Kuesioner Stakeholder
360
®
Pengantar, identitas dan
batasan Isumasalah dan
prioritas
Hubungan bilateral antara unit
manajemen dan stakeholder
Informasi unit contoh sampel
snowball
Hubungan multilateral
diantara stakeholder
Etika penelitian, kelompok stakeholder dan satus pandangan pimpinan, data demografi organisasi dll.
Memprioritaskan pertanyaan dengan jawaban terbuka, kapasitas, tantangan dan masalah
Motivasi untuk berkolaborasi
Pertanyaan modal sosial
Struktural: Berbicara talking
Relasional: Menaruh kepercayaan
trusting Kognitif:
Pemikiran thinking
Nama-nama stakeholder lainnya, keanggotaan di kelompok lain
Pertanyaan modal sosial
Struktural: Berbicara talking
Relasional: Menaruh kepercayaan
trusting Kognitif:
Pemikiran thinking Motivasi untuk berkolaborasi
Pertanyaan khusus sesuai kebutuhan Komentar akhir
Gambar 1. Pengorganisasian kuesioner stakeholder 360
®
Boutilier 2009
3.5.2 Pengumpulan Data Sekunder
Data sekunder dikumpulkan dari dokumen-dokumen yang dipublikasikan oleh institusi atau pihak-pihak terkait berupa buku, laporan hasil penelitian dan
laporan lainnya, serta regulasi dan aturan yang terkait. Seluruh dokumen yang diperoleh digunakan untuk menyusun profil atau gambaran umum daerah studi.
Dokumen ini juga digunakan untuk mengidentifikasi stakeholders dan isu atau permasalahan yang terjadi di lapangan, wacana yang berkembang untuk
pengelolaan Semenanjung Kampar serta sebagai bahan untuk analisis kebijakan.
3.6 Teknik Analisis dan Sintesis
Data primer dan data sekunder yang telah dikumpulkan dari hasil penelitian dianalisa dengan menggunakan metode kualitatif. Analisis data terdiri
dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
3.6.1 Analisis Pemangku Kepentingan Stakeholders Analysis
Tahapan dalam analisis pemangku kepentingan adalah sebagai berikut: 1. Identifikasi isu atau persoalan yang ingin diselesaikan dan menetapkan
batasan lokasi; 2. Membuat tabel identifikasi yang terdiri dari kolom yang berisi:
a Daftar pemangku kepentingan. Sumber data yang dapat digunakan untuk membuat daftar pemangku
kepentingandiantaranya daftar keanggotaan, kehadiran dalam konsultasi publik sebelumnya, pengamatan, berbagai sumber masyarakat, dan hasil
survei Maryono et al. 2005. Stakeholder yang telah diidentifikasi dan di cek ulang dimasukkan ke dalam daftar panjang. Berdasarkan rumusan isu
apa yang telah ditentukan di atas, maka disusunlah daftar partisipan yang dianggap sebagai stakeholder yang dianggap memiliki peran dalam
pengelolaan Semenanjung Kampar. Siapa yang menjadi stakeholder bisa dibedakan berdasarkan yang terkena dampak, yang sangat terkena
dampak, yang memiliki informasi, pengetahuan dan keahlian atas isu, dan yang memiliki kontrolpengaruh atas isu. Teknis operasionalnya adalah
dengan menyiapkan berbagai instrumen, seperti: daftar alamat lengkap
instansi pemerintah yang terkait baik di tingkat pusat maupun daerah, organisasi non-pemerintah, perguruan tinggi dan asosiasi atau perusahaan
yang ada di daerah bersangkutan, dan sebagainya. Tahapan lengkap dalam mengembangkan daftar stakeholder dapat diilustrasikan seperti Gambar 4.
Pencarian melalui internet
atau laporan proyek
Dugaan umum Daftar dari
organisasi fokal
1. Daftar kelompok untuk pendekatan wawancara awal
Stakeholder baru yang diajukan oleh responden yang diwawancarai
2. Daftar inisial stakeholder
Lebih dari 20?
Lebih dari yang mungkin diwawancarai
dengan anggaran yang tersedia?
Menerapkan pembatasan untuk mendapatkan daftar
bantu penarikan kembali recall
Daftar bantu penarikan
kembali recall Menerapkan pembatasan
untuk mendapatkan daftar responden
4. Daftar kelompok untuk pendekatan wawancara penuh
Penilaian calon secara spontan Penilaian stakeholder setelah dibantu
dengan daftar recall 5. Daftar kelompok yang diwawancarai
secara penuh
6. Daftar stakeholder yang sudah dinilai secara penuh
7. Daftar akhir stakeholder
Melakukan studi pendahuluan
Melakukan studi dengan wawancara penuh
Gambar 2. Tahapan dalam mengembangkan daftar pemangku kepentingan Boutilier 2009
b Dampak kegiatan terhadap pemangku kepentingan. Parameter yang dapat digunakan diantaranya langsung, tidak langsung atau
tidak tahu Dick 1997; ODA 1995. c Kepentingan dari pemangku kepentingan.
Kepentingan menunjukkan sejauh mana pemangku kepentingan
kemungkinan besar akan terpengaruh oleh kegiatan atau perubahan kebijakan, dan seberapa besar kepentingan atau kepedulian mereka
terhadap atau tentang kegiatan atau perubahan kebijakan. Kepentingan dapat diidentifikasi diantaranya melalui apa yang diharapkan atau manfaat
yang dapat diperoleh ODA 1995. Pengukuran tingkat kepentingan terhadap pengelolaan SDA di
Semenanjung Kampar berdasarkan 5 lima pertanyaan pokok yakni:
Kepentingan Pertama K1: Bagaimana manfaat pengelolaan SDA di
Semenanjung Kampar terhadap pemangku kepentingan? Jika manfaatnya pengelolaan SDA Semenanjung Kampar sebagai
sumber penerimaan
negaradaerahmata pencaharian,
sebagai perlindungan sumber daya alam dan ekosistemnya, menciptakan
lapangan kerja, meningkatkan investasi dan keberlanjutan usaha, dan pengembangan wilayah diberi skor 5; jika manfaat pengelolaan SDA
ada empat diberi skor 4; jika manfaat pengelolaan SDA ada tiga diberi skor 3; jika manfaat pengelolaan SDA ada tiga diberi skor 2; jika
manfaat pengelolaan SDA hanya satu diberi skor 1.
Kepentingan Kedua K2: Berapa besar manfaat langsung
pengelolaan SDA di Semenanjung Kampar bagi kehidupan atau tugas pemangku kepentingan?
Jika lebih dari 80 bermanfaat bagi kehidupan atau tugas pemangku kepentingan diberi skor 5; jika lebih dari 60 diberi skor 4; jika lebih
dari 40 diberi skor 3; jika lebih dari 20 diberi skor 2; jika kurang dari 20 diberi skor 1.
Kepentingan Ketiga K3: Bagaimana ketergantungan pemangku
kepentingan terhadap SDA di Semenanjung Kampar?
Jika pemangku kepentingan memiliki tugas pokok mengelola SDA Semenanjung Kampar saja atau hanya menjalankan usaha di
Semenanjung Kampar atau hanya SDA di Semenanjung Kampar sebagai sumber penghidupannya diberi skor 5; jika memiliki tugas
pokok sama di lokasi lain atau memiliki tugas lain atau memiliki lokasi usaha lain atau memiliki sumber penghidupan lain diberi skor 4; jika
hanya sebagian saja diberi skor 3; jika hanya sebagai sampingan diberi skor 2; dan jika tugas atau kehidupannya tidak menggunakan SDA
Semenanjung Kampar diberi skor 1.
Kepentingan Keempat K4: Berapa besar kapasitas SDM yang
sanggup disediakan pemangku kepentingan untuk ikut aktif dalam pengelolaan SDA di Semenanjung Kampar?
Jika yang aktif adalah top manajer atau setingkat eselon II atau pimpinan daerah atau pimpinan perusahaan diberi skor 5; jika middle
manager atau setingkat eselon III atau sekretaris eksekutif diberi skor 4; Jika yang aktif adalah eselon IV atau kepala bidang atau manajer
program diberi skor 3; jika yang aktif staf atau anggota masyarakat diberi skor 2; jika tidak ada yang aktif diberi skor 1.
Kepentingan Kelima K5: Bagaimana keterlibatan pemangku
kepentingan dalam pengelolaan SDA di Semenanjung Kampar? Jika keterlibatan pemangku kepentingan meliputi perencanaan,
pengorganisasaian, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi diberi skor 5; jika keterlibatan hanya ada empat diberi skor 4; jika keterlibatan
hanya ada tiga diberi skor 3; jika keterlibatan hanya ada dua diberi skor 2; jika keterlibatannya hanya satu diberi skor 1.
d Pengaruh pemangku kepentingan. Pengaruh merujuk pada kekuatan yang dimiliki pemangku kepentingan
untuk mengontrol proses dan hasil dari suatu kebijakan IIED 2001. Pengukuran
tingkat pengaruh
pemangku kepentingan
terhadap pengelolaan SDA di Semenanjung Kampar berdasarkan 5 lima
pertanyaan pokok yakni:
Pengaruh Pertama P1: Berapa besar kemampuan pemangku
kepentingan dalam mempengaruhi keputusan pengelolaan SDA di Semenanjung Kampar?
Jika posisi tawarnya sangat kuat sehingga dapat memveto keputusan pengelolaan SDA di Semenanjung Kampar diterima diberi skor 5; Jika
posisi tawarnya kuat tetapi tidak dapat memveto keputusan diberi skor 4; jika posisi tawarnya sedang tetapi mampu mempengaruhi pihak lain
diberi skor 3; jika posisi tawarnya lemah diberi skor 2; jika tidak memiliki posisi tawar atau sangat tergantung pada pihak lain diberi
skor 1.
Pengaruh Kedua P2: Bagaimana kewenangan pemangku
kepentingan terkait pengelolaan SDA di Semenanjung Kampar? Jika kewenangannya meliputi pengamananperlindungan sumber daya
alam, pembangunan sarana prasarana pengelolaan, pemberdayaan masyarakat setempat, memberikan atau merekomendasikan perijinan;
penyediaan data dan informasi diberi skor 5; jika kewenangannya ada empat diberi skor 4; jika kewenangannya ada tiga diberi skor 3; jika
kewenangannya ada dua diberi skor 2; jika kewenangannya ada satu diberi skor 1.
Pengaruh Ketiga P3: Berapa besar pengaruh pemangku kepentingan
terhadap sumber daya di Semenanjung Kampar? Jika pemangku kepentingan memiliki kewenangan meliputi seluruh
wilayah Semenanjung Kampar dan dapat mempengaruhi pengelolaan dalam jangka panjang diberi skor 5; jika luasan wilayah yang dapat
dipengaruhi hanya sebagian tetapi dampak kegiatannya besar dan berlaku untuk jangka waktu yang lama diberi skor 4; jika luasan
wilayah yang dapat dipengaruhi hanya sebagian dan dampak kegiatannya tidak terlalu besar atau berlaku untuk jangka waktu yang
tidak lama diberi skor 3; jika luasan wilayah yang dapat dipengaruhi kecil, dampak kegiatannya kecil dan berlaku untuk jangka pendek
diberi skor 2; jika tidak memiliki pengaruh apapun atau pengaruhnya dapat diabaikan diberi skor 1.