commit to user
11
BAB II TELAAH KEPUSTAKAAN
A. Perilaku Seksual Pranikah
1. Pengertian Perilaku Seksual Pranikah
Perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual, baik dengan lawan jenisnya maupun dengan sesama jenis Sarwono,
2008 dan pranikah berarti sebelum menikah. Jadi Perilaku seksual pranikah berarti perilaku seksual yang dilakukan di luar ikatan pernikahan Wrightsman
dan Deaux dalam Rahardjo, 2008. Menurut Andayani dan Setiawan 2005, perilaku seksual pranikah
adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual, mulai dari tahapan paling ringan sampai pada tahap intercourse dan dilakukan sebelum
menikah. Soetjiningsih 2008 juga mengungkapkan bahwa perilaku seksual pranikah remaja adalah segala tingkah laku seksual yang didorong oleh hasrat
seksual dengan lawan jenisnya, yang dilakukan oleh remaja sebelum mereka menikah. Hubungan seks dapat dianggap sebagai peleburan dua insan, di
dalamnya terdapat transendensi melampaui batas-batas pribadi, dengan suatu momen ekstasi yang ditandai oleh orgasme, dengan tanpa mengecilkan
dampak psikologisnya Sitat dalam Hartono 2004. Kata “seksual” seringkali disingkat menjadi “seks” saja. Padahal arti
seks dan seksual berbeda. Berdasarkan KBI 1997, seks berarti jenis kelamin sedangkan seksual berarti segala sesuatu tentang nafsu dan senggama. Jadi
lebih tepatnya perilaku yang dimaksud disini adalah “perilaku seksual
commit to user
pranikah” yang berarti segala bentuk tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual yang dilakukan sebelum menikah.
2. Bentuk dan Tahapan Perilaku Seksual Pranikah
Perilaku seksual pranikah yang dilakukan oleh remaja berawal dari munculnya “chemistry” ketertarikan terhadap lawan jenis sebagai dampak
dari perkembangan seksual yang dialami. Ketertarikan tersebut mengundang remaja untuk menjalin suatu hubungan romantis, dimana dalam hubungan
romantis tersebut remaja mulai mengembangkan bentuk-bentuk perilaku seksual sejalan dengan meningkatnya dorongan seksual remaja yang
menimbulkan keinginan-keinginan yang tidak mudah dipahami oleh remaja Andayani dan Setiawan, 2005.
Rahardjo 2008 mengemukakan bentuk-bentuk perilaku seksual pranikah yang biasa dilakukan sebagai berikut:
a. Kissing berciuman, mulai dari ciuman ringan sampai deep kissing
b. Necking mencium daerah sekitar leher
c. Petting segala bentuk kontak fisik seksual berat tapi tidak termasuk
intercourse , baik itu light petting meraba payudara dan alat kelamin
pasangan maupun hard petting menggosok-gosokkan alat kelamin sendiri ke alat kelamin pasangan
d. Intercourse penetrasi alat kelamin pria ke alat kelamin wanita
Pada waktu hubungan sederhana mulai bergulir, hubungan itu akan semakin rumit. Semakin banyak yang dimiliki seseorang, semakin banyak
commit to user
yang diinginkannya, termasuk keintiman seksual Knight, 2004. Semakin dalam makna dan intensitas hubungan remaja dengan lawan jenisnya, maka
semakin tinggi pula afeksi fisik terlibat di dalamnya dalam Andayani dan Setiawan, 2005.
Keintiman seksual yang dilakukan remaja memiliki pola yang bertahap. Setiap tahap mereka lalui seperti suatu proses belajar yang
umumnya dilakukan pada waktu dan kesempatan yang berbeda, tapi bisa juga pada serangkaian waktu dan kesempatan yang sama. Howard dalam
Andayani dan Setiawan, 2005, Santrock 2003, dan Soetjiningsih 2008 menyebutkan tahapan perilaku seksual dalam pola berpacaran ala remaja,
adalah sebagai berikut: 1.
Senyuman dan berpandangan. 2.
Berpegangan tangan 3.
Memelukdipeluk di bahu 4.
Memelukdipeluk di pinggang 5.
Ciuman bibir 6.
Ciuman bibir sambil pelukan 7.
Merabadiraba daerah erogen payudara, alat kelamin dalam keadaan berpakaian
8. Menciumdicium daerah erogen dalam keadaan berpakaian
9. Saling menempelkan alat kelamin dalam keadaan berpakaian
10. Merabadiraba daerah erogen dalam keadaan tanpa pakaian
11. Menciumdicium daerah erogen dalam keadaan tanpa pakaian
commit to user
12. Saling menempelkan alat kelamin dalam keadaan tanpa pakaian
13. Hubungan seksual
3. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Seksual Pranikah