ekonomi.  Kelima  faktor  tersebut  merupakan  faktor  positif  yang  mampu mempengaruhi kemampuan baca mahasiswa.
Sejalan  dengan  pendapat  Sutoyo  2008  yang  menyatakan  bahwa membaca  pemahaman  atau  komperhensi  ialah  kemampuan  membaca  untuk
mengerti  ide  pokok,  detail  penting,  seluruh  pengertian,  dan  berhubungan  dengan kemampuan  mengingngat  bahan  bacaan  yang  telah  dibaca.  Keseluruhan  unsur
tersebut diperoleh dengan adanya dorongan oleh faktor-faktor  yang dimiliki oleh mahasiswa.  Menyadari  akan  kebutuhan  pokok  yang  harus  dipenuhinya  melalui
membaca sehingga keseluruhan ide mampu dipahami dan diingat dengan adanya bantuan faktor intelegensi yang dimiliki oleh masing-masing mahasiswa.
4.6.2 Kemampuan Membaca Pemahaman Mahasiswa
Peneliti  menggunakan  tes  kemampuan  membaca  pemahaman  untuk mengukur  bagaimana  kemampuan  membaca  pemahaman  mahasiswa.  Tes
kemampuan membaca pemahaman  yang digunakan mencakup 6 aspek membaca pemahaman  seperti  apa  yang  diungkapkan  oleh  Anderson  dalam  Tarigan  1986
yaitu  aspek  menangkap  arti  kata  istilah,  menangkap  makna  tersirat  dan  tersurat, memprediksi  maksud  penulis,  dan  mengevaluasi  isi  bacaan.  Berdasarkan  aspek
tersebut  peneliti  dapat  mengetahui  kelemahan  dan  kekuatan  yang  dimiliki mahasiswa dalam setiap aspek yang diujikan. Tes menggunakan tes objektif yang
berupa tes pilihan ganda yang berjumlah 40 butir soal. Untuk  mengetahui  hasil  tes  dilakukan  dengan  memberi  jawaban  benar
dengan  skor  1  dan  jawaban  salah  diberi  skor  0.  Jumlah  benar  dalam  satu  tes PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
merupakan  nilai  keseluruhan  yang  diperoleh  mahasiswa.  Langkah  selanjutnya yaitu  mencari  nilai  rata-rata  yang  diperoleh  dengan  cara  jumlah  skor  dibagi
dengan  jumlah  mahasiswa  dan  diketahui  rata-ratanya  adalah  21,9.  Kemudian peneliti  menentukan  kategori  kelulusan  dengan  menggunakan  kategori  penilaian
milik  Nurgiyantoro  2010:  253  yang  telah  diadaptasi  menjadi  skala  lima.  Dari langkah-langkah  yang  telah  dilakukan  peneliti  dapat  menyimpulkan  bahwa
kemampuan membaca pemahaman mahasiswa termasuk dalam kategori cukup. Peneliti  menggunakan  indek  tingkat  kesulitan  butir  soal  ITK  untuk
mengetahui  layak  atau  tidaknya  tiap  butir  soal  dalam  tes.  Perhitungan  ITK dihitung dengan cara membagi jumlah benar setiap soal dengan jumlah responden.
Berdasarkan  perhitungan,  dari  40  soal  yang  telah  dianalisis  terdapat  7  soal  yang mendapatkan  predikat  tidak  layak.  Penelitian  ini  tidak  memaparkan  soal  yang
dinyatakan tidak layak karena menggunakan uji coba terpakai. Hasil  tes  menunjukkan  bahwa  kemampuan  membaca  pemahaman
mahasiswa  dikatakan  cukup,  hal  tersebut  tidak  sesuai  dengan  faktor  membaca mahasiswa  yang  masuk  dalam  kategori  tinggi.  Hasil  tes  yang  tidak  maksimal
dipengaruhi  oleh  penggunaan  strategi  yang  tidak  sesuai  dengan  kondisi mahasiswa. Mahasiswa belum mampu menemukan strategi yang cocok dan sesuai
dengan  kebutuhan  pribadinya.  Mujiono  dalam  Sunendar  2011:  8  berpendapat bahwa  strategi  pembelajaran  memiliki  arti  suatu  garis  besar  haluan  untuk
bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Berdasarkan teori tersebut  dapat  disimpulkan  bahwa  mahasiswa  membutuhkan  haluanacuan  yang
digunakan  untuk  bertindak  pada  saat  membaca  sehingga  mampu  mengatasi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kekurangan  yang  dimilliki  dan  dapat  mencapai  tujuan  yang  telah  ditentukan. Untuk  meningkatkan  kemampuan  membaca  pemahaman  mahasiswa,  peneliti
mengembangkan strategi pembelajaran berdasarkan teori  yang sudah ada  dengan memperhatikan kebutuhan dan kondisi mahasiswa.
4.6.3 Pengembangan Strategi Kemampuan Membaca Pemahaman