Hidrologi Kondisi Fisik .1 Letak dan Luas

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Karakteristik dan Pemanfaatan Sumber Daya Alam di Semenanjung Kampar

5.1.1 Indikator Ekologi dan Atribut Nilai Konservasi Tinggi

Kawasan Semenanjung Kampar memiliki berbagai indikator ekologi yang menjadikannya bernilai konservasi tinggi. Indikator ekologi tersebut mencakup spesies tumbuhan, spesies satwa, ekosistem langka dan terancam punah, daerah peralihan ecotone, serta kawasan bentang alam penting. Di wilayah Semenanjung Kampar terdapat 19 jenis termasuk kategori tumbuhan dilindungilangka. Dari 19 jenis tersebut, 2 jenis dikategorikan hampir punah critically endangeredCR yaitu meranti batu Dipterocarpus coriaceus dan resak Vatica teysmanniana; tiga jenis dikatergorikan sangat langka endangeredEN yaitu sikikau Anisoptera costata, tenggek burung Evodia lunuakenda dan meranti bunga Shorea teysmanniana. Sikikau, mempunyai penyebaran yang terbatas, dibandingkan jenis kategori sangat langka lainnya. Jenis tumbuhan yang termasuk kategori genting vulnerableVU yaitu selumbar terong Combretocarpus rotundatus, ramin Gonystylus bancanus, dan meranti bakau Shorea uliginosa. Selain itu teridentifikasi berbagai jenis anggrek yang termasuk Appendiks I CITES dan nepenthes yang termasuk Appendix II CITES serta dilindungi oleh Peraturan Pemerintah PP No. 7 Tahun 1999 TBI 2010a. Studi Nilai Konservasi TinggiNKT oleh TBI tahun 2010 menegaskan bahwa kawasan Semenanjung Kampar merupakan habitat dari populasi satwa liar yang hampir punah critically endangeredCR dan endangered EN menurut kategori Red Data Book IUCN tahun 2009. Satwa liar yang termasuk kategori CR tersebut adalah harimau Sumatera Panthera tigris sumatrae dari kelas mamalia dan Biuku Callagur borneoensis dari kelas reptil. Kemudian di dalam kawasan Semenanjung Kampar juga dijumpai jenis satwa liar yang tergolong terancam endangeredEN yaitu arowana Scleropages formosus. Areal studi NKT Semenanjung Kampar juga memiliki tingkat kekayaan jenis-jenis langkadilindungi didasarkan PP Nomor 7 Tahun 1999, Red Data Book dan CITES. Diketahui bahwa kawasan ini mengandung 23 jenis mamalia, 68 jenis burung, 12 jenis reptil, dan 2 jenis ikan yang termasuk kategori langkadilindungi yaitu ikan arowana endangered menurut Red Data Book dan PP No. 7 Tahun 1999 dan belida dilindungi menurut PP No. 7 Tahun 1999. Ekosistem gambut Semenanjung Kampar juga merupakan habitat kunci bagi beberapa jenis satwa liar yang menggunakannya secara temporer, baik untuk mencari makan maupun berkembang biak. Selanjutnya diketahui ada satu mamalia yaitu kalong besarkeluang Pteropus vampirus, dan 27 jenis burung yang menggunakan ekosistem areal studi sebagai bagian dari habitatnya yang sangat penting, baik untuk mencari makan, berlindung danatau berkembang biak. Umumnya jenis-jenis satwa ini dijumpai di sekitar danau dan Sungai Serkap serta berpotensi dijumpai di sungai-sungai besar lainnya di Semenanjung Kampar. Dari segi ekosistem, tipe ekosistem gambut hampir menutupi seluruh areal di Semenanjung Kampar. Sebagian besar merupakan hutan rawa gambut yang mengalami proses kerusakan atau degradasi dan fragmentasi akibat berbagai kegiatan pemanfaatan sumberdaya hutan seperti perusahaan kayu, perkebunan sawit dan lainnya. Padahal ekosistem gambut sangat penting untuk menjaga keseimbangan proses ekologis dan tata air yang selanjutnya akan berpengaruh juga pada kelangsungan hidup viabilitas dari berbagai jenis flora dan fauna. Hasil kajian untuk penentuan ekosistem langka dan terancam punah menggunakan pendekatan analitik analytical approach dalam unit biofisiografis di suatu pulau yang dilakukan TBI tahun 2010, menunjukkan persentase kehilangan hutan gambut yang asli mencapai hampir 76. Jika dibandingkan dengan laju deforestasi lahan gambut yang ada di Sumatera, maka angka tersebut sudah cukup tinggi dan berpotensi rentan mengalami berbagai gangguan. Hal ini didukung juga dengan hasil analisa perubahan luasan tipe ekosistem menggunakan pendekatan peta tipe tutupan vegetasi tahun 1990 dan membandingkannya dengan kondisi pada tahun 2009. Diperoleh hasil bahwa terjadi perubahan luasan masing-masing tipe vegetasi yaitu mangrove, tall pole forest TPF, transision of TPSFMPSF, riparian forest RF, mixed peat forest MPF dan low pole forest LPF yang berkisar antara 43-98, dengan rata-rata perubahan mencapai lebih dari 75 lihat Tabel 7.