Instrumen Pengendali Usulan Kelembagaan .1 Tujuan

5.4.2 Prakondisi Pengelolaan Kolaboratif

Pengelolaan Semenanjung Kampar secara kolaboratif tidak mungkin dengan serta merta dapat diwujudkan. Dalam prosesnya tentu akan dihadapkan pada berbagai kendala dan tantangan baik teknis maupun non-teknis. Namun demikian, beberapa upaya untuk mengatasi hal tersebut dapat dilakukan. Dalam istilah lain, upaya-upaya tersebut sebenarnya merupakan prakondisi-prakondisi tertentu yang harus dipenuhi. Apabila prakondisi-prakondisi tersebut dipenuhi maka akan memudahkan dalam mewujudkan pengelolaan kolaboratif. Diantara prakondisi yang dimaksud adalah penguatan modal sosial dalam jaringan pemangku kepentingan pengelolaan Semenanjung Kampar, transfer teknologi pengelolaan air dan penguatan modal finansial dari pelaku utama. Prakondisi lain yang juga tidak kalah penting adalah peningkatan kuantitas dan kualitas sumber daya manusia SDM

5.4.2.1 Penguatan Modal Sosial Social Capital

Modal sosial merupakan kekuatan yang mampu membangun masyarakat dan dapat menimbulkan pembangunan patisipatif serta mengandung nilai sosial. Sebagai aspek dari suatu struktur hubungan, modal sosial memungkinkan untuk menciptakan nilai-nilai baru. Selain saling percaya, modal sosial juga berintikan elemen pranata nilai, norma, aturan-aturan dan jaringan sosial networks, yang meliputi adanya partisipasi participations, pertukaran timbal balik, solidaritas, kerjasama, dan keadilan. Modal sosial bisa bekerja pada level internal dan eksternal. Pada level internal, bekerjanya modal sosial dapat diukur dengan adanya trustkepercayaan, perasaan sukarela untuk melakukan sesuatu demi seluruh kelompoknya, adanya keterikatan di dalam suatu komunitas, termasuk adanya toleransi dan kohesi sosial tanpa ada politisasi. Pada level eksternal, modal sosial bekerja dengan pilar pendukungnya yaitu human capital, financial capital, physical dan cultural capital serta natural capital. Kelemahan pada salah satu pilar diantaranya akan mempengaruhi terhadap bekerjanya modal sosial pada level lainnya Balitbangda Jabar 2006. Inti dari modal sosial adalah bagaimana kemampuan masyarakat dalam suatu entitas atau kelompok untuk bekerjasama membangun suatu jaringan untuk mencapai tujuan bersama. Dalam konteks tata kelola, modal sosial diperlukan bagi terciptanya tata pemerintahan yang baik dan efektif. Hal ini dapat terjadi karena beberapa hal, antara lain: 1 adanya jaringan sosial memungkinkan adanya koordinasi dan komunikasi yang dapat menumbuhkan rasa saling percaya, 2 kepercayaan trust memiliki implikasi positif dalam kehidupan bermasyarakat untuk saling membantu, 3 keberhasilan yang dicapai pada waktu sebelumnya dalam jaringan ini akan mendorong keberlangsungan kerjasama pada waktu berikutnya Mundzir 2004. Menurut Lesser 2000, modal sosial sangat penting bagi komunitas karena: 1 mempermudah akses informasi bagi angota komunitas; 2 menjadi media power sharing atau pembagian kekuasaan dalam komunitas; 3 mengembangkan solidaritas; 4 memungkinkan mobilisasi sumber daya komunitas; 5 memungkinkan pencapaian bersama; dan 6 membentuk perilaku kebersamaam dan berorganisasi komunitas. Modal sosial menurut Coleman 1990 merupakan sarana konseptual untuk memahami orientasi teoritis tindakan sosial dengan mengkaitkan komponen dari perspektif sosiologi dan ekonomi. Modal sosial ditentukan oleh fungsi dan komponen yang ada di dalamnya antara lain: 1 modal sosial yang meliputi sejumlah aspek dari struktur sosial, dan 2 modal sosial yang dapat memberikan kemudahan bagi orang untuk melakukan sesuatu dalam kerangka struktur sosial. Lebih lanjut, aspek dari struktur sosial menciptakan pengungkungan dalam sebuah jaringan sosial yang membuat setiap orang saling berhubungan sehingga kewajiban dan sanksi dapat dikenakan kepada setiap anggota. Sebagai organisasi sosial dapt juga dijadikan sebagai media untuk mencapai tujuan bersama. Paling tidak terdapat tiga unsur sebagai pilar utama modal sosial, yaitu: 1 kewajiban dan harapan yang muncul dari adanya kepecayaan; 2 pentingnya arus informasi yang lancar dalam struktur sosial yang mendorong perkembangan kegiatan; 3 norma yang ditaati dengan sanksi yang jelas dan efektif untuk menghindari anomi. Boutilier 2009 menjelaskan bahwa suatu komunitas yang sehat mempunyai tiga jenis modal sosial. Modal sosial „terikat’ membawa keuntungan- keuntungan dari kesetiaannya pada norma- norma. Modal sosial „menjembatani’