5.2.4 Modal Sosial Pemangku Kepentingan
Modal sosial adalah kemampuan masyarakat untuk berasosiasi, bekerja bersama demi mencapai tujuan-tujuan bersama di dalam berbagai kelompok dan
organisasi yang selanjutnya menjadi kekuatan yang sangat penting bagi setiap aspek eksistensi sosial; ditopang oleh jaringan, norma-norma atau nilai, dan
kepercayaan sosial yang memungkinkan efisien dan efektifnya koordinasi dan kerjasama untuk keuntungan dan kebajikan bersama serta keberlanjutan
produktivitas Coleman 1999; Fukuyama 1995. Setiap orang mengetahui bahwa relasi atau hubungan sangat penting dalam pembentukan jaringan. Konsep modal
sosial menentukan hubungan apa yang memberikan berbagai keuntungan bagi orang-orang dengan konfigurasi yang berbeda dari hubungan dalam jaringan.
Modal sosial adalah salah satu konsep yang menghubungkan analisis tingkat individu dengan tingkat grup. Fokus penelitian adalah pada bagaimana mengukur
tingkat modal sosial dalam hubungan pemangku kepentingan. Oleh karena itu ditekankan pada kualitas hubungan yang mempengaruhi tingkat modal sosial dan
penekanannya lebih pada hubungan antar-kelompok daripada hubungan interpersonal.
5.2.4.1 Dimensi Modal Sosial
Dimensi modal sosial lebih luas dibanding modal manusia human capital. Modal manusia mencakup segala keahlian yang dimiliki oleh seorang
individu, sedangkan modal sosial lebih menekankan pada potensi kelompok dan pola-pola hubungan antar individu suatu kelompok dan antar kelompok dengan
ruang perhatian pada jaringan sosial, norma, nilai dan kepercayaan antar sesama yang lahir dari anggota kelompok Hasbullah 2006. Komponen penting dari
modal sosial adalah keterlibatan aktif dalam pengembangan jaringan sosial, norma-norma yang sudah terinternalisasi dan kepercayaan sosial Dharmawan
2002. Dimensi dari modal sosial adalah memberikan penekanan pada
kebersamaan masyarakat untuk mencapai tujuan memperbaiki kualitas hidupnya, dan senantiasa melakukan perubahan dan penyesuaian secara terus menerus. Di
dalam proses perubahan dan upaya mencapai tujuan tersebut, masyarakat
senantiasa terikat pada nilai-nilai dan norma-norma yang dipedomani sebagai acuan bersikap, bertindak, dan bertingkah-laku, serta berhubungan atau
membangun jaringan dengan pihak lain. Beberapa acuan nilai dan unsur yang merupakan ruh modal sosial antara lain: sikap yang partisipatif, sikap yang saling
memperhatikan, saling memberi dan menerima, saling percaya mempercayai dan diperkuat oleh nilai-nilai dan norma-norma yang mendukungnya.Unsur lain yang
memegang peranan penting adalah kemauan masyarakat untuk secara terus menerus proaktif baik dalam mempertahakan nilai, membentuk jaringan
kerjasama maupun dengan penciptaan kreasi dan ide-ide baru. Oleh karena itu menurut Hasbullah 2006, dimensi inti telaah dari modal sosial terletak pada
bagaimana kemampuan masyarakat untuk bekerjasama membangun suatu jaringan guna mencapai tujuan bersama.
Dari observasi lapang dan wawancara terhadap stakeholder, dimensi modal sosial dalam hubungan antar pemangku kepentingan yang teridentifikasi
umumnya dimensi struktural dan dimensi relasional dengan derajat yang relatif rendah. Dimensi kognitif tidak teridentifikasi dalam penelitian ini. Para pihak
belum sampai pada tahap dimana mereka berbagi contohparadigma, nilai, bahasa, ataupun visi kedepan.
Kesamaan isu mempersatukan para pihak dalam suatu ikatan. Tidak mengherankan ketika isu yang mereka usung menjadi sorotan publik baik di level
lokal, nasional bahkan internasional komunikasi diantara mereka meningkat seiring dengan menghangatnya isu. Akhir-akhir ini karena isu Semenanjung
Kampar sedang menjadi perhatian dan ramai dibicarakan, para pihak semakin intensif berbicara satu sama lain terutama bagi pihak-pihak yang tergabung dalam
TP2SK Tim Pendukung Penyelamatan Semenanjung Kampar. Selain berkomunikasi melalui media elektronik, tidak jarang mereka menggelar
pertemuan hingga lebih dari satu kali dalam satu minggu. Hal inilah yang mengikat kelompok secara bersama-sama dalam hubungan yang cukup erat.
Begitupun dalam Jikalahari yang sudah lebih dulu terbentuk. Dimensi relasional tidak cukup nyata dalam kajian ini, walaupun
berdasarkan wawancara terhadap para pihak ada pernyataan-pernyataan yang mengarah pada hal tersebut. Saling percaya diantara anggota kelompokjaringan