membaca pemahaman cukup pada rentang nilai 19-23. Jumlah mahasiswa pada rentang nilai tersebut sebanyak 25 atau 69 mahawiswa. Terdapat 2 mahasiswa
5 yang masuk dalam kategori kurang memiliki kemampuan membaca pemahaman. Kemudian kategori terakhir menerangkan bahwa tidak ada
mahasiswa yang termasuk dalam kategori tidak memiliki membaca pemahaman. Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa sebanyak
36 mahasiswa semester IV kelas B Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta tidak ada mahasiswa yang
memiliki kategori kemampuan membaca pemahaman sangat tinggi. Hasil perhitungan menjelaskan bahwa nilai rata-rata yang dimiliki mahasiswa yaitu
21,9. Oleh karena itu, rata-rata tingkat kemampuan membaca pemahaman mahasiswa semester IV kelas B Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra
Indonesia Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta dapat dikatakan cukup. Hal
tersebut terbukti dari 36 mahasiswa, sejumlah 25 atau 69 mahasiswa masuk dalam kategori cukup. Hasil analisa tes kemampuan membaca pemahaman ini
tidak selaras dengan hasil angket faktor membaca yang berkategori tinggi.
4.3 Pengembangan
Strategi Pembelajaran
Kemampuan Membaca
Pemahaman
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan strategi pembelajaran kemampuan membaca pemahaman mahasiswa berdasarkan faktor-faktor yang
mempengaruhi kemampuan membaca mahasiswa dan tingkat kemampuan membaca pemahaman mahasiswa yang diperoleh melalui angket faktor membaca
dan tes kemampuan membaca pemahaman. Selain itu, untuk memperkukuh strategi yang akan dikembangkan peneliti menggunakan angket analisis
kebutuhan guna mengetahui kebutuhan yang diperlukan mahasiswa dalam pengembangan strategi pembelajaran kemampuan membaca pemahaman.
Berdasarkan tiga data tersebut diharapkan mampu menghasilkan strategi pembelajaran kemampuan membaca pemahaman yang menunjang mahasiswa
untuk mencapai tujuan membaca. Berdasarkan hasil angket analisis kebutuhan pengembangan strategi
membaca pemahaman dapat diketahui bahwa tingkat penggunaan strategi membaca mahasiswa tergolong dalam kategori tinggi. Mahasiswa menerapkan
teknik-teknik tertentu dalam setiap kegiatan baca untuk mencapai tujuan membaca yang telah ditetapkan. Walaupun kategori penggunaan strategi membaca
pemahaman mahasiswa masuk dalam kategori tinggi, tetapi masih terdapat kelemahan-kelemahan yang dimiliki mahasiswa. Mahasiswa kurang dapat
menerapkan strategi mengidentifikasi bacaan untuk mengetahui gaya bahasa yang digunakan penulis, mahasiswa masih merasa kesulitan untuk menangkap makna
tersirat sebuah bacaan, dan kemampuan menganalisis sebuah paragraf dalam bacaan kurang dimiliki mahasiswa sehingga membuat pemahaman isi bacaan
tidak maksimal. Hasil analisis angket faktor membaca pemahaman mahasiswa berada
dalam kategori tinggi. Berdasarkan angket dapat diketahui faktor internal dan faktor eksternal yang sangat erat mempengaruhi aktivitas membaca pemahaman
mahasiswa. Meskipun faktor membaca mahasiswa berada dalam kategori tinggi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
terdapat beberapa faktor yang dianalisis oleh peneliti yang mampu menghambat mahasiswa seperti, mahasiswa kesulitan memahami isi bacaan karena kata-kata
asing yang belum diketahui artinya, kalimat yang terlalu panjang mempersulit mahasiswa dalam menyerap isi bacaan, struktur teks yang kurang sistematis masih
menyulitkan mahasiswa, setiap memberikan argumentasi mahasiswa kurang mampu merujuk pada bacaan, mahasiswa tidak membuat pertanyaan ataupun
skema yang sebenarnya dapat memudahkan mahasiswa untuk memahami bacaan. Selain kelemahan, mahasiswa memiliki kelebihan yang dapat dinilai sebagai sikap
positif seperti memahami berbagai teknik membaca mempermudah mahasiswa, membaca merupakan kegiatan untuk mencari jawaban atas suatu permasalahan
yang ditemukan mahasiswa. Pengembangan strategi yang akan dihasilkan akan menutup kekurangan-kekurangan yang dimiliki mahasiswa dan meningkatkan
sikap positif yang telah dimiliki sebelumnya Hasil tes kemampuan membaca pemahaman mahasiswa semester IV kelas
B Universitas Sanata Dharma berada dalam kategori cukup. Tes kemampuan membaca pemahaman meliputi 6 aspek yaitu aspek menangkap arti kata isitlah,
menangkap makna tersurat, menangkap makna tersirat, menarik kesimpulan isi bacaan, memprediksi maksud penulis, dan mengevaluasi bacaan. Mahasiswa
sudah mampu memahami empat aspek yaitu menangkap arti kata isitlah, menangkap makna tersurat,memprediksi maksud penulis, dan mengevaluasi
bacaan. Keempat aspek tersebut menjadi kekuatan bagi mahasiswa untuk mengasah kemampuan membaca pemahaman agar semakin meningkat.
Sedangkan dua aspek yang menghambat mahasiswa adalah aspek menarik makna PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tersirat dan menarik kesimpulan isi bacaan. Hal tersebut menjadi kelemahan tersendiri bagi mahasiswa yang harus diperbaiki.
Terjadi ketidakselarasan antara angket faktor membaca pemahaman dan hasil tes kemampuan membaca pemahaman mahasiswa. Angket faktor membaca
pemahaman menunjukkan pada kategori tinggi, sedangkan hasil tes kemampuan membaca pemahaman mahasiswa tergolong dalam kategori cukup. Kedua hasil
tersebut akan dipadukan dengan hasil angket analisis kebutuhan pengembangan strategi membaca pemahaman sehingga menghasilkan strategi baru yang mampu
mengakomodasi kondisi mahasiswa dalam kegiatan membaca. Pengembangan strategi baru bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam
membaca pemahaman. Pengembangan strategi pembelajaran kemampuan membaca pemahaman
yang dikembangkan termasuk dalam strategi eklektik. Strategi eklektik ini
merupakan gabungan dari berbagai macam strategi yang sudah ada sebelumnya dengan melihat kebutuhan dan kondisi mahasiswa yang sudah diketahui
diharapkan strategi tersebut dapat mengurangi kelemahan mahasiswa dalam kegiatan membaca dan meningkatkan kemampuan membaca menjadi lebih tinggi.
Pengembangan strategi eklektik ini memiliki 7 langkah yang harus diterapkan mahasiswa pada saat melakukan kegiatan membaca pemahaman.
Tujuan dari strategi ini yaitu agar mahasiswa mampu memahami 6 aspek membaca pemahaman yaitu menemukan arti kataistilah, menangkap makna
tersurat, menangkap makna tersirat, menarik kesimpulan, membuat prediksi, dan mengevaluasi bacaan. Selain itu strategi ini dikembangkan guna meningkatkan
kemampuan membaca pemahaman mahasiswa menjadi lebih tinggi. Langkah- langkah yang terdapat dalam strategi ini yaitu 1 menyiapkan suasana hati
mood, 2 membaca untuk memahami reading for understanding, 3 mengorganisasi organize, 4 refleksi reflect, 5 mengevaluasi evaluate, 6
mengembangkan expand, dan 7 mengulang kembali review. Berikut penjelasan masing-masing langkah dalam strategi eklektik tersebut:
1. Suasana hati mood
Banyak strategi pembelajaran khususnya strategi membaca pemahaman yang kurang memperhatikan aspek suasana hati pembaca. Padahal berdasarkan
hasil angket faktor membaca, suasana hati merupakan faktor internal yang mendukung mahasiswa dalam memahami bacaan. Jika suasana hati sudah
terkondisikan dengan baik maka muncul rasa semangat, ingin tahu, fokus dan konsentrasi dalam membaca. Mahasiswa yang mengkondisikan suasana hatinya
dengan baik secara bersamaan akan mempengaruhi kemampuan dalam membaca pemahamannya sehingga hasil membaca akan lebih maksimal. Suasana hati
berpengaruh pula pada konsentrasi, untuk meningkatkan konsentrasi mahasiswa sebaiknya menjauhi hal-hal yang menyebabkan pikiran menjadi kusut dan
memusatkan perhatian secara sungguh-sungguh. Hal tersebut berkaitan pula dengan faktor eksternal suasana dan waktu yang mempengaruhi membaca
mahasiswa. Pembaca harus cerdas menentukan waktu membaca dan suasana lingkungan pada saat melakukan kegiatan membaca. Membaca dengan
lingkungan yang mendukung akan meningkatkan mood pembaca dan mampu menyelesaikan sebuah bacaan secara tuntas.
Beragam teknik yang dapat digunakan untuk meningkatkan suasana hati dalam strategi ini seperti, sebelum memulai kegiatan membaca di kelas
mahasiswa melakukan ice breaking berupa permainan singkat yang dapat mencairkan suasana sehingga ketegangan yang dirasakan mahasiswa menjadi
hilang. Selain itu dosen dapat menyelipkan intermezzo sehingga membuat mahasiswa merasa senang dan bersemangat dalam perkuliahan membaca.
Kegiatan membaca tidak semata berupa kegiatan fisik tetapi juga memperhatikan psikologi pembaca, maka dari itu sangat penting untuk menciptakan suasana yang
baik sehingga niat, kemampuan, dan hasil membaca akan menjadi maksimal. 2.
Membaca untuk memahami reading for understanding Langkah kedua dalam strategi eklektik ini yaitu membaca untuk
memahami. Sebelum membaca mahasiswa harus menentukan tujuan utama yang akan dicapai melalui membaca. Membaca yang disertai dengan proses
pemahaman membantu mahasiswa untuk melakukan penalaran isi bacaan secara lebih mendalam. Penalaran yang dilakukan mahasiswa bertujuan untuk lebih
memahami konsep-konsep bacaan, ide pokok, detail penting maupun keseluruhan pengertian atau informasi yang ada dalam bacaan. Kegiatan membaca pemahaman
mengharuskan seseorang agar mampu memahami wacana yang dibacanya. Teknik-teknik yang dapat diterapkan dalam langkah ini yaitu terlebih dalu
mahasiswa menetapkan tujuan membaca apa yang akan dicapai, selanjutnya mahasiswa menyadari bahwa dirinya harus memahami isi bacaan secara
keseluruhan bukan hanya memahami bacaan dari sisi kebahasaannya saja. Sebelum membaca sebaiknya menyusun pertanyaan hal-hal yang ingin diketahui
dari bacaan yang ada. Berdasarkan faktor internal yang ada, mahasiswa merasa kesulitan untuk memahami pengertian kata-kata asing yang terdapat dalam
bacaan. Jika mahasiswa hanya mampu sebatas membaca tanpa memahami arti sebenarnya yang berkaitan dengan konteks bacaan pemahaman bacaan mahasiswa
menjadi kurang. Maka teknik yang sebaiknya dilakukan adalah memanfaatkan kamus untuk mencari arti kata asing. Jika terdapat kata sukar yang belum
diketahui maknanya pembaca dapat mencoba merumuskan arti kata tersebut dengan melihat konteks yang mengikat bacaan dan mencocokannya melalui
kamus konvensional ataupun online. Untuk memudahkan mahasiswa dalam memahami bacaan ada baiknya
mahasiswa menandai bagian-bagian penting dalam bacaan, mencatat hal-hal penting dalam bacaan seperti judul, subjudul. Dalam menandai bagian-bagian
penting pembaca dapat memanfaatkan pena atau spidol berwarna untuk memudahkan hal penting yang perlu diingat. Mahasiswa dapat pula membaca
ringkasan atau intisari yang ada untuk lebih menyerap isi bacaan. Dengan menerapkan teknik-teknik yang ada mahasiswa dapat membaca sekaligus
berproses untuk memahami dan mencerna bacaan ke dalam pemikiran. 3.
Mengorganisasi organize Mengornanisasi informasi yang dibaca penting untuk dilakukan oleh
mahasiswa. Mengorganisasi berarti menyusun bagian-bagian penting bacaan sehingga menjadi kesatuan dalam proses memahami informasi. Informasi yang
diserap oleh mahasiswa akan menjadi lebih sistematis dengan begitu pemahaman terhadap bacaan pun tertata dengan baik di dalam pemikiran atau memori.
Berdasarkan data yang diperoleh, mahasiswa mengalami kesulitan dalam aspek membaca pemahaman yaitu menarik kesimpulan bacaan. Dengan adanya proses
organisasi isi bacaan maka mahasiswa akan lebih mudah untuk menarik kesimpulan karena telah mengetahui informasi penting yang dipaparkan oleh
penulis. Angket analisis kebutuhan menerangkan bahwa mahasiswa kurang menerapkan teknik-teknik guna menangkap makna tersirat dan tersurat yang ada
dalam bacaan. Kemampuan memahami makna tersurat dan tersirat merupakan aspek membaca pemahaman yang penting dimiliki. Mengorganisasi informasi
akan membantu memudahkan mahasiswa untuk menangkap kedua aspek tersebut. Banyak teknik yang dapat digunakan dalam langkah mengorganisasi isi
bacaan diantaranya yaitu mahasiswa dapat membuat skema atau peta pikiran, menentukan kata-kata kunci yang terdapat dalam bacaan. Selain itu membuat
rincian pokok-pokok bahasan akan memudahkan mahasiswa untuk mendapatkan informasi awal mengenai bacaan. Ikhtisar dapat pula dibuat untuk mempersempit
informasi penting yang benar-benar dipaparkan penulis. Hal tersebut akan membantu mahasiswa dalam menarik kesimpulan isi bacaan. Mahasiswa dapat
pula menententukan pola paragraf untuk menentukan kesimpulan akhir bacaan karena di setiap paragraf terdapat inti yang diletakkan di awal, tengah maupun
akhir setiap paragraf. Berdasarkan teknik tersebut mahasiswa dapat menarik makna tersurat yang ada. Biasanya penulis menggunakan berbagai macam gaya
bahasa agar mampu menarik minat pembaca agar dapat menyelesaikan kegiatan bacanya hingga selesai. Untuk menghindari penafsiran yang salah dari
penggunaan gaya bahasa, pembaca dapat melakukan identifikasi pilihan kata yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
digunakan oleh penulis atau dapat pula menganalisis ragam bahasa yang digunakan.
Hasil tes kemampuan membaca menunjukan bahwa mahasiswa kurang memiliki kemampuan menarik makna tersurat. Terdapat dua teknik yang dapat
diterapkan bagi mahasiswa untuk mengatasi hal tersebut. Pertama mahasiswa harus menuliskan fokus informasi yang dipaparkan dan kemudian mulai menalar
fakta atau informasi lain yang berada di luar bacaan tetapi masih saling berkaitan satu sama lain. Berbagai macam teknik yang telah dipaparkan diatas membantu
mahasiswa dalam menyusun informasi ataupun gagasan menjadi lebih sistematis. 4.
Refleksi reflect Pentingnya kegiatan membaca tidak hanya untuk mengetahui secara
sekilas isi bacaan tetapi juga merefleksikan apa yang telah didapatkan pembaca dengan mengaitkan pengetahuan lain yang dimiliki. Maksud dan tujuan penulis
penting pula untuk diketahui pembaca agar pesan yang ingin disampaikan dapat diterima dengan baik. Berdasarkan hasil analisis fakor membaca, mahasiswa
memiliki keinginan untuk mencari jawaban dari permasalahan melalui membaca. Dari fakta tersebut menunjukkan pentingnya langkah refleksi dalam membaca
pemahaman. Refleksi merupakan internalisasi nilai-nilai, pesan maupun informasi ke dalam sisi kognitif dan afektif pembaca. Pesan yang ingin disampaikan penulis
benar-benar terserap dan menjadi bagian dalam diri pembaca. Untuk mencapai hal tersebut mahasiswa harus memiliki strategi yang memiliki tahapan refleksi dalam
kegiatan bacanya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Teknik-teknik yang tedapat dalam langkah refleksi ini dibuat berdasarkan hasil angket analisis kebutuhan pengembangan strategi. Teknik yang sebaiknya
dilakukan yaitu setelah selesai membaca mahasiswa mengaitkan isi bacaan dengan pengetahuan lain yang relevan yang telah dimiliki sebelumnya. Hal
tersebut menghasilkan pembaharuan informasi dalam pikiran, maka mahasiswa mampu memecahkan maupun menganalisa persoalan yang ada berdasarkan hasil
dari kegiatan membaca. Mahasiswa dapat pula membandingkan realita yang ada dengan informasi baru yang diserap untuk membuat perkiraan kejadian yang akan
terjadi di masa mendatang. Maksud dan tujuan penulis merupakan pesan tersendiri yang ingin
disampaikan kepada pembaca. Untuk menangkap pesan mahasiswa dapat menentukan maksud dan tujuan penulis. Kemampuan menentukan maksud
penulis merupakan salah satu aspek dalam membaca pemahaman. Berdasarkan analisis kebutuhan yang dilakukan, mahasiswa dapat menangkap hal itu dengan
cara menentukan batasan-batasan persoalan bacaan dan selanjutnya memikirkan maksud dan tujuan penulis dalam mengemukakan fakta-fakta maupun persoalan
yang dibahas dalam tulisannya. Dengan begitu pembaca dapat menangkap maksud dari penulis yang ada di bacaan. Kegiatan refleksi yang dilakukan
mahasiswa bertujuan agar mahasiswa menjadi lebih peka terhadap lingkungan hidup melalui bacaan-bacaan yang ada. Jika mahasiswa memiliki kepekaan maka
dapat menggerakkan untuk melakukan sesuatu yang sifatnya positif. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Mengevaluasi evaluation
Tahap evaluasi penting dilakukan untuk memperdalam pemahaman mahasiswa terhadap bacaan. Pemahaman yang harus dimiliki yaitu dalam segi
kebahasaan dan substansi bacaan. Dalam aspek membaca pemahaman mengevaluasi bacaan merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh
mahasiswa. Berdasarkan hasil tes kemampuan membaca pemahaman, mengevaluasi bacaan merupakan kekuatan yang dimiliki mahasiswa. Kegiatan
evaluasi berguna untuk menilai seberapa baik sebuah bahan bacaan. Untuk melakukan penilaian berikut teknik-teknik yang dapat dilakukan. Pentingnya
langkah mengevaluasi ini juga didukung oleh bukti dari faktor internal membaca yang menerangkan bahwa mahasiswa memiliki keinginan untuk melacak sumber
asli dari pendapat ahli yang terdapat dalam artikel, buku atau hasil penelitian. Sesuai dengan hasil analisis angket kebutuhan pengembangan strategi,
terdapat beberapa teknik yang mampu meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mengevaluasi atau mengulas bacaan. Langkah pertama yang dapat
dilakukan setelah membaca yaitu pembaca membandingkan kaidah sistematika penulisan bacaan dengan bahan bacaan yang dibacanya. Melalui hal tersebut dapat
diketahui kekurangan maupun kelebihan yang ada. Selain itu pilihan kata diksi yang terdapat dalam bacaan penting untuk diteliti apakah sesuai dengan topik
bacaan. Pembaca dapat menilai substansi bacaan melalui pemberian kritik atau saran dari gagasan, argumen atau fakta yang disampaikan oleh penulis dengan
cara membandingkan dengan keadaan atau sumber yang sebenarnya. Kritik yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
diberikan harus disertai dengan bukti pendukung yang kuat untuk mengukuhkan pendapat pembaca.
6. Mengembangkan expand
Langkah keenam dalam strategi eklektik ini yaitu mengembangkan atau expand
. Mengembangkan berarti memperluas informasi yang didapat dengan cara melakukan diskusi dan presentasi. Melalui diskusi diharapkan adanya pertukaran
pikiran maupun informasi dari setiap mahasiswa sehingga informasi yang dipahami menjadi lebih luas dan mendalam. Sedangkan presentasi bertujuan
untuk menyuarakan atau membagikan informasi yang diperoleh ke dalam forum yang lebih besar semisal di dalam kelas. Presentasi atau proses membagikan
informasi secara lisan membuat kemampuan berbicara seseorang menjadi lebih baik hal itu selaras dengan faktor internal yang dimiliki mahasiswa. Bukti lain
yang didapatkan oleh peneliti yaitu bahwa mahasiswa memiliki keinginan untuk mendiskusikan buku baru yang dimiliki temannya dan menyadari bahwa
membaca merupakan kebutuhan yang harus dimiliki mahasiswa untuk memiliki wawasan yang luas.
Teknik yang ada dalam langkah ini disesuaikan dengan hasil analisis kebutuhan pengembangan strategi dengan cara membuat kelompok diskusi.
Diskusi berguna untuk membagikan pemahaman awal setiap anggota kelompok. Setiap anggota kelompok diwajibkan untuk menyuarakan pemahaman awal
bacaan yang telah didapat, setelah itu antar anggota kelompok mulai mengaitkan pemahaman yang dimilikinya dengan pemahaman yang disampaikan oleh anggota
kelompok yang lain. Untuk menggali pemahaman menjadi lebih luas harus PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dilakukan tanya jawab yang relevan dengan topik. Tiap anggota kelompok harus memiliki kesadaran untuk memberikan tanggapanpendapat anggota kelompok
pada saat berdiskusi. Hasil diskusi yang telah dilakukan kemudian dipresentasikan untuk
menyampaikan kesimpulan akhir. Presentasi dapat dilakukan dihadapan dosen dan teman-teman lain sehingga dosen mampu menilai penguasaan informasi
mahasiswa. Tugas dosen dalam kegiatan ini yaitu memberi saran, masukan, kritik maupun pendapat yang bertujuan untuk memperluas pemahaman mahasiswa.
Selain itu mahasiswa dapat pula mengembangkan informasi yang telah didapat secara individu dengan cara mengasah kemampuan yang dimiliki dengan
berdasarkan informasi yang telah didapat. 7.
Mengulang kembali review Langkah terakhir dalam strategi ini yaitu mengulang kembali atau review.
Akhir dari kegiatan membaca yang harus dilakukan mahasiswa yaitu mengulang kembali isi bacaan secara menyeluruh dengan menggunakan rumusan bahasa
sendiri. Tahap review dapat dilakukan dengan teknik menuliskan hasil analisis dari
kegiatan membaca yang telah dilakukan sebelumnya dengan menggunakan bahasa sendiri. Selain itu peneliti mendapatkan fakta bahwa mahasiswa membaca ulang
bahan bacaan yang pernah dibaca untuk menyegarkan ingatan. Hal tersebut dapat dijadikan sebagai teknik yang baik dilakukan dalam kegiatan review. Dengan
membaca ulang bahan bacaan, ingatan dalam pikiran menjadi segar karena informasi yang sebelumnya telah diketahui dapat hilang atau memudar.
Peneliti membuat pengembangan strategi pembelajaran membaca pemahaman dengan mempertimbangkan beberapa aspek seperti kebutuhan
mahasiswa dalam penggunaan strategi, situasi dan kondisi, sumber belajar yang digunakan. Pengembangan strategi ini belum mengacu kepada gaya belajar yang
dimiliki oleh mahasiswa.
4.4 Deskripsi Produk