Analisis Modal Sosial Social Capital Analysis

Sonneratian spp. dan Avicennia spp..Jenis pohon yang dominan pada hutan rawa air tawarriparian adalah Alstonia scholaris, Camnosperma macrophylla, Gluta renghas, Koompassia excelsa. Jenis-jenis yang dominan pada hutan rawa gambut adalah: Gonystylus bancanus, Shorea uliginosa, Palaquium obovatum, Cratoxylon arborencens dll. Kaitannya dengan kehidupan masyarakat di dalam dan di sekitar Semenanjung Kampar, beberapa jenis kayu dimanfaatkan masyarakat untuk bahan bangunan. Masyarakat juga memanfaatkan kayu dari hutan mangrove untuk bahan baku arang, dan kayu tiang pancang. Disamping itu masyarakat memanfaatkan getah jelutung Dyera costulata, asam paya, buah durian hutan Durio sp., sagu Metroxylon sagu, dan palas. Penelitian terbaru oleh TBI 2010a menyatakan bahwa dibanding kawasan hutan rawa gambut Sumatera lainnya, secara umum Semenanjung Kampar mempunyai kekayaan jenis yang cukup tinggi, mengingat dalam penambahan luas cuplikan senantiasa dijumpai tambahan jenis. Hasil survei melalui penarikan petak-petak cuplikan di 29 lokasi, sedikitnya tercatat 243 jenis dari 53 famili.

4.2.3 Fauna

Sebagai kawasan gambut terluas di Sumatera, tidak diragukan lagi bahwa Semenanjung Kampar mengandung keanekaragaman hayati yang tinggi. IPB 2004 mengidentifikasi kekayaan fauna sebagai berikut: burung 28 famili, 64 spesies, mamalia 13 famili, 21 spesies, reptil 8 famili, 13 spesies, amphibi 3 famili, 6 spesies, serangga 26 famili, 35 spesies, dan biota air 11 famili, 22 spesies. Diantara jenis-jenis tersebut terdapat jenis-jenis dengan status endangered dan vulnerable menurut IUCN 1994. Jenis tersebut adalah Mycteria cinerea vulnerable, Helarctos malayanus vulnerable, Panthera tigris sumatrensis endangered, dan Crocodilylus porosus vulnerable. Beberapa jenis ikan yang ada di perairan Semenanjung Kampar banyak ditangkap dan dimanfaatkan masyarakat seperti ikan baung, lais, popuyuk, haruangabus, tembakang dan ikan tapah. Penilaian High Conservation Value Forest HCVF di Semenanjung Kampar yang dilakukan oleh INRR 2005 mengidentifikasi beberapa jenis satwa yang terdaftar sebagai jenis dilindungi. Terdapat 10 jenis termasuk ke dalam kategori dilindungi menurut IUCN dan 29 jenis termasuk ke dalam kategori dilindungi menurut CITES. Hal ini menunjukkan keanekaragaman hayati Semenanjung Kampar sangat penting dan pada waktu yang sama Semenanjung Kampar menghadapi resiko kehilangan keanekaragaman hayati yang tinggi karena sebagian dari faunanya telah terdaftar sebagai spesies yang langka dan genting. Data hasil penilaian HCVF di Semenanjung Kampar yang dilakukan oleh TBI 2010a menyatakan bahwa di dalam kawasan ini paling sedikit dapat dijumpai 45 jenis mamalia yang termasuk ke dalam 18 famili, 217 jenis burung yang termasuk ke dalam 56 famili, 42 jenis reptil yang termasuk ke dalam 14 famili, serta 15 jenis amfibi yang termasuk ke dalam 3 famili. Keanekaragaman jenis ikan pada lokasi sampel Sungai Kampar, Sungai Serkap, Sungai Pelalawan, Kanal Pelalawan, Sungai Kutup dan Penyalai ditemukan sebanyak 44 jenis 33 jenis diantaranya termasuk kategori cukup berlimpah.

4.3 Kondisi Sosial, Ekonomi dan Budaya Masyarakat

Masyarakat yang bermukim di dalam dan sekitar kawasan Semenanjung Kampar tersebar di 26 desa 14 desa berada di Kabupaten Siak dan 12 desa berada di Kabupaten Pelalawan. Desa-desa dan pemukiman masyarakat di Semenanjung Kampar pada umumnya terletak di sepanjang sungai besar yaitu Sungai Kampar, Sungai Siak dan pantai Selat Panjang. Tipe-tipe desa dan pemukiman penduduk merupakan pemukiman sungai dikarenakan sarana transportasi utama desa-desa tersebut masih memanfaatkan transportasi air sungai IPB 2004; TBI 2010a. Desa-desa yang terletak di Semenanjung Kampar dan sekitarnya antara lain desa Pekan Tua, Kuala Tolam, Rangsang, Sungai Ara, Kuala Panduk, Petodaan, Teluk Binjai, Teluk Meranti, Pulau Muda, Teluk Dalam, Tanjung Sum, Desa Teluk, Sungai Rawa, Serapung, Teluk Lanus dan Desa Tanjung Pal Penyengat. Beberapa desa dan pemukiman berbatasan langsung dengan kawasan hutan Semenanjung Kampar, seperti Desa Teluk Lanus, Penyengat dan Sungai Rawa IPB 2004; TBI 2010a. Desa-desa lainnya walaupun pemukiman tidak berbatasan langsung dengan kawasan hutan, namun aktivitas masyarakatnya secara intensif melakukan kegiatan bercocok tanam atau mengambil hasil hutan dari Semenanjung Kampar,