4. Kurangnya ketaatan dalam menjalankan perintah agama 5. Adanya hasrat untuk melayani pasangan 6. Pasangan sudah dianggap sebagai sosok yang ideal

commit to user

a.3. Adanya keinginan untuk mengaktualisasikan rasa cinta melalui hubungan seksual

Subjek melakukan perilaku seksual atas permintaan dari pacarnya. Subjek juga mengaku tidak mau melakukan keintiman seksual jika hati dan pikirannya tidak sedang bersama pasangannya saat itu. Tapi bukan ciuman di bibir, cium di pipi. Karena apa? Pikiranku masih ke yang dulu. Aku nggak bisa melupakan yang pertama. Dan aku pun juga ngomong jujur aku belum bisa melupakan yang pertama. Aku nggak mau melakukan ciuman dengan opo yo? Pikiran masih, bukan dengan kamu gitu lho, dengan yang lain. Aku nggak mau seperti itu. Yo nek memang ciumannya sama kamu yo hanya kamu yang tak pikirkan, seperti itu. W.S.IV.01. 197-205. Terus saya diminta untuk mm membantunya hehe. Dengan bimbingannya ee tangan saya ini tidak sengaja digerakkan untuk membantunya. Ee ya seperti itulah. W.S.IV.01. 89-92. Karena tuntutan darinya. Ya dia menuntut, menuntutku untuk membuka baju. W.S.IV.01. 243-244.

a.4. Kurangnya ketaatan dalam menjalankan perintah agama

Subjek tahu bahwa melakukan perilaku seksual pranikah hukumannya adalah dosa. Namun subjek mengakui tidak bisa mengontrol libido yang menguasai dirinya, ditambah lagi pasangannya juga merasakan hal yang sama. Melakukan hal seperti itu hukumnya dosa. Tapi kalo udah, opo yo? Nafsu sudah tidak bisa terkontrol, ya gimana lagi? Logika tidak bisa terkontrol dengan nafsu, kui kebalik yak e omonganku. Setiap melakukan hal seperti itu tu ada piye ya, bisikan-bisikan tersendiri dan nafsu itu me..me.. menguasai semuanya. W.S.IV.01.377-383.Mmm.. mau koe ngomonge ki nggak entuk to? Lha kok jik mbok lakoni ae? Nafsu yang berbicara. Dari yang pertama, yang kedua, melakukan dengan yang pertama yang kedua berkali-kali itu karena kedudukannya sama-sama mempunyai nafsu dan keadaan di situ tu mendukung untuk kita melampiaskan nafsunya masing- masing untuk memenuhi nafsunya masing-masing seperti itu lho. W.S.IV.01.339-346. commit to user

a.5. Adanya hasrat untuk melayani pasangan

Subjek merasa adanya naluri dalam dirinya untuk merespon balik tindakan seksual dari pasangannya meskipun ia belum mempunyai pengalaman sebelumnya. Ya iya. Ee.. saya tu pertama kali saya tu belum tau gimana to? Saya tu belum tau. Tapi ee piye yo? Saya sendiri sudah, piye yo? Tanggap gitu lho. Kalo dia begini harusnya saya gimana, kalo dia begini gimana saya harus gimana. Udah tau sendiri gitu lho. Ya seperti itu. W.S.IV.01. 80-84 Yo.. piye yo?? Naluri.. W.S.IV.01. 86

a.6. Pasangan sudah dianggap sebagai sosok yang ideal

Impian subjek untuk memiliki kekasih yang bertubuh besar dan tinggi memberikan kebanggaan dan kepuasan tersendiri dalam diri subjek ketika ia bisa berpacaran dengan seorang pria yang diidolakannya, yang memiliki postur tubuh sesuai harapannya. Itu membuat subjek ingin menunjukkan kekaguman dan rasa sayangnya, yakni melalui intercourse. Saya tu suka dengan cowok dengan laki-laki yang postur tubuhnya gede, tinggi, besar, itulah cowok impian saya. W.S.IV.01. 173-175 Saya yo sayang sama dia, ee saya me yo mempunyai kebanggaan tersendiri bisa pacaran dengannya karena sudah sejak dari SMA saya mengidolakan dirinya, ngefans dengannya. W.S.IV.01. 168-171

b. Faktor Eksternal