Luas dan Sebaran Gambut di Indonesia

pencapaian tujuan tertentu. Pengertian senada mengenai stakeholders dikemukakan oleh Groenendijk 2003, bahwa stakeholders mencakup semua aktor atau kelompok yang mempengaruhi danatau dipengaruhi oleh kebijakan, keputusan dan tindakan dari sebuah proyek. Stakeholders juga mencakup kategori yang lebih samar dari „generasi masa depan’, „ketertarikan nasional’, dan „masyarakat yang lebih luas’. Stakeholders menyajikan suatu sistem dengan tujuan, sumber dan sensitivitas yang berasal dari mereka sendiri. Istilah lain yang digunakan untuk menggantikan istilah „stakeholders’ dalam bahasa sehari-hari dan perbedaan konotasi yang sangat tipis diantaranya adalah „aktor’, „aktor kunci,’ „kelompok aktor’, „aktor sosial’, dan „partai’. Pemangku kepentingan sangat bervariasi derajat pengaruh dan kepentingannya, dan dapat dikategorikan sesuai dengan banyak atau sedikitnya pengaruh dan kepentingan relatifnya terhadap keberhasilan pengelolaan sumber daya alam. Brown et al. 2001 mengkategorikan pemangku kepentingan sebagai berikut: 1. Pemangku kepentingan primer, yakni mereka yang mempunyai pengaruh rendah terhadap hasil kebijakan tetapi kesejahteraannya penting bagi pengambil kebijakan. 2. Pemangku kepentingan sekunder, yakni mereka yang dapat mempengaruhi keputusan yang dibuat karena mereka adalah sebagian besar dari pengambil kebijakan dan terlibat dalam implementasi kebijakan. Secara relatif mereka tidak penting, demikian pula dengan tingkat kesejahteraannya bukan suatu prioritas. 3. Pemangku kepentingan eksternal, yakni individu atau kelompok yang dapat mempengaruhi hasil dari suatu proses melalui lobby kepada pengambil keputusan, tetapu interest mereka tidak begitu penting. Identifikasi pemangku kepentingan berdasarkan keterlibatannya dalam pengelolaan hutan menurut Tadjudin 2000 dapat dibedakan menjadi: 1. Pemangku kepentingan primer, yaitu pelaku yang terlibat berkepentingan langsung dalam kegiatan konservasi danatau pendayagunaan sumber daya hutan, yaitu: a Pemerintah, yaitu instansi yang menangani pengelolaan sumber daya hutan di daerah maupun di pusat; b Swasta yang memiliki konsesi di kawasan yang bersangkutan; c Masyarakat yang kegiatan ekonomi maupun kegiatan sosial budayanya secara langsung bergantung pada sumber daya hutan yang bersangkutan. Kelompok ini lazim disebut sebagai masyarakat pengguna. 2. Pemangku kepentingan sekunder, terdiri atas: a Instansi pemerintah yang tidak bertanggung jawab langsung dalam hal pengelolaan sumber daya hutan namun berkepentingan terhadap sumber daya yang bersangkutan. b Swasta yang tidak terlibat dalam pengusahaan hutan namun memiliki lini bisnis yang terkait dengan sumber daya hutan atau terkait dengan kegiatan masyarakat yang kehidupannya bergantung pada sumber daya hutan; c Masyarakat yang dipengaruhi oleh perubahan pengelolaan sumber daya hutan sesudah manajemen kolaboratif diterapkan. Secara praktikal kelompok ini adalah masyarakat yang bermukim di sekitar hutan di luar yurisdiksi kawasan hutan yang akan dikelola secara kolaboratif. Menurut Freeman 1984 dan Grimble dan Wellard 1996, keduanya dalam Maryono et al. 2005, pemangku kepentingan dapat diidentifikasikan berdasarkan kepentingan, kekuatanpengaruh terhadap keputusan, cara kerja, asal usul sosial dan relasi antar pemangku kepentingan. Berdasarkan karakteristik ini pemangku kepentingan dibagi menjadi 3 kategori yaitu pemangku kepentingan utama primer, pendukung sekunder, dan kunci ODA 1995. Adapun penjelasan mengenai ketiga kategori tersebut ialah: 1. Pemangku kepentingan utama primer: merupakan pemangku kepentingan yang terkena dampak langsung baik positif maupun negatif oleh suatu rencana atau proyek serta mempunyai kaitan kepentingan langsung dengan kebijakan, program atau proyek tersebut. Pemangku kepentingan kategori ini karenanya harus ditempatkan sebagai penentu utama dalam proses pengambilan keputusan. Contoh: masyarakat lokal, tokoh masyarakat dan manajer publik. 2. Pemangku kepentingan pendukung sekunder: merupakan pemangku kepentingan yang tidak memiliki kaitan kepentingan langsung terhadap suatu