kategori dilindungi menurut IUCN dan 29 jenis termasuk ke dalam kategori dilindungi menurut CITES. Hal ini menunjukkan keanekaragaman hayati
Semenanjung Kampar sangat penting dan pada waktu yang sama Semenanjung Kampar menghadapi resiko kehilangan keanekaragaman hayati yang tinggi karena
sebagian dari faunanya telah terdaftar sebagai spesies yang langka dan genting. Data hasil penilaian HCVF di Semenanjung Kampar yang dilakukan oleh
TBI 2010a menyatakan bahwa di dalam kawasan ini paling sedikit dapat dijumpai 45 jenis mamalia yang termasuk ke dalam 18 famili, 217 jenis burung
yang termasuk ke dalam 56 famili, 42 jenis reptil yang termasuk ke dalam 14 famili, serta 15 jenis amfibi yang termasuk ke dalam 3 famili. Keanekaragaman
jenis ikan pada lokasi sampel Sungai Kampar, Sungai Serkap, Sungai Pelalawan, Kanal Pelalawan, Sungai Kutup dan Penyalai ditemukan sebanyak 44 jenis 33
jenis diantaranya termasuk kategori cukup berlimpah.
4.3 Kondisi Sosial, Ekonomi dan Budaya Masyarakat
Masyarakat yang bermukim di dalam dan sekitar kawasan Semenanjung Kampar tersebar di 26 desa 14 desa berada di Kabupaten Siak dan 12 desa berada
di Kabupaten Pelalawan. Desa-desa dan pemukiman masyarakat di Semenanjung Kampar pada umumnya terletak di sepanjang sungai besar yaitu Sungai Kampar,
Sungai Siak dan pantai Selat Panjang. Tipe-tipe desa dan pemukiman penduduk merupakan pemukiman sungai dikarenakan sarana transportasi utama desa-desa
tersebut masih memanfaatkan transportasi air sungai IPB 2004; TBI 2010a. Desa-desa yang terletak di Semenanjung Kampar dan sekitarnya antara
lain desa Pekan Tua, Kuala Tolam, Rangsang, Sungai Ara, Kuala Panduk, Petodaan, Teluk Binjai, Teluk Meranti, Pulau Muda, Teluk Dalam, Tanjung Sum,
Desa Teluk, Sungai Rawa, Serapung, Teluk Lanus dan Desa Tanjung Pal Penyengat. Beberapa desa dan pemukiman berbatasan langsung dengan kawasan
hutan Semenanjung Kampar, seperti Desa Teluk Lanus, Penyengat dan Sungai Rawa IPB 2004; TBI 2010a.
Desa-desa lainnya walaupun pemukiman tidak berbatasan langsung dengan kawasan hutan, namun aktivitas masyarakatnya secara intensif melakukan
kegiatan bercocok tanam atau mengambil hasil hutan dari Semenanjung Kampar,
seperti Desa Teluk, Serapung, Teluk Binjai, Teluk Meranti, Kuala Panduk dan Pulau Muda. Selanjutnya dari desa-desa yang terdapat di sekitar Semenanjung
Kampar, terdapat beberapa desa yang mempunyai interaksi kuat dengan kawasan hutan yaitu: Desa Teluk Binjai, Teluk Meranti, Pulau Muda dan Kuala Panduk
Kec. Teluk Meranti; Desa Serapung, Teluk, dan Teluk Dalam Kec. Kuala Kampar; serta Desa Penyengat dan Teluk Lanus Kec. Sungai Apit IPB 2004;
TBI 2010a. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Siak dan
Kabupaten Pelalawan tahun 2009, desa-desa yang terdapat di Semenanjung Kampar sebagian besar berstatus sebagai desa miskin. Pemenuhan kebutuhan
dasar masyarakat dan kegiatan ekonomi masyarakat berasal kegiatan budidaya tanaman pangan dan perkebunan, pemungutan hasil hutan, perikanan dan jasa
transportasi air serta perdagangan kebutuhan pokok TBI 2010a. Menurut etnis, masyarakat yang mendiami kawasan ini didominasi oleh
suku melayu 70, suku akit 15, dan sisanya jawa, minang dan bugis. Suku yang paling lama mendiami kawasan ini suku asli adalah suku melayu dan suku
akit. Suku asli keberadaannya berpencar-pencar, ada yang di hutan, di sungai dan ada juga yang di Dusun Penyengat. Suku akit juga hidup dalam jumlah yang
terbatas di Desa Sungai Akar, Mengkirau dan Mengkipot desa-desa yang berada di sekitar Sungai Rawa. Untuk Desa Penyengat tidak kurang dari 300 KK
masyarakat suku asli akit yang mendiami desa tersebut Jikalahari 2009, 2010. Kegiatan perekonomian masyarakat di Semenanjung Kampar dikendalikan
oleh kegiatan budidaya tanaman pangan dan perkebunan, nelayan serta jasa. Kegiatan ekonomi masyarakat yang berkaitan dengan pemanfaatan hutan adalah
perburuan satwa liar dan pemanfaatan hasil hutan non kayu, namun tidak memberikan dampak ekonomi masyarakat secara signifikan. Pusat-pusat
perekonomian lokal berkembang di pasar-pasar lokal yang biasanya terdapat di ibu kota kecamatan. Namun demikian karena jarak antar desa yang cukup jauh
dan jumlah pembeli yang sangat terbatas, kegiatan transaksi perdagangan di pasar disesuaikan dengan hari pasaran dari masing-masing desa secara bergilir TBI
2010a.
Sarana transportasi yang berkembang di wilayah Semenanjung Kampar adalah transportasi air, walaupun saat ini jalur transportasi darat juga sudah mulai
berkembang terutama di Kecamatan Teluk Meranti dan Kecamatan Sungai Apit. Prasarana pendukung transportasi berupa pelabuhan terpadu yang dibangun oleh
pemerintah Kabupaten Siak dan pemerintah pusat antara Desa Mengkapan dan Desa Sungai Rawa. Jalur transportasi sungai menjadi satu-satunya pilihan bagi
masyarakat desa-desa lain seperti Desa Teluk, Serapung, dan Teluk Lanus. Terbatasnya sarana transportasi ini yang membuat perekonomian di beberapa
wilayah desa tidak berjalan secara optimal TBI 2010a. Permasalahan utama sosial ekonomi masyarakat adalah pilihan terhadap
mata pencaharian yang mampu menjamin kehidupan masyarakat dalam jangka panjang dan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Peluang usaha
masyarakat yang harusnya meningkat dengan adanya perusahaan-perusahaan kayu yang beroperasi di Semenanjung Kampar sejak tahun 1980-an, justru
menimbulkan trauma sosial akibat tidak adanya peningkatan kesejahteraan masyarakat secara signifikan. Pertambahan penduduk dari tahun ke tahun yang
tentunya akan meningkatkan jumlah kebutuhan lahan budidaya juga menjadi persoalan tersendiri. Sejalan dengan terbagi habisnya wilayah Semenanjung
Kampar oleh perusahaan-perusahaan dibidang kehutanan dan perkebunan, berimplikasi pada semakin sempitnya ruang atau tidak tersedianya lahan-lahan
pengembangan budidaya masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup anak turunannya. Keberadaan perusahaan-perusahaan yang melakukan kegiatan di
Semenanjung Kampar juga menjadi kendala bagi akses masyarakat terhadap sumber daya hutan, seperti tertutupnya akses masyarakat dalam memanfaatkan
sumber daya hutan guna mencukupi kebutuhan hidupnya. Permasalahan sosial ekonomi masyarakat penting lainnya adalah
terbatasnya kondisi sarana dan prasarana transportasi. Arus lalu lintas ekonomi barang dan jasa masyarakat ke pusat-pusat perekonomian lokal atau sebaliknya
saat ini terkendala oleh mahalnya biaya transportasi, lamanya waktu tempuh dan terbatasnya daya angkut. Hal ini mengakibatkan kurang berkembangnya kegiatan
perekonomian di Semenanjung Kampar. Informasi ini berlaku untuk kawasan Semenanjung Kampar wilayah administrasi Kabupaten Pelalawan, namun hampir