Kebijakan Sekolah Kebijakan Program Sekolah

2. Kegiatan tersebut berlangsung secara berkelanjutan dari satu kegiatan ke kegiatan lainnya. Terdapat keterkaitan antar- kegiatan sebelum dengan kegiatan sesudahnya. 3. Kegiatan tersebut berlangsung dalam sebuah organisasi, baik organisasi formal maupun organisasi non formal bukan kegiatan individual. 4. Kegiatan tersebut dalam implementasi atau pelaksanaannya melibatkan banyak orang, bukan kegiatan yang dilakukan oleh perorangan tanpa ada kaitannya dengan kegiatan orang lain. Dari berbagai pengertian mengenai implementasi dan program jika disatukan menjadi sebuah pengertian mengenai implementasi program yaitu suatu proses kegiatan terencana yang dilaksanakan secara berkesinambungan, yang di dalamnya mencakup komponen-komponen meliputi tujuan, sasaran, isi dan jenis kegiatan, proses kegiatan, waktu, fasilitas, alat, biaya, organisasi penyelenggaraan, dan lain sebagainya.

b. Variabel dalam proses implementasi program

Keberhasilan implementasi kebijakan akan ditentukan oleh banyak variabel atau faktor, dan masing-masing variabel tersebut saling berhubungan satu sama lain. Menurut teori George C. Edwards III 1980 terdapat empat variabel yang mempengaruhi proses implementasi kebijakan atau program yaitu komunikasi, sumberdaya, disposisi, struktur birokrasi. Keempat variabel tsb saling berhubungan Subarsono 2008: 90. 20 1 Komunikasi Keberhasilan implementasi kebijakan atau program mensyaratkan agar implementator mengetahui apa yang harus dilakukan, apa yang menjadi tujuan dan sasaran kebijakan harus ditransmisikan kepada kelompok sasaran target group sehingga akan mengurangi distorsi implementasi. Apabila tujuan dan sasaran suatu kebijakan tidak jelas atau bahkan tidak diketahui oleh kelompok sasaran, maka dapat terjadi resistensi dari kelompok sasaran. 2 Sumberdaya Sumberdaya dalam implementasi program dapat berwujud sumberdaya manusia, yakni kopetensi implementator, dan sumberdaya finansial. Walaupun isi kebijakan sudah dikomunikasikan secara jelas dan konsisten, tetapi apabila implementator kekurangan sumberdaya untuk melaksanakan, maka implementasi tidak akan berjalan dengan efektif. 3 Disposisi Disposisi adalah watak dan karakterisitik yang dimiliki oleh implmentator, seperti komitmen, kejujuran, serta sifat demokratis. Apabila implementator memiliki disposisi yang baik, maka dia akan menjalankan kebijakan dengan baik. Ketika implementator memiliki sikap atau perspektif yang berbeda dengan pembuat kebijakan maka proses implementasi kebijakan juga menjadi tidak efektif. 21 4 Struktur birokrasi Struktur organisasi yang bertugas mengimplementasikan kebijakan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap implementasi kebijakan atau program. Salah satu dari aspek struktur yang penting dari setiap organisasi adanya prosedur operasi yang standar. SOP menjadi pedoman bagi setiap implementator dalam bertindak.

B. Lingkungan Sekolah

1. Lingkungan Hidup

Undang-Undang Republik Indonesia No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup menjelaskan bahwa: Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Manusia hidup dibumi tidak sendirian, melainkan bersama tumbuhan, hewan dan jasad renik. Manusia bersama tumbuhan, hewan dan jasad renik menempati suatu ruang tertentu. Ruang yang ditempati makhluk hidup bersama dengan benda hidup dan tidak hidup di dalam suatu tempat disebut lingkungan hidup Otto Soemarwoto, 2004: 44-45. Lapisan bumi dan udara yang terdapat mahluk di dalamnya dapat dianggap sebagai suatu lingkungan hidup yang besar, yaitu biosfer. Sifat lingkungan hidup ditentukan oleh bermacam-macam faktor. Pertama, ditentukan oleh jenis dan jumlah dari masing-masing jenis unsur lingkungan hidup tersebut. Kedua, hubungan atau interaksi antara unsur dalam lingkungan hidup itu sendiri,dengan kata lain lingkungan hidup tidak saja menyangkut komponen biofisir, tetapi juga 22