Menurut teori Herzberg ada dua faktor dalam motivasi yaitu faktor motivasional dan faktor hygiene atau pemeliharaan. Yang dimaksud faktor
motivasional adalah hal-hal yang mendorong berprestasi yang sifatnya intrinsik, yang berarti bersumber dalam diri seseorang, sedangkan yang
dimaksud dengan faktor hygiene atau pemeliharaan adalah faktor-faktor yang sifatnya ekstrinsik yang berarti bersumber dari luar diri yang turut menentukan
perilaku seseorang dalam kehidupan seseorang.
Teori Alderfer dikenal dengan akronim “ERG”. E = Existence kebutuhan akan eksistensi, R = Relatedness kebutuhan untuk berhubungan dengan
pihak lain, dan G = Growth kebutuhan akan pertumbuhan. Jika makna tiga istilah tersebut didalami akan tampak dua hal penting. Pertama, secara
konseptual terdapat persamaan antara teori atau model yang dikembangkan oleh Maslow dan
Alderfer. Karena “Existence” dapat dikatakan identik dengan hierarki pertama dan kedua dalam teori Maslow; “ Relatedness”
senada dengan hierarki kebutuhan ketiga dan keempat menurut konsep Maslow dan “Growth” mengandung makna sama dengan “self actualization”
menurut Maslow. Kedua, teori Alderfer menekankan bahwa berbagai jenis kebutuhan manusia itu diusahakan pemuasannya secara serentak.
Inti teori tiga kebutuhan dari McCleland terletak pada pendapat yang mengatakan bahwa pemahaman tentang motivasi akan sangat mendalam
apabila disadari bahwa setiap orang mempunyai tiga jenis kebutuhan, yaitu: need for achievement, need for power, dan need for affiliation.
Menurut teori evaluasi kognitif, apabila organisasi menggunakan imbalan - yang merupakan motivasional ekstrinsik - bagi pelaksanaan pekerjaan dengan
baik, faktor-faktor motivasional intrinsik, misalnya kepuasan karena seseorang menyenangi apa yang dikerjakan, menjadi berkurang.
Teori penentuan tujuan dari Edwin Locke mengemukakan bahwa dalam penetapan tujuan memiliki empat macam mekanisme motivasional yakni : a
tujuan-tujuan mengarahkan perhatian; b tujuan-tujuan mengatur upaya; c tujuan-tujuan meningkatkan persistensi; dan d tujuan-tujuan menunjang
strategi-strategi dan rencana-rencana kegiatan.
Teori penguatan menggunakan pendekatan keperilakuan, dalam arti bahwa penguatan menentukan perilaku seseorang. Perilaku seseorang dilihat sebagai
akibat lingkungannya dan yang mengendalikannya adalah faktor-faktor penguatan. Yang dimaksud dengan faktor penguatan adalah setiap
konsekuensi yang apabila timbul mengikuti suatu respon, memperbesar kemungkinan bahwa tindakan itu akan diulangi. Teori ini mengabaikan
perasaan, sikap, harapan dan variabel kognitif lainnya. Inti teori keadilan terletak pada pandangan bahwa manusia terdorong untuk
menghilangkan kesenjangan antara usaha yang dibuat bagi kepentingan organisasi dengan imbalan yang diterima. Dalam menumbuhkan persepsi
tertentu, seseorang biasanya menggunakan tiga kategori referensi yaitu: orang lain, sistem yang berlaku, dan diri sendiri.
Menurut teori harapan, motivasi merupakan akibat suatu hasil dari yang ingin dicapai oleh seseorang dan perkiraan yang bersangkutan bahwa tindakannya
akan mengarah kepada hasil yang diinginkannya itu. Artinya, apabila seseorang sangat menginginkan sesuatu dan jalan tampaknya terbuka untuk
memperolehnya, yang bersangkutan akan berupaya mendapatkannya.
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Lokasi kajian adalah kawasan Semenanjung Kampar yang secara administratif berada di antara dua kabupaten yaitu Kabupaten Siak dan Kabupaten
Pelalawan, Propinsi Riau. Setidaknya ada empat alasan mengapa kawasan Semenanjung Kampar dipilih sebagai lokasi studi. Pertama, Semenanjung Kampar
adalah salah satu dari empat blok hutan rawa gambut di Riau yang masih tersisa dan merupakan hamparan hutan rawa gambut terluas yang masih tersisa di pulau
Sumatra serta masih memiliki tutupan hutan alam sekitar 400,106 ha. Kedua, Semenanjung Kampar merupakan salah satu kawasan kunci keanekaragaman
hayati Key Biodiversity AreaKBA, kawasan penting bagi burung Important Bird AreaIBA dan penyimpan cadangan karbon yang cukup besar. Ketiga,
lokasi ini menyimpan potensi konflik kepentingan yang cukup besar antar para pemangku kepentingan. Keempat, fakta adanya ancaman kelestarian hutan alam
Semenanjung Kampar dan adanya kebutuhan yang mendesak untuk penyelamatan ekosistem hutan rawa gambut di Semenanjung Kampar melalui pengelolaan
kolaboratif. Pengambilan data primer dilakukan mulai bulan Februari sampai dengan
Mei 2010. Adapun data sekunder dikumpulkan hingga bulan Februari 2012.
3.2 Peralatan dan Obyek Kajian
Peralatan yang digunakan adalah panduan wawancara semi terstruktur, perekam audio, alat tulis dan kamera digital. Obyek kajian adalah kebijakan dan
peraturan perundangan serta stakeholder yang terkait dengan keberadaan Semenanjung Kampar, baik yang terpengaruh langsung, tidak terpengaruh
langsung tapi memiliki kepedulian dan dapat mempengaruhi pengambilan keputusan, serta stakeholder yang memiliki kewenangan legal dalam hal
pengambilan keputusan.
3.3 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini mencakup hal-hal sebagai berikut: 1. Dalam pendekatan stakeholder 360
®
, stakeholder dibatasi pada kelompok yang dapat mempengaruhi danatau dipengaruhi oleh kegiatan pengelolaan
Semenanjung Kampar. Ada dua alasan mendasar pemilihan stakeholder secara kelompok, yakni:
a Agar dapat menerapkan teknik analisis jaringan dengan lebih mudah. b Kelompok termasuk organisasi lebih relevan dibanding individu ketika
kita ingin memahami potensi untuk kolaborasi atau untuk resolusi konflik sosial politik, dalam jaringan ditandai dengan hubungannya terhadap
organisasi fokal. 2. Pelibatan stakeholder dalam kajian ini dibatasi pada stakeholder nasional,
regional dan lokal. Stakeholder internasional tidak dikaji pengaruh dan kepentingannya dalam penelitian ini.
3. Pengukuran modal sosial difokuskan pada hubungan stakeholder. Dengan demikian penekanannya adalah pada kualitas hubungan yang mempengaruhi
tingkatan modal sosial. Lebih dari itu, dalam menjaga fokus politik, penekanan lebih kepada hubungan antar kelompokgroup inter-group
relationships daripada hubungan antar individu interpersonal relationships.
3.4 Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini adalah gabungan antara desk study dan penelitian lapangan field research. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif yang didasarkan pada
data deskripsi dari suatu keadaan, status, sikap, hubungan dalam suatu masalah yang menjadi obyek penelitian Suratmo, 2000. Fakta dan sifat-sifat hubungan
antar fenomena yang diteliti, kemudian ditelaah dan dianalisis keterkaitannya satu sama lain dengan trianggulasi kombinasi sumber data tenaga peneliti dan
metodologi karena setiap metode memiliki kelemahan dan keunggulan yang berbeda sehingga dengan memadukan ketiganya dapat saling melengkapi dan
menutupi kekurangan yang ada. Hasil analisis disajikan secara akurat dengan membuat deskripsi dan gambaran yang sistematis untuk mencari pemecahan
masalah Sitorus,1998.
Berdasarkan cara memperolehnya, jenis data dikelompokkan menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder. Data penelitian dikumpulkan melalui
beberapa instrumen pengumpulan data yaitu observasi lapang, penelusuran dokumen, wawancara mendalam in-depth interniew, diskusi kelompok terarah
focus group discussionFGD dan mengikuti pertemuan yang terkait dengan pengelolaan Semenanjung Kampar. Jenis dan sumber data utama menurut tujuan
penelitian secara ringkas disajikan pada Tabel 4. Tabel 1. Jenis dan sumber data utama menurut tujuan penelitian
Tujuan Penelitian
VariabelJenis Data atau
Informasi
Sumber Data Teknik
Pengumpulan Data
Teknik Analisa
Data Output yang
Diharapkan
Mengidentifikasi karakteristik SDA
Semenanjung Kampar SK,
bentuk pemanfaatan
beserta permasalahannya
1. Karakteristik fisik gambut
2. Atribut NKT 3. Hidrologi
4. Potensi Karbon
5. Pemanfaatan SDA
6. Isu permasalahan
- Laporan hasil
penelitian - Responden
- Studi pustaka - Wawancara
- Deskriptif Ancaman
kelestarian SDAHE SK
Menganalisis pemangku
kepentingan pengelolaan SK
1. Kepentingan stakeholder
2. Pengaruh stakeholder
3. Modal sosial dalam
jaringan stakeholder
4. Permasalahan - Responden
- Laporan hasil
penelitian - Pemberitaan
media - Wawancara
- Observasi lapang
- Studi pustaka - Analisis
stakeholder - Analisis
modal sosial
- Analisis deskriptif
1. Stakeholder pengelolaan
SK 2. Dimensi
modal sosial
3. Pola modal sosial
4. Motivasi untuk
kolaborasi Menganalisis
kebijakan pengelolaan SK
1. Peraturan perundang-
undangan 2. Upaya para
pihak - Dokumen
kebijakan perundang-
undangan - Responden
- Laporan hasil
penelitian - Pemberitaan
media - Studi pustaka
- Wawancara - Analisis
kebijakan content
analysis - Analisis
deskriptif Kebijakan
pengelolaan SK
Menganalisis variabel penentu
untuk pengelolaan SK secara
berkelanjutan - Hasil olahan - Pengolahan
hasil - Deskriptif
Variabel penentu
pengelolaan
Merumuskan kelembagaan
pengelolaan Semenanjung
Kampar - Aturan main
- Peran stakeholder
- Mekanisme hubungan
- Hasil olahan - Pengolahan hasil
- Deskriptif Aturan main,
peran stakeholder
dan mekanisme
kerja