1. RGMRAPP 2. SMFAPP 3. Perusahaan pertambangan BOBPT. BSP Pertamina Hulu 4. Perusahaan HPH 5. Perusahaan perkebunan 6. Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia APHI 7. Gabungan Pengusaha Kebun Sawit Indonesia GAPKI Investasi, pendapatan, keberlanjutan usaha Investasi, pendapatan, keberlanjutan usaha Investasi, pendapatan, keberlanjutan usaha Investasi, pendapatan, keberlanjutan usaha Investasi, pendapatan, keberlanjutan usaha Mendorong pengelolaan usaha yang berkelanjutanpengelolaan hutan lestari Mendorong pengembangan usaha berkelanjutan, mendorong kebijakan terkait perkelapasawitan LSMOrmas 1. LSM Lingkungan di Riau seperti Sekretariat Jikalahari, Yayasan Mendorong penyelamatan hutan dan gambut advokasi lingkungan, KATEGORI ORGANISASIINSTITUSI KEPENTINGAN Alam Sumatra, Perkumpulan Elang, Perkumpulan Kabut, KBH Riau, Yayasan Mitra Insani, Yayasan Riau Mandiri, WWF Riau, Scale Up, Greenpeace, Yayasan Bahtera Alam, Brimapala Sungkai, Walhi Riau, dll 2. LSM Lingkungan di Luar Riau seperti LEI, Telapak, WWF Nasional, Walhi Nasional, Tropenbos International Indonesia, Wetland International, dll 3. Forum Komunikasi Pemuka Masyarakat Riau FKPMR 4. Forum Komunikasi Kehutanan Masyarakat FKKM Riau 5. Forum Masyarakat Peduli Semenanjung Kampar FMPSK 6. Jaringan Masyarakat Gambut Riau JMGR mendorong pengakuan hak-hak masyarakat, pemberdayaan masyarakat Mendorong penyelamatan hutan dan gambut advokasi lingkungan, mendorong pengakuan hak-hak masyarakat Mendorong tata kepemerintahan, advokasi, mediasi konflik Pertukaran informasi untuk isu kehutanan masyarakat serta kebijakan kehutanan, mendorong terciptanya pengelolaan SDH yang berkeadilan dan berkelanjutan Memperjuangkan hak masyarakat, penyelamatan Semenanjung Kampar Mendorong tata-kelola ekosistem hutan rawa gambut Riau yang lestari dan berkeadilan, jaminan keselamatan ruang hidup masyarakat, pertukaran informasi Perguruan Tinggi Lembaga Penelitian 1. Universitas Riau 2. Universitas Islam Riau 3. Universitas Lancang Kuning 4. CIFOR 5. Puslit Gambut UNRI, UIR, UNLAK 6. Pusat Informasi Perubahan Iklim PIPI Riau 7. LIPI Pengembangan ilmu pengetahuan, justifikasi ilmiah Pengembangan ilmu pengetahuan, justifikasi ilmiah Pengembangan ilmu pengetahuan, justifikasi ilmiah Pengembangan IPTEK kehutanan Pengembangan IPTEK pengelolaan gambut Pengendalian dampak lingkungan dalam mendukung pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan Pengembangan IPTEK Masyarakat 1. Kelurahan Teluk Meranti 2. Desa Teluk Binjai 3. Desa Pulau Muda 4. Desa Kuala Panduk 5. Desa Penyengat 6. Desa Teluk Lanus 7. Desa Teluk 8. Desa Sungai Rawa 9. Desa Serapung 10. Desa lainnya di dalam dan sekitar Semenanjung Kampar Ruang kelola, kesejahteraan, kelestarian sumber daya, nilai sosial budaya Lembaga Donor Forest Partnership, TFCA, dll. Mengelola isu, pendanaan proyek Media Media cetak elektronik Sumber pemberitaan Tabel 13 memperlihatkan bahwa pemangku kepentingan pengelolaan ekosistem hutan gambut Semenanjung Kampar bervariasi sesuai dengan motif, cakupan wilayah maupun orientasi tujuan pengelolaan. Berkenaan dengan kepentingan pengelolaan berkelanjutan, setiap pemangku kepentingan memiliki motif tertentu seperti pengembangan manajemen dan mendorong tata kelola instansi pemerintah, badan perencana, dinas teknis daerah, ormas, asosiasi, lembaga donor; ekologi LSMormas, perguruan tinggilembaga penelitian, dinas teknis daerah, lembaga donor; ekonomi sektor swasta, masyarakat, pemerintah kecamatan; dan sosial-politik LSM, DPRDPRD, lembaga penelitian, media. Selanjutnya pemangku kepentingan pengelolaan Semenanjung Kampar dapat diidentifikasi berdasarkan kepentingan, kekuatanpengaruh terhadap keputusan, cara kerja, asal usul sosial dan relasi antar stakeholder. Berdasarkan karakteristik ini pemangku kepentingan dibagi menjadi 3 kategori yaitu pemangku kepentingan utama primer, pemangku kepentingan pendukung sekunder, dan pemangku kepentingan kunci.

5.2.1 Pemangku kepentingan Utama Stakeholders Primer

Pemangku kepentingan utama merupakan pemangku kepentingan yang terkena dampak langsung baik positif maupun negatif oleh suatu rencana atau proyek serta mempunyai kaitan kepentingan langsung dengan kegiatan tersebut. pemangku kepentingan kategori ini karenanya harus ditempatkan sebagai penentu utama dalam pengambilan keputusan. Berdasarkan definisi tersebut semua kelompok masyarakat masyarakat tempatan, dan ketiga kelompok perusahaan yang ada di Semenanjung Kampar termasuk kedalam kategori pemangku kepentingan utama. Balai Besar Konservasi Sumberdaya Alam Riau sebagai pengelola dan penanggung jawab empat kawasan konservasi suaka margasatwa juga termasuk kategori ini. Kepentingan utama masyarakat terhadap Semenanjung Kampar adalah sebagai tempat untuk pemenuhan kebutuhan, baik pangan maupun papan, sedangkan kepentingan langsung perusahaan terhadap kawasan ini adalah pemenuhan kebutuhan lahan untuk produksi bahan baku yang mereka butuhkan. Bagi BBKSDA sendiri, kawasan Semenanjung Kampar sangat penting dalam pelestarian keanekaragaman hayati dan ekosistem yang menjadi tanggung jawabnya. Pengelolaan Semenanjung Kampar yang keseluruhan bentang lahannya merupakan lahan gambut memberikan dampak penting bagi ketiga kelompok pemangku kepentingan utama ini. Jika pengelolaannya dilakukan dengan baik, kepentingan seluruh pemangku kepentingan dapat dipenuhi dengan baik. Sebaliknya jika tidak dilakukan dengan baik sesuai kaidah-kaidah yang disyaratkan dalam pengelolaan lahan gambut, maka bukan tidak mungkin ancaman bencana yang akan didapatkan. Pembukaan daerah gambut yang disertai saluran drainase dapat menyebabkan terjadinya penurunan muka tanah atau subsidence atau konsolidasi. Penurunan muka tanah gambut biasanya terjadi segera setelah hutan dibuka dan air dikeluarkan dari massa gambut oleh sistem drainase dan evaporasi. Penurunan permukaan tanah ini dapat terjadi karena pemadatan compaction akibat berkurangnya massa air yang menopang beban tanah, mineralisasi dan kebakaran, atau diangkut oleh manusia, air atau angin.

5.2.1.1 Masyarakat

Mayarakat yang terkait dengan masalah Semenanjung Kampar adalah masyarakat yang pemukimannya berbatasan langsung dengan kawasan Semenanjung Kampar dan masyarakat di desa-desa yang walaupun secara fisik tidak berbatasan langsung dengan hutan Semenanjung Kampar tapi secara intensif melakukan kegiatan bercocok tanam atau mengambil hasil hutan dari Semenanjung Kampar. Termasuk kedalam kelompok tersebut adalah masyarakat di Kecamatan Teluk Meranti Kabupaten Pelalawan, khususnya di Desa Teluk Meranti, Teluk Binjai dan Pulau Muda; serta masyarakat di daerah Tasik Belat Kabupaten Siak khususnya masyarakat Desa Teluk Lanus, Penyengat dan Serapung. Mata pencaharian penduduk di Semenanjung Kampar umumnya menyesuaikan dengan kondisi alamiahnya. Sebagian besar masyarakat menggantungkan hidupnya pada usaha pertanian dan nelayan. Masyarakat yang bermukim di dalam kawasan Semenanjung Kampar, pada umumnya bermata pencaharian sebagai nelayan, memanfaatkan hasil hutan non kayu dan