Lingkungan Sekolah yang Sehat

Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 08 tahun 2010 tentang kriteria dan sertifikasi bangunan ramah lingkungan, menteri negara lingkungan hidup menjelaskan bahwa bangunan ramah lingkungan greenbuilding adalah suatu bangunan yang menerapkan prinsip lingkungan dalam perancangan, pembangunan, pengoperasian, dan pengelolaannya dan aspek penting penanganan dampak perubahan iklim. Bangunan dapat dikategorikan sebagai bangunan ramah lingkungan apabila memenuhi kriteria antara lain: 1. Menggunakan material bangunan yang ramah lingkungan yang antara lain meliputi: a. Material bangunan yang bersertifikat eco-label; b. Material bangunan lokal. 2. Terdapat fasilitas, sarana, dan prasarana untuk konservasi sumber daya air dalam bangunan gedung antara lain: a. Mempunyai sistem pemanfaatan air yang dapat dikuantifikasi; b. Menggunakan sumber air yang memperhatikan konservasi sumber daya air; c. Mempunyai sistem pemanfaatan air hujan. 3. Terdapat fasilitas, sarana, dan prasarana konservasi dan diversifikasi energi antara lain: a. Menggunakan sumber energi alternatif terbarukan yang rendah emisi gas rumah kaca; b. Menggunakan sistem pencahayaan dan pengkondisian udara buatan yang hemat energi. 4. Menggunakan bahan yang bukan bahan perusak ozon dalam bangunan gedung antara lain: a. Refrigeran untuk pendingin udara yang bukan bahan perusak ozon; b. Melengkapi bangunan gedung dengan peralatan pemadam kebakaran yang bukan bahan perusak ozon. 5. Terdapat fasilitas, sarana, dan prasarana pengelolaan air limbah domestik pada bangunan gedung antara lain: a. Melengkapi bangunan gedung dengan sistem pengolahan air limbah domestik pada bangunan gedung fungsi usaha dan fungsi khusus; b. Melengkapi bangunan gedung dengan sistem pemanfaatan kembali air limbah domestik hasil pengolahan pada bangunan gedung fungsi usaha dan fungsi khusus. 39 6. Terdapat fasilitas pemilahan sampah; 7. Memperhatikan aspek kesehatan bagi penghuni bangunan antara lain: a. Melakukan pengelolaan sistem sirkulasi udara bersih; b. Memaksimalkan penggunaan sinar matahari. 8. Terdapat fasilitas, sarana, dan prasarana pengelolaan tapak berkelanjutan antara lain: a. Melengkapi bangunan gedung dengan ruang terbuka hijau sebagai taman dan konservasi hayati, resapan air hujan dan lahan parkir; b. Mempertimbangkan variabilitas iklim mikro dan perubahan iklim; c. Mempunyai perencanaan pengelolaan bangunan gedung sesuai dengan tata ruang; d. Menjalankan pengelolaan bangunan gedung sesuai dengan perencanaan; 9. Terdapat fasilitas, sarana, dan prasarana untuk mengantisipasi bencana antara lain: a. Mempunyai sistem peringatan dini terhadap bencana dan bencana yang terkait dengan perubahan iklim seperti: banjir, topan, badai, longsor dan kenaikan muka air laut; b. Menggunakan material bangunan yang tahan terhadap iklim atau cuaca ekstrim intensitas hujan yang tinggi, kekeringan dan temperatur yang meningkat. Dalam penerapan sekolah ramah lingkungan pengelolaan sarana dan prasarana pendukung ramah lingkungan sangat diperlukan. Menurut Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia 2012: 19-20 pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan di sekolah meliputi: Tabel 1. Pengelolaan Sarana Pendukung Ramah Lingkungan Standar Implementasi Pencapaian A. Ketersediaan sarana prasarana pendukung yang ramah lingkungan. 1. Menyediakan sarana prasarana untuk mengatasi permasalahan lingkungan hidup di sekolah Tersedianya 6 enam sarana prasarana untuk mengatasi permasalahan lingkungan hidup di sekolah sesuai dengan standar sarana dan prasarana Permendiknas no 24 tahun 2007, seperti : air bersih, sampah penyediaan tempat sampah terpisah, 40 komposter, tinja, air limbahdrainase, ruang terbuka hijau, kebisingangetaranradiasi, dll. 2. Menyediakan sarana prasarana untuk mendukung pembelajaran lingkungan hidup di sekolah. Tersedianya 6 enam sarana prasarana pendukung pem- belajaran lingkungan hidup, antara lain; pengomposan, pemanfaatan dan pengolahan air, hutantamankebun seko- lah, green house, toga, kolam ikan, biopori, sumur resapan, biogas, dll. B. Peningkatan kualitas pengelolaan dan pemanfaatan sarana dan prasarana yang ramah lingkungan. 1. Memelihara sarana dan prasarana sekolah yang ramah lingkungan. Terpeliharanya 3 tiga sarana dan prasarana yang ramah lingkungan sesuai fungsinya, seperti : a. Ruang memiliki pengaturan cahaya dan ventilasi udara secara alami. b. Pemeliharaan dan pen- gaturan pohon peneduh dan penghijauan. c. Menggunakan paving block 2. Meningkatkan pengelolaan dan pemeliharaan fasilitas sanitasi sekolah. Tersedianya 4 empat unsur mekanisme pengelolaan dan pemeliharaan sarana meliputi : penanggung jawab, tata tertib, pelaksana daftar piket, pengawas, dll terkait dalam kegiatan penyediaan dan pemakaian sarana fasilitas sanitasi sekolah. 3. Memanfaatkan listrik, air dan ATK secara efisien. 20 efisiensi pemanfaatan listrik, air dan ATK 41 4. Meningkatkan kualitas pelayanan kantin sehat dan ramah lingkungan . Kantin melakukan 3 tiga upaya dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan kantin sehat dan ramah lingkungan, meliputi : a. Kantin tidak menjual makananminuman yang mengandung bahan pen- gawetpengenyal, pewarna, perasa yang tidak sesuai dengan standar kesehatan. b. Kantin tidak menjual makanan yang tercemar terkontaminasi, kadaluarsa. c. Kantin tidak menjual makanan yang dikemas tidak ramah lingkungan, seperti : plastik, styrofoam, aluminium foil. Penerapan pendidikan ramah lingkungan di sekolah akan menciptakan sekolah yang ramah lingkungan. Sekolah ramah lingkungan akan menciptakan perilaku warga sekolah yang peduli terhadap alam dan lingkungannya. Perilaku ramah lingkungan merupakan perilaku untuk mengedepankan open spaces, penggunaan dan pengelolaan air bersih, pengolahan air hujan, teknologi hijau, penghematan sumber energi, dan penghijauan Astrini Ayu Puspita, 2013 :9. Sikap ramah lingkungan merupakan sikap positif setiap manusia terhadap lingkungan hidup yang berupa tindakan dalam perlindungan alam dan lingkungan yang memadai dan penghargaan tentang fungsi ekologi 42 lingkungan hidup yang memberikan layanan pada manusia tanpa didominasi oleh pertimbangan ekonomi, yang mendorong eksploitasi lebih. Sikap ramah lingkungan terlihat pada kepedulian siswa terhadap lingkungan hidupnya sehari-hari baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah Kana Hidayati, 2007: 7. Dari beberapa pemaparan diatas maka dapat diambil kesimpulan mengenai sekolah ramah lingkungan, yaitu sekolah yang di dalamnya terdapat pembelajaran, kegiatan dan program untuk mengelola dan melindungi lingkungan hidup dan dalam pelaksanaan pembelajaran, kegiatan, program tidak menyebabkan kerusakan lingkungan hidup.

C. Penelitian yang Relevan

1. Theresia Melania Sudarwati 2012 yang berjudul “Implementasi Kebijakan Pendidikan Lingkungan Hidup Sekolah Menengah Atas Negeri 11 Semarang Menuju Sekolah Adiwiyata” memberikan hasil yaitu implementasi kebijakan sekolah peduli dan berbudaya melalui program Adiwiyata tidak berjalan sesuai dengan standar program Adiwiyata yang disebabkan oleh rendahnya kegiatan komunikasi dalam bentuk koordinasi di dalam managemen sekolah yang meliputi koordinasi antara kepala sekolah dengan para penanggung jawab program, koordinasi antara penanggung jawab program dengan Tim Pengembang Sekolah, dan koordinasi Tim Pengembang Sekolah dengan para pendidik atau guru. 43 2. Yeni Isnaeni 2013 yang berjudul “Implementasi Kebijakan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan di SMP Negeri 3 Gresik” memberikan hasil yaitu implementasi kebijakan sekolah peduli dan berbudaya lingkungan di SMP Negeri 3 Gresik telah menunjukkan kebijakan sekolah yang tertuang dalam bentuk SK kepala sekolah tentang mata pelajaran dan pengembangan diri yang terintegrasi dengan PLH dan PBK, faktor pendukung implementasi kebijakan adalah seluruh komponen warga mendukung serta SMP Negeri 3 Gresik sebagai juara sekolah Adiwiyata tingkat Nasional di tahun 2011, merupakan dampak yang sangat positif, selain itu tercipta kesadaran warga sekolah untuk menjaga lingkungan hidup dan merawatnya dengan kesadaran yang baik. Dari kedua penelitian tersebut maka dapat diketahui persamaan penelitian yaitu terletak pada implementasi kebijakan atau program sekolah berbudaya lingkungan, hanya saja pada penelitian ini fokus penelitian terletak pada sejarah program, pengembangan program, pengembangan kegiatan program, pengembangan dan pengelolaan sarana prasarana, faktor pendukung dan penghambat program sekolah ramah lingkungan di SMA Negeri 1 Kasihan Bantul. D. Kerangka Pikir Salah satu kebijakan pemerintah dalam menumbuhkan kepedulian siswa terhadap lingkungan adalah dengan mengembangkan sekolah umum menjadi sekolah Adiwiyata. Berdasar pada Undang-undang No 4 Tahun 44 1982 tentang ketentuan-ketentuan pokok pengelolaan lingkungan hidup maka pada tahun 1996 terjadi kerjasama pertama antara Departemen Pendidikan Nasional dan Kementerian Negara Lingkungan Hidup. Kerjasama tersebut kemudian diperbaharui pada tahun 2005 dan tahun 2010. Sebagai tindak lanjut dari kesepakatan dan kerjasama tahun 2005, maka pada tahun 2006 Kementerian Lingkungan Hidup membuat kebijakan untuk mengembangkan program pendidikan lingkungan hidup pada jenjang pendidikan dasar dan menengah melalui program Adiwiyata. Pada tanggal 1 Februari 2010 dilaksanakan penandatanganan Kesepakatan Bersama MOU antara Kementerian Pendidikan Nasional dan Kementerian Lingkungan Hidup guna menindaklanjuti kerjasama yang terjalin sejak tahun 1996. Upaya pengelolaan dan perlindungan lingkungan hidup di sekolah tidak hanya berhenti pada program Adiwiyata saja, namun juga diikuti dengan munculnya program sekolah ramah lingkungan di SMA Negeri 1 Kasihan Bantul. Wujud dari implementasi program sekolah ramah lingkungan terlihat dari pengembangan program, kegiatan, pengelolaan sarana prasarana ramah lingkungan yang dilaksanakan sekolah untuk mewujudkan program ramah lingkungan. Akan tetapi dalam pelaksanaan program sekolah ramah lingkungan terdapat faktor-faktor yang menghambatnya. Secara lebih jelas kerangka pikir akan digambarkan dalam gambar berikut: 45 Gambar 1. Kerangka Pikir Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup Program Sekolah Ramah Lingkungan di SMA Negeri 1 Kasihan Bantul Pengembangan Program, Kegiatan dan Pengelolaan Sarana Prasarana Ramah Lingkungan di SMA Negeri 1 Kasihan Bantul Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 05 Tahun 2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adiwiyata Faktor Pendukung dan Penghambat Program Sekolah Ramah Lingkungan di SMA Negeri 1 Kasihan Bantul Kebijakan-kebijakan Sekolah di SMA Negeri 1 Kasihan Bantul Kerjasama Pertama Departemen Pendidikan Nasional dan Kementerian Negara Lingkungan Hidup Tahun 1996 Solusi dalam Menghadapi Faktor Penghambat Program Sekolah Ramah Lingkungan di SMA Negeri 1 Kasihan Bantul 46

E. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana implementasi program sekolah ramah lingkungan di SMA Negeri 1 Kasihan Bantul? 2. Bagaimana latar belakang sekolah memiliki program sekolah ramah lingkungan? 3. Bagaimana pengembangan program sekolah ramah lingkungan? 4. Bagaimana pengembangan kegiatan program sekolah ramah lingkungan? 5. Bagaimana pengembangan dan pengelolaan sarana prasarana pendukung sekolah ramah lingkungan? 6. Apa saja faktor pendukung implementasi program sekolah ramah lingkungan? 7. Apa saja faktor penghambat implementasi program sekolah ramah lingkungan? 8. Bagaimana hasil evaluasi program sekolah ramah lingkungan? 47