Arahan Pengelolaan Usulan Kelembagaan .1 Tujuan
                                                                                programnya dapat dilaksanakan oleh para pihak kunci yang relevan dan memiliki kompetensi memadai.
Lembaga Kolaboratif Pengelolaan Semenanjung Kampar LK-PSK dapat memiliki beberapa CoE yang bertanggungjawab dalam mobilisasi para pihak dan
melakukan berbagai komunikasi publik dan komunikasi politik, serta menggalang kemitraan  dan  dana  publik  guna  memastikan  keberhasilan  pengelolaan.
pengelolaan  kolaborasi  lanskap  Semenanjung  Kampar  jangka  panjang,  termasuk menarik investor berdasarkan potensi bisnis yang mungkin dikembangkan. Jumlah
CoE  yang  dikembangkan  sangat  tergantung  pada  kebutuhan  di  lapangan  serta disesuaikan  dengan  fungsi  kerja  dalam  pengelolaan  hutan.  Sebagai  contoh,  CoE
rehabilitasi dan reklamasi hutan, CoE pemanfaatan hasil hutan secara lestari, CoE riset dan pengembangan inovasi pengelolaan hutan, dan sebagainya. Secara garis
besar,  mekanisme  kerja  LK-PSK,  termasuk  mekanisme  pendanaannya  disajikan pada Gambar 29.
LK-PSK    juga  didukung  oleh  unit  penggalangan  dana  yang  harus mengembangkan  mekanisme  kerjasama  dan  mobilisasi  kapasitas  finansial  para
pihak untuk menggerakkan CoE, para pihak kunci dan meningkatkan pembiayaan pengelolaan  KPHP  Tasik  Besar  Serkap  pada  masa  yang  datang.    Mekanisme
penggalangan  dana  diharapkan  mampu  mendorong  kemandirian  pendanaan pengelolaan  secara  kolaboratif,  dan  pada  masa  yang  datang  dapat  menjadi  mitra
bisnis  KPH  bila  telah  menerapkan  pola  pengelolaan  keuangan  BLU  sehingga pembagian  keuntungan  dapat  langsung  digunakan  untuk  menguatkan  kapasitas
pengelolaan.  Selain  itu,    LK-PSK  bertanggung  jawab  dalam  promosi  dan pencitraan keseluruhan program
Dalam  implementasinya  LK-PSK  harus  mengembangkan  perencanaan jangka panjang bersama para pihak kunci yang relevan, baik instansi pemerintah,
LSM, masyarakat dan lembaga swasta.  LK-PSK juga bertanggungjawab untuk: 1.  Menetapkan  mekanisme  pendanaan  yang  berasal  dari  berbagai  sumber  bagi
implementasi program yang relevan. 2.  Memastikan implementasi program oleh para pihak.
3.  Melakukan  sistem  monitoring  dan  evaluasi  obyektif  atas  kinerja  seluruh program yang telah diimplementasikan oleh para pihak.
4.  Mengembangkan  mekanisme  akuntabilitas  kinerja,  termasuk  penyampaian akuntabilitas program dan keuangan kepada publik melalui media masa.
5.  Mendukung  pengembangan  kapasitas  KPH  melalui  penguatan  kapasitas manajerial dan tenaga fungsional.
CoE 1,2,3..n
ANALISIS KEBUTUHAN berdasarkan outcome
yang telah didefinisikan PENGEMBANGAN
PROGRAM IMPLEMENTASI OLEH
STAKEHOLDERS
PEMANTAUAN EVALUASI
KINERJA Mekanisme
Pendanaan
SISTEM PENDOKUMENTASIAN
UNIT PENGGALANGAN
DANA
1 2
3
MEDIA SEBAGAI MEKANISME AKUNTABILITAS PUBLIK
Dana Pemerintah
Dana Privat
Dana Publik
INVESTASI
GRANT
PEMBAGIAN KEUNTUNGAN
KPH PPK-BLU
4
5 6
Keterangan:
1.
Proses perencanaan bersama stakeholders kunci yang relevan. Stakeholders kunci adalah para pihak yang akan terlibat langsung dalam pengelolaan Semenanjung Kampar
2.
Penetapan mekanisme pendanaan dari sumber dan implementasi program yang relevan.
3.
Implementasi  oleh  para  pihak,  bisa  fokus    pada  tindakan  pengelolaan,  pemberdayaan  masyarakat  atau kegiatan bisnis.
4.
Evaluasi obyektif atas kinerja program.
5.
Penyampaian akuntabilitas program dan keuangan kepada publik.
6.
Dalam  hal  program  berorientasi  bisnis,  mekanisme  pembagian  keuntungan  perlu  disepakati,  termasuk kepada KPH bila telah dikelola dengan pola pengelolaan keuangan BLU.
Gambar 19.  Mekanisme kerja lembaga kolaboratif pengelolaan Semenanjung Kampar
Pengembangan  LK-PSK  sendiri  harus  dilandaskan  atas  perencanaan jangka  panjang  yang  mampu  mendongkrak  kinerja  pengelolaan  skala  lanskap.
Fokus  orientasi  pengembangan  terbagi  menjadi  beberapa  aspek  fundamental, yaitu:
1.  Pengembangan  lembaga  kolaboratif  yang  menjadi  arena  para  pihak  untuk mengembangkan  program  kemitraan  melalui  kerja  CoE  yang  handal  dan
terpercaya, diikuti dengan penyediaan sumberdaya awal untuk menggerakkan kerja lembaga kolaboratif hingga mampu menjalankan roda organisasi secara
mandiri. 2.  LK-PSK  yang  dibentuk  harus  menyusun  rencana  program  kolaboratif  jangka
panjang berbasis kinerja. 3.  LK-PSK  harus  mengembangkan  rencana  bisnis  yang  mengakomodasikan
kepentingan pelaku bisnis, termasuk para investor dan masyarakat. 4.  LK-PSK harus mengembangkan program secara terinci, yang secara langsung
melibatkan  para  pihak  kunci  yang  relevan  dengan  bidang  tertentu  yang memiliki  prioritas  tinggi  untuk  dikerjakan,    sekaligus  mengembangkan
mekanisme  akuntabilitas  publik  kelembagaan  kolaboratif  yang  dibangun, termasuk akuntabilitas keuangan.
5.  Berdasarkan  mandat  yang  diterima,  LK-PSK  bertanggungjawab  untuk mengembangkan  strategi  mobilisasi  sumberdaya  yang  dimiliki  para  pihak,
baik  pemerintah,  swasta  maupun  publik  dalam  arti  luas.  Keseluruhan sumberdaya,  khususnya  dana,  harus  dialokasikan  secara  jelas,  baik  yang
bersifat  hibah  maupun  investasi  bisnis,  dan  didistribusikan  sesuai  prioritas program  melalui  mekanisme  pendanaan  yang  akuntabilitasnya  tertelusur
traceable. 6.  Dalam  hal  investasi  bisnis  diproyeksikan  dapat  menghasilkan  keuntungan
finansial,  mekanisme  pembagian  keuntungan  antara  pelaku  bisnis,  termasuk masyarakat,  dengan  lembaga  kolaboratif  harus  disepakati  sejak  tahap
perencanaan guna memutar roda kelembagaan kolaboratif secara keseluruhan. 7.  Dalam  hal  KPH  telah  menerapkan  pola  pengelolaan  keuangan  BLU,
pembagian  keuntungan  harus  dibagi  dengan  pengelola  kawasan  secara  adil untuk menguatkan kapasitas pengelolaan yang menjadi tanggung jawabnya.
                