Variasi Lokal Tipe Vegetasi Hutan Gambut Semenanjung Kampar
Tabel 1. Perbedaan
luasan perubahan tutupan lahan dari tahun 1990 – 2009
Tipe Tutupan Lahan Tahun 1990
ha Tahun 2009
ha Persentase
sisa Persentase
hilang
LPF 90.063,62
51.051,67 56,68
43,32 TPF
158.413,39 80.868,06
51,05 48,95
MPSF 239.220,20
13.987,51 5,85
94,15 RF
21.971,69 1.121,66
5,10 94,90
Transition TPSFMPSF 117.739,69
1.287,19 1,09
98,91
Catata n: LPF = Low Pole Forest, TPF = Tall Pole Forest, MPSF = Mixed Pole Swamp Forest,
RF = Riverine Forest, TPSF = Tall Pole= Swamp Forest Sumber : TBI 2010a
Di kawasan Semenanjung Kampar diduga terdapat ekosistem yang merupakan ekosistem peralihan yang berupa ekosistem riparian. Ekosistem ini
merupakan peralihan antara ekosistem perairan dengan ekosistem rawa gambut dimana lebar transisi diduga berdasarkan lebar genangan air maksimal ketika
terjadi pasang tertinggi yakni 1-1,5 km dari pingir sungai. Ekosistem riparian ini sebenarnya tidak merupakan ekosistem tersendiri, tetapi merupakan bagian dari
ekosistem rawa gambut. Ekoton juga diduga dapat terjadi antara sub-ekosistem menurut variasi
lokal tipe vegetasi. Hal yang sulit ditentukan adalah seberapa lebar ekoton yang terjadi. Sebagai pendekatan penetuan lebar ekotone didekati dengan “Teori Efek
Tepi” Edge Effect. Primack et al. 1999 menjelaskan bahwa efek tepi dapat
mencapai lebar sampai dengan 500 m. Haryanto 1993 menyebutkan bahwa pada ekosistem rawa gambut di
Suaka Margasatwa Danau Pulau Besar dan Danau Bawah dapat dengan mudah dikenali ekotonnya yaitu dengan melihat peralihan antara ekosistem gambut
dengan ekosistem hutan dataran rendah tanah kering. Kedua ekosistem tersebut mempunyai perbedaan karakter biofisik vegetasi tegas serta diduga belum ada
gangguan. Walaupun demikian, dengan pendekatan yang lebih tegas sebenarnya pada Semenanjung Kampar tidak terdapat dua ekosistem utama yang berbeda,
mengingat pada kawasan ini secara keseluruhan adalah ekosistem gambut. Dalam konteks bentang alam, berdasarkan analisis keanekaragaman
tumbuhan yang dilakukan TBI 2010a, Semenanjung Kampar dapat dikatakan mewakili suatu bentang alam yang memiliki beberapa tipe ekosistem. Tipe-tipe
ekosistem tersebut adalah:
1. Peat swamp forest rawa-rawa gambut dalam, biasanya berkubah dan dikenal dengan sebutan GBT Gambut Tebal.
2. Riverine forest hutan tepian sungai atau disebut dengan RF. 3. Rawa air tawar dan danau atau berdasarkan land system RePPProt disebut
dengan KLR Klaru yang dicirikan dengan dataran-dataran banjir bergambut yang tergenang tetap.
Keterwakilan ekosistem yang khusus, khas dan unik seperti hutan rawa gambut yang ada di Semenanjung Kampar dengan kondisi yang ada saat ini
memerlukan perhatian serius terutama dalam hal menentukan batas-batas kawasan yang dapat masuk dalam kategori ekosistem gambut dalam dan tebal sehingga
dapat ditetapkan sebagai daerah inti. Hal ini tentunya disertai dengan penilaian terhadap kesinambungan beberapa sub-ekosistem yang ada di dalamnya. Sub-
ekosistem terjadi akibat adanya perbedaan akumulasi gambut yang terbentuk dalam jangka waktu yang lama.
Selanjutnya, hasil penilaian HCVF oleh TBI pada tahun 2010 menyimpulkan Semenanjung Kampar memiliki hampir seluruh atribut NKT lihat
Tabel 8. Keseluruhan atribut NKT yang terdapat di Semenanjung Kampar saling tumpang tindih letaknya dan dapat digunakan sebagai informasi dasar dalam
pengelolaannya secara kolaboratif. Tabel 2. Hasil penilaian HCVF di Semenanjung Kampar
NKT Kriteria
Kesimpulan
1 Areal yang mempunyai tingkat keanekaragaman hayati yang penting
1.1 Kawasan yang mempunyai atau memberikan fungsi
pendukung keanekaragaman hayati bagi kawasan lindung danatau konservasi
Ada 1.2
Spesies Hampir Punah Ada
1.3 Kawasan yang merupakan habitat bagi populasi spesies
yang terancam, penyebaran terbatas atau dilindungi yang mampu bertahan hidup viable population
Ada 1.4
Kawasan yang merupakan habitat bagi spesies atau sekumpulan spesies yang digunakan secara temporer
Ada 2
Areal yang penting dalam mempertahankan dinamika ekologi secara alami 2.1
Kawasan bentang alam luas yang memiliki kapasitas untuk menjaga proses dan dinamika ekologi secara alami
Ada 2.2
Kawasan alam yang berisi dua atau lebih ekosistem dengan garis batas yang tidak terputus
berkesinambungan Tidak ada
2.3 Kawasan yang berisi populasi dari perwakilan spesies
alami yang mampu bertahan hidup Ada
3 Kawasan yang mempunyai ekosistem langka atau terancam punah
Ada
NKT Kriteria
Kesimpulan
4 Kawasan yang menyediakan jasa-jasa lingkungan alami
4.1 Kawasan atau ekosistem yang penting sebagai penyedia air
dan pengendalian banjir bagi masyarakat hilir Ada
4.2 Kawasan yang penting bagi pencegahan erosi dan
sedimentasi Ada
4.3 Kawasan yang berfungsi sebagai sekat alam untuk
mencegah meluasnya kebakaran hutan dan lahan Ada
5 Kawasan yang mempunyai fungsi penting untuk pemenuhan
kebutuhan dasar masyarakat lokal Ada
6 Kawasan yang mempunyai fungsi penting untuk identitas budaya
komunitas lokal Potensial