Kondisi Aktual Hidrologi Semenanjung Kampar
Hanya subsiden yang terjadi akibat oksidasi gambut yang berkorelasi langsung dengan pelepasan karbon TBI 2010a.
Tabel 5. Proses penyebab terjadinya subsiden, sifat kejadian, dan ada tidaknya pelepasan karbon
Proses Penyebab Subsiden
Sifat Kejadian Pelepasan Karbon
Konsolidasi Terjadi peningkatan bobot isi, terjadi
secara merata ke seluruh badan gambut, zona jenuh
Tidak ada
Pemadatan Terjadi peningkatan bobot isi, terjadi
terutama pada zona tidak jenuh Tidak ada
Dekomposisi oleh organisme tanah
Lapisan atas zona tidak jenuh – lambat
tetapi terus terjadi Ada
– dominan dalam bentuk CO
2
Pencucian Peningkatan bobot isi dilapisan bawah
kecil dan sangat lambat – dapat diabaikan
Tidak ada Kebakaran
Pelepasan karbon secara instan – oksidasi
secara sangat cepat - Insidentil dan dapat sangat besar
Ada – dominan
dalam bentuk CO
2
Di samping akibat ketiga proses tersebut, subsiden dapat juga terjadi karena kebakaran, namun kebakaran ini sifatnya insidentil sehingga
diperhitungkan secara terpisah. Oleh karena itu, dari total subsiden yang terjadi akibat pengelolaan lahan gambut,
sebagian subsiden terjadi karena konsolidasi awal saat lahan didrainase pemadatan badan gambut secara keseluruhan terutama
di zona jenuh, sebagian lagi karena terjadinya pemadatan di zona tidak jenuh yang terdrainase ditunjukkan oleh meningkatnya bobot isi, dan sebagian
disebabkan oleh proses dekomposisioksidasi gambut. Proses subsiden berlangsung sangat cepat; bisa mencapai 20-50 cm per
tahun pada awal dibangunnya saluran drainase Welch dan Nor 1989 dalam Mubekti 2010, terutama disebabkan besarnya komponen konsolidasi dan
pengkerutan. Dengan berjalannya waktu maka subsiden mengalami kestabilan. Pada kasus di Sarawak, subsiden mencapai kestabilan pada tingkat 2±1,5 cm per
tahun sekitar 28 tahun semenjak lahan didrainase. Di Semenanjung Kampar, subsiden terjadi baik di lahan HTI maupun di
areal konservasi sekitar HTI. Secara umum, subsiden di lahan HTI rata-rata 3,0 cmtahun, dimana lebih besar dibandingkan dengan areal konservasi rata-rata
2,37 cmtahun. Ada indikasi bahwa subsiden di lahan yang baru dibuka cenderung lebih besar dibandingkan dengan subsiden di lahan yang sudah lama
dibuka TBI 2010a. Hasil monitoring penurunan permukaan gambut yang dilakukan oleh Tim
SBMSP tahun 2002 – 2008 pada 2 dua lokasi Estate yaitu Estate J dan Estate K
dalam phase 2 yang mewakili kubah gambut menunjukkan bahwa disaat awal setelah drainase dilakukan, subsiden gambut terjadi secara cepat 60 cm di tahun
pertama yang kemudian menurun menjadi sekitar 15 cmtahun dan akhirnya mendekati stabil setelah tahun ke-5 dengan laju subsiden pertahun yang relatif
tetap, yaitu sekitar 5 – 6 cmtahun. Rata-rata total subsiden pada 7 tahun pertama
setelah drainase adalah 133 cm rata-rata 17 cmtahun. Angka ini mencakup 50 cm terjadi akibat konsolidasi seluruh gambut dalam zona jenuh mengalami
pemadatan pada tahun pertama, dan sekitar 30 cm subsiden terjadi karena pemadatan pada zona tidak jenuh di atas muka airtanah. Hasil monitoring lebih
lanjut oleh Tim SBMSP tahun 2008 – 2009 menunjukkan bahwa subsiden yang
terjadi lebih kecil yaitu sekitar 5 cmtahun dengan catatan bahwa angka tersebut tidak termasuk pemadatan saat panen dan musim kering ekstrim Hooijer 2009.
Sementara itu, pengamatan di lahan hutan konservasi mendapatkan bahwa kumulatif subsiden selama 3 tahun adalah sekitar 6,5 cm, dengan laju subsiden
mulai dari 1,5 cmtahun sampai 4,2 cmtahun. Fakta ini menunjukkan bahwa kecenderungan subsiden gambut menurut waktu cenderung sama untuk HTI
maupun lahan konservasi, yaitu terjadi dengan laju cepat di saat awal setelah drainase, lalu kemudian menurun seiring dengan meningkatnya kematangan
gambut . Dari total subsiden pada 7 tahun pertama sebesar 133 cm rata-rata 17
cmtahun, 50 cm terjadi akibat konsolidasi seluruh gambut dalam zona jenuh mengalami pemadatan pada tahun pertama, dan sekitar 30,14 cm subsiden terjadi
karena pemadatan pada zona tidak jenuh di atas water table. Oleh karena itu, total subsiden yang terjadi karena oksidasi adalah 133 cm
– 50 cm – 30 cm = 53 cm atau sekitar 7,6 cmtahun. Dengan pendekatan demikian dan asumsi bahwa
gambut yang terdekomposisi adalah dominan fibrik-hemik tingkat kematangan