Ruang Lingkup Penelitian Jenis dan Sumber Data

Pengaruh Keempat P4: Berapa besar kemampuan pemangku kepentingan dalam pengendalian sumber daya strategis untuk pencapaian tujuan pengelolaan SDA di Semenanjung Kampar? Jika pemangku kepentingan memiliki akses legal atau perizinan untuk pengelolaan SDA di Semenanjung Kampar, memiliki jumlah dan kualitas SDM yang memadai, memiliki kemampuan finansial atau permodalan, menguasai teknologi untuk pengelolaan tata air, dan memiliki infrastruktur pengelolaan diberi skor 5; jika kemampuan hanya empat diberi skor 4; jika kemampuan hanya tiga diberi skor 3; jika kemampuan hanya dua diberi skor 2; jika kemampuan hanya 1 diberi skor 1 Pengaruh Kelima P5: Berapa besar kapasitas pemangku kepentingan dalam penguasaan pengetahuan spesialis untuk pengelolaan SDA di Semenanjung Kampar? Jika pemangku kepentingan memiliki SDM spesialis untuk pengelolaan tata air, pengendalian kebakaran hutan dan lahan, silvikultur atau budidaya di lahan gambut, perlindungan kawasan bernilai konservasi tinggi, dan pemberdayaan atau penguatan kapasitas masyarakat diberi nilai 5; jika kapasitas hanya empat diberi skor 4; jika kapasitas hanya tiga diberi skor 3; jika kapasitas hanya dua diberi skor 2; jika kapasitas hanya 1 diberi skor 1 e Estimasi mengenai perilaku pemangku kepentingan terhadap program yang diusulkan. Rentang estimasi mulai dari mendukung sampai tidak mendukung atau oposisi Dick 1997. 3. Hasil analisis pemangku kepentingan berupa strategi pelibatan pemangku kepentingan dengan menentukan tipe partisipasi yang sesuai. Jawaban responden yang diperoleh ditranformasikan menjadi data kuantitatif skoring dengan membuat kriteria kepentingan dan kriteria pengaruh pemangku kepentingan terhadap pengelolaan SDA di Semenanjung Kampar. Penetapan skoring menggunakan pertanyaan untuk mengukur tingkat kepentingan dan pengaruh pemangku kepentingan adalah modifikasi dari model yang dikembangkan oleh Abbas 2005 yaitu pengukuran data berjenjang lima yang disajikan pada Tabel 6. Nilai skor dari lima pertanyaan dijumlahkan dan nilainya dipetakan ke dalam bentuk matriks kepentingan dan pengaruh Gambar 5. Tabel 3. Ukuran kuantitatif terhadap kepentingan dan pengaruh stakeholders Skor Nilai Kriteria Keterangan Kepentingan Pemangku Kepentingan 5 20-25 Sangat tinggi Sangat berkepetingan dengan SDA Semenanjung Kampar 4 16-20 Tinggi Berkepetingan dengan SDA Semenanjung Kampar 3 11-15 Cukup tinggi Cukup berkepetingan dengan SDA Semenanjung Kampar 2 6-10 Kurang tinggi Kurang berkepetingan dengan SDA Semenanjung Kampar 1 0-5 Rendah Tidak berkepetingan dengan SDA Semenanjung Kampar Pengaruh Pemangku Kepentingan 5 20-25 Sangat tinggi Sangat mempengaruhi pengelolaan SDA 4 16-20 Tinggi Mempengaruhi pengelolaan SDA 3 11-15 Cukup tinggi Cukup mempengaruhi pengelolaan SDA 2 6-10 Kurang tinggi Kurang mempengaruhi pengelolaan SDA 1 0-5 Rendah Tidak mempengaruhi pengelolaan SDA K E P E N T I N G A N P E N G A R U H Tinggi Tinggi Rendah Rendah A Kuadran I Keep Satisfied B Kuadran II Engage closely C Kuadran III Keep Informed D Kuadran IV Monitor, minumum effort Gambar 3. Pemetaan pemangku kepentingan berdasarkan pengaruh dan kepentingan Grimble Chan 1995; Ramirez 2003 Posisi kuadran dapat menggambarkan ilustrasi posisi dan peranan yang dimainkan oleh masing-masing pemangku kepentingan terkait dengan pengelolaan SDA di Semenanjung Kampar. Pemangku kepentingan yang mempunyai pengaruh dan kepentingan yang sama dengan proyek adalah seseorang atau organisasi yang perlu dilibatkan dan diajak bersama. Bila berusaha untuk melakukan perubahan kebijakan, mereka adalah target dalam semua kampanye. Mereka yang berada di paling atas dalam daftar pengaruh akan menjadi pembuat keputusan, biasanya dari kelompok pemerintah. Kelompok di bawahnya adalah mereka yang pendapatnya diperhitungkan – “pemimpin opini”. Pemangku kepentingan yang mempunyai kepentingan besar tetapi hanya memegang sedikit pengaruh perlu selalu diberi informasi, tetapi, bila digerakkan, mereka dapat membentuk basis dari suatu kelompok kepentingan atau koalisi yang dapat melakukan lobby untuk perubahan. Mereka yang mempunyai pengaruh besar tetapi minat atau kepentingannya rendah harus selalu dijaga agar tetap merasa puas dan sebaiknya diangkat sebagi patron atau pendukung demi terjadinya perubahan kebijakan.

3.6.2 Analisis Modal Sosial Social Capital Analysis

Dalam analisis jejaring modal sosial terdapat tiga sub-analisis yang dilakukan Boutilier 2009, yaitu: 1. Analisis dimensi modal sosial. Analisis dilakukan secara deskriptif. Dimensi modal sosial yang berusaha dilihat dalam penelitian ini dibedakan menjadi 3 tiga kelompok utama, yaitu: a Struktural Structural - Talking – Seberapa sering para pihak berbicara satu sama lain? Apakah hubungan memberikan sumbangan sehingga mengikat suatu kelompok secara bersama-sama, menjembatani lintas kelompok atau menghubungkan kelompok lokal ke tingkatan yang lebih luas? b Relasional Relational - Trusting – Apakah hubungan dicirikan oleh saling percaya, berbagi norma dan kewajiban, pertukaran, atau identifikasi timbal balik? c Kognitif Cognitive - Thinking – Apakah para pihak berbagi paradigma, kode, bahasa, gaya bahasa, panduan nilai, tujuan, atau visi masa depan?