2. Pengaruh teman di lingkungan subjek

commit to user barang tersebut. Hal itu membuat subjek lebih bebas untuk menonton film porno yang didapatnya. Waktu itu orang tua aku lagi pergi, di rumah kosong. Abang kan juga di Jawa waktu itu trus adek lagi ikut sama ibu. Nah jadi rumah kosong di rumah berdua sama dia, nonton kita. W.S.V.01.174-177. Tak berapa lama habis itu di kamarku aku minta beliin tv sama dvd sendiri. Dibeliin sama orang tua aku. Udah bebas. W.S.V.01.202-204.

b.2. Pengaruh teman di lingkungan subjek

Lingkungan merupakan salah satu faktor yang membuat subjek berani bertindak jauh dalam berperilaku seksual. Menurut subjek, secara agama dan budaya perbuatannya memang salah, tapi secara pergaulan tidak karena rata- rata teman-temannya melakukan hal yang sama. Ya faktor lingkungan juga sih sebetulnya. W.S.V.01.446 Secara agama jelas salah dong mbak. Secara budaya ya kita orang timur ya salah, tapi secara pergaulan tidak. Karena rata- rata seperti itu? Iya. W.S.V.02.739-742 Pertemanan subjek dengan tukang kebun juga memerikan pengaruh yang sangat besar pada subjek terutama di awal-awal masa remajanya. Film- film porno yang dibawa tukang kebun dan cerita-ceritanya saat berhubungan dengan perempuan membuat subjek menjadi penasaran untuk merasakan hal yang sama. Faktor si tukang kebun itu juga ada itu. Itu tetep membawa pengaruh awal yang sangat besar untuk aku itu. Ada rasa penasaran jadinya. W.S.V.01.448-450 Yang ngajak nonton bokep itu awalnya, ada tukang kebun saya mbak. Tukang kebunnya tu kan itungannya masih muda. Dia kayak kalo istilahnya sekarang tu freelancer, tukang kebun freelance. Jadi Cuma waktu-waktu tertentu. Nah waktu itu dia bawa, katanya baru dapet dari temennya. Kan masih muda- muda gitu kan orangnya, jadi saya akrab, ya udah sering main- commit to user main. Kadang-kadang dia juga sering ikut kok kalo aku lagi nongkrong sama temen-temen gitu. W.S.V.01.160-168. Dia cerita, abis tu dia cerita. Cerita-cerita gitu waktu dia main sama cewek-ceweknya yang dulu-dulu, katanya ya gitu-gitu itu bentuknya. W.S.V.01.194-196 Faktor dari pasangan juga memicu perilaku seksual subjek. Misalnya saja saat pengalaman pertamanya melakukan hubungan intim dimana ternyata pasangannya sudah tidak perawan lagi. Pasangan subjek selanjutnya juga terpengaruh pada lingkungannya, perasaan iri dan ingin berpenampilan seperti teman-temannya membuatnya melakukan “make over” pada penampilan untuk menunjukkan kemolekan tubuhnya pada subjek saat itu. Padahal waktu itu saya masih kelas 1 SMA semester 2. Kelas 1 SMA, bukan semester ding waktu itu, masih cawu, cawu 2, dan dahsyatnya cewekku yang itu udah nggak virgin lagi. W.S.V.01.279-283 Jadi ceritanya mungkin dia ngerasa iri karena temen-temen cewekku itu mungkin pada modis-modis cakep-cakep, apalagi kalo lagi jalan keluar gitu. Nah akhirnya dia tu pengen sekali- sekali nunjukin kalo dia tu bisa kek gitu mbak. W.S.V.01.333- 337 Hmm.. ya gitu. Kan main ke rumah, kaget, dia kok tiba- tiba naik taxi? Naik taxi, kenapa? Nah pas dibuka wuuaahh.. artis darimana ini? Rupanya kok ya ternyata walaupun dia culun gitu kalo udah di dandanin, mantep juga. Yang bikin aku heran ya mbak ya, toketnya gede rupanya mbak. W.S.V.01.341-346 Sebagian besar teman perempuan yang pernah berhubungan intim dengan subjek sudah tidak virgin lagi karena sudah pernah melakukan hubungan intim juga dengan laki-laki lain sebelumnya. Sebagian dari mereka juga bisa dengan mudah dirayu subjek untuk diajak berkencan. Hal ini membuat subjek merasa biasa saja dan tidak bersalah jika melakukan hubungan seksual pranikah berkali-kali bahkan dengan banyak perempuan. commit to user Dari orang-orang yang main itu banyak yang virgin nggak mas? Banyak yang nggak. W.S.V.01.437-439 Nggak, orang sama cewek ini kenalannya waktu kenalan lagi abis ada konser. Oo jadi gampang juga? He eh. Lha dia nggak bertanya-tanya juga? Nggak. Biasa aja. W.S.V.01.512-517

b.3. Tidak adanya kontrol sosial dari lingkungan sekitar