didik sebagai kelinci percobaan. Akibatnya, peserta didik dianggap
sebagai objek dan bukan sebagai subjek yang bertanggung jawab.
m. Kejelasan tujuan akan melahirkan kebijakan pendidikan yang tepat.
Peserta didik bukanlah objek dari suatu proyek pendidikan tetapi subjek dengan berbagai nilai moralnya. Kebijakan pendidikan yang
kuang jelas arahnya akan mengorbankan kepentingan peserta didik itu
sendiri.
n. Kebijakan pendidikan diarahkan bagi pemenuhan kebutuhan peserta
didik dan bukan kepuasan birokrat. Pergantian birokrasi pada pemerintahan berdampak kepada kebijakan pendidikan. Pendidikan
telah menjadi korban dari percaturan kekuasaan dari politik praktis. Seyogyanyalah apabila pendidikan dikelola oleh para profesional
yang mengerti mengenai hakikat pendidikan dan bukan kepada politikus-politikus avonturir yang mengelola pendidikan hanya
berdasarkan kekuasaan semata.
Berdasarkan pada beberapa pandapat mengenai kebijakan pendidikan diatas maka dapat disimpulkan bahwa kebijakan pendidikan merupakan suatu
sikap dan tindakan yang terdiri dari komponen-komponen masukan yang di ambil seseorang atau dengan kesepakatan kelompok pembuat kebijakan
sebagai upaya untuk untuk menyelesaikan suatu permasalahan dalam pendidikan untuk mencapai suatu tujuan pendidikan.
15
2. Kebijakan Sekolah
Kebijakan pendidikan di sekolah tidak akan bisa dilepaskan dari pengetahuan sekolah sebagai sebuah sistem atau lebih dikenal dengan sitem
sekolah. Menurut Syafaruddin 2008: 102 sekolah adalah lembaga yang menyelenggarakan kebijakan pendidikan nasional. Sekolah bertugas dalam
penyelenggaraan kebijakan pendidikan nasional maka sistem sekolah merupakan sub sistem dari sistem pendidikan nasional.
Menurut Sagala 2010 dalam Theresia 2012: 47, sekolah adalah suatu organisasi formal yang memiliki peran strategis dan sangat menentukan
kualitas generasi di masa depan. Tujuan sebuah sekolah dirumuskan secara rinci. Perumusan tujuan sekolah berhubungan dengan rumusan visi dan misi
sekolah yang akan dirumuskan terlebih dahulu dengan mengakses kebutuhan mendasar akan pendidikan yang dapat disediakan oleh sekolah.
Visi dan misi sekolah berkaitan dengan kebijakan yang ada di dalam sekolah. Visi dan misi merupakan aspirasi seluruh komponen sekolah yang
menjadi elemen dasar penyelenggaraan program sekolah. Dalam konteks kebijakan pengembangan sekolah Morphet, et.al 1982: 121 dalam
Syafaruddin 2008: 108 sistem sekolah umum harus secara konstan berubah dalam tugas, sasaran, dan tujuan jika ingin memenuhi perubahan kurikulum,
struktur organisasi, dan layanan yang diberikan. Suatu kebijakan sekolah sangat penting bagi kehidupan peserta didik
dan para guru karena berkaitan dengan pembelajaran dalam rangka meningkatkan efektivitas sekolah. Kebijakan sekolah merupakan kerjasama
16
dan keputusan oleh individu atau keinginan kelompok dengan kewenangan yang sah dari dewan sekolah, pengawas, administrator sekolah atau komite
dan tanggung jawab bagi kontak negoisasi Duke dan Canady, 1991:1-2 dalam Syafaruddin, 2008: 118-121.
Thompson 1976: 17 dalam Syafaruddin 2008: 118, mengatakan bahwa suatu kebijakan sekolah dapat dibuat oleh orang yang terpilih
bertanggung jawab untuk membuat suatu kebijakan pendidikan, dewan sekolah dan unsur lain yang diberi kewenangan membuat kebijakan, baik
kepala sekolah, pengawas, atau administrator yang memiliki kewenangan meneglola kebijakan dari dewan sekolah.
Gamage dan Pang 2003: 172 dalam Syafaruddin 2008:121 menjelaskan bahwa kebijakan perlu dituliskan secara baik dan senantiasa
diperbarui. Terdapat beberapa keuntungan, yaitu:
1. Kebijakan menyatakan bahwa sekolah bekerja dalam keadaan
efisien dan terurus. 2.
Kebijakan mempercepat stabilitas, sasaran, dan administrasi. 3.
Kebijakan menjamin pengembangan yang matang serta konsistensi dalam keputusan dan prosedur pelaksanaan.
4. Kebijakan lokal harus konsisten dengan sistem kebijakan dan
peraturan yang mempengaruhi sekolah. 5.
Kebijakan membantu menjamin bahwa pertemuan menjadi teratur. 6.
Kebijakan mempercepat stabilitas dan kelanjutan. 7.
Kebijakan memberikan kerangka kerja bagi operasional sekolah. 8.
Kebijakan membantu sekolah dalam penilaian pengajaran. 9.
Pertanyaan kebijakan yang tertulis dan disebarkan kepada masyarakat membuat kebijakan akuntabel.
10. Kebijakan menjelaskan fungsi dan tanggung jawab kelompok,
kepala sekolah dan staf lainnya. Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa kebijakan
sekolah adalah suatu keputusan yang dibuat oleh dewan sekolah, pengawas,
17
administrator sekolah atau komite, kepala sekolah, pengawas yang bertanggung jawab dan memiliki kewenangan terhadap sekolah.
Kebijakan mencakup sejumlah program. Program merupakan realisasi atau implementasi dari kebijakan tersebut. Tujuan suatu kebijakan
dicapai melalui program, dengan kata lain program merupakan langkah yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Suatu kebijakan akan
terlaksana dengan baik jika didukung dengan program-program yang baik pula.
3. Implementasi Program
a. Implementasi program
Kamus Webster dalam Wahab 1991: 50 mengemukakan bahwa implementasi diartikan sebagai “to provide the means for carrying out”.
Implementasi berati menyediakan sarana untuk melaksanakan suatu kebijakan dan dapat menimbulkan dampak atau akibat terhadap hal-hal
tertentu. Sementara Joko Widodo 2008: 88 berpendapat bahwa
implementasi adalah suatu proses yang melibatkan sejumlah sumber termasuk manusia, dana, dan kemampuan organisasional yang dilakukan
oleh pemerintah maupun swasta individu atau kelompok. Proses tersebut dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya oleh
para pembuat kebijakan. Sedangkan program adalah suatu unit atau kesatuan kegiatan,
program merupakan sebuah sistem, yaitu rangkaian kegiatan yang
18
dilakukan bukan hanya satu kali tetapi secara berkesinambungan. Dalam menentukan program terdapat beberapa hal penting, yaitu: 1 realisasi atau
implementasi suatu kebijakan; 2 terjadi dalam waktu relatif lama-bukan kegiatan tunggal tetapi jamak berkesinambungan; dan 3 terjadi dalam
organisasi yang melibatkan sekelompok orang Suharsimi Arikunto dan Cepi Safaruddin Abdul Jabar: 2009: 4.
Pengertian lain diungkapkan oleh Sudjana 2004: 1 bahwa program adalah kegiatan yang dilakukan oleh perorangan, kelompok,
danorganisasi lembaga yang memuat komponen-komponen program. Komponen-komponen tersebut meliputi tujuan, sasaran, isi dan jenis
kegiatan, proses kegiatan, waktu, fasilitas, alat, biaya, organisasi penyelenggaraan, dan lain sebagainya.
Sedangkan menurut Eko Putro Widoyoko 2009: 8 program merupakan serangkaian kegiatan yang direncanakan dengan seksama dan
dalam pelaksanaannya berlangsung dalam proses yang berkesinambungan, dan terjadi dalam suatu organisasi yang melibatkan banyak orang.
Terdapat empat unsur pokok untuk dapat dikategorikan sebagai program,
yaitu:
1. Kegiatan yang direncanakan atau dirancang dengan seksama.
Rancangan kegiatan yang disusun dengan pemikiran yang cerdas dan cermat.
19
2. Kegiatan tersebut berlangsung secara berkelanjutan dari satu
kegiatan ke kegiatan lainnya. Terdapat keterkaitan antar- kegiatan sebelum dengan kegiatan sesudahnya.
3. Kegiatan tersebut berlangsung dalam sebuah organisasi, baik
organisasi formal maupun organisasi non formal bukan kegiatan individual.
4. Kegiatan tersebut dalam implementasi atau pelaksanaannya
melibatkan banyak orang, bukan kegiatan yang dilakukan oleh perorangan tanpa ada kaitannya dengan kegiatan orang lain.
Dari berbagai pengertian mengenai implementasi dan program jika disatukan menjadi sebuah pengertian mengenai implementasi program
yaitu suatu proses kegiatan terencana yang dilaksanakan secara berkesinambungan, yang di dalamnya mencakup komponen-komponen
meliputi tujuan, sasaran, isi dan jenis kegiatan, proses kegiatan, waktu, fasilitas, alat, biaya, organisasi penyelenggaraan, dan lain sebagainya.
b. Variabel dalam proses implementasi program
Keberhasilan implementasi kebijakan akan ditentukan oleh banyak variabel atau faktor, dan masing-masing variabel tersebut saling
berhubungan satu sama lain. Menurut teori George C. Edwards III 1980 terdapat empat variabel yang mempengaruhi proses implementasi
kebijakan atau program yaitu komunikasi, sumberdaya, disposisi, struktur birokrasi. Keempat variabel tsb saling berhubungan Subarsono 2008:
90.
20