commit to user
12. Saling menempelkan alat kelamin dalam keadaan tanpa pakaian
13. Hubungan seksual
3. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Seksual Pranikah
Remaja melakukan perilaku seksual pranikah karena dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor tersebut bisa berasal dari diri remaja itu sendiri, bisa
juga dari lingkungan di sekitarnya. Faktor-faktor tersebut bisa juga berkaitan satu sama lain. Adapun faktor-faktor yang memicu perilaku seksual pranikah
di kalangan remaja adalah:
a. Faktor internal
1. Perkembangan seksualitas
Perilaku seksual pranikah yang dilakukan remaja terjadi akibat perkembangan seksualitas yang dialaminya, seperti tumbuhnya ciri
seks primer dan ciri seks sekunder. Seiring perkembangan tersebut, terjadi peningkatan rangsangan seksual akibat peningkatan kadar
hormon reproduksiseksual Pangkahila, 2004. Ini mengakibatkan munculnya dorongan biologis dari tubuh remaja. Penelitian yang
dilakukan oleh Prasetya 2007 mengungkap bahwa partisipan yang bersedia melakukan hubungan seks pranikah menyatakan bahwa seks
pranikah dilakukan untuk memuaskan dorongan biologis dan untuk mendapatkan pengalaman yang berbeda dengan beberapa orang. Hal
ini sesuai dengan apa yang dikatakan Sadarjoen 2001 bahwa perilaku
commit to user
seks didasari oleh keinginan memperoleh kenikmatan seksual secara fisik.
Perkembangan seksual yang dialami juga membuat remaja memiliki rasa keingintahuan yang tinggi mengenai masalah seputar
seksual Pangkahila, 2004. Untuk memenuhi rasa ingin tahunya, remaja kemudian mencari dari berbagai sumber, baik orang tua, teman,
media, dan lain-lain. Sumber yang didapat tidak jarang malah memberikan dampak negatif pada remaja itu sendiri.
Seiring meningkatnya libido seksual dalam diri seseorang, maka muncullah fantasi erotis atau fantasi seks. Fantasi erotis berguna
untuk memfasilitasi gairah seksual yang lebih banyak menggambarkan perilaku seks terutama visualisasi akan hubungan seks. Semakin sering
fantasi erotis dilakukan individu, akan semakin besar pula kemungkinan keterlibatan individu dalam aktivitas seksual Rahardjo,
2008. 2.
Waktu mengalami pubertas Pangkahila, 2004. Umur menarche cenderung menurun sejak permulaan abad 20.
Usia pertama mengalami menstruasi dan mimpi basah lebih cepat dibandingkan periode sebelumnya. Ini membuat remaja lebih cepat
matang secara fisik dan dorongan seksual yang dirasakan pun lebih awal Hartono, 2004.
commit to user
3. Skeptisisme terhadap agama dan rendahnya keimanan Hawari, 1999
Ilmu agama dan iman penting untuk menghadapi perubahan sosial budaya yang di dalamnya terkandung nilai-nilai moral, etik dan
pedoman hidup sehat yang universal Hawari, 1999. 4.
Permasalahan cinta yang dirasakan. Rahardjo 2008 menyebutkan bahwa perilaku seks juga
dipengaruhi oleh masalah cinta. Salah satu teori yang paling menarik adalah teori colors of love dari sosiolog Kanada, John A. Lee. Teori ini
menyatakan enam tipe cinta, mulai dari eros, ludus, storge, mania, pragma,
dan agape. Pria lebih identik dengan tipe eros dan ludus mengingat pria lebih mementingkan kedekatan fisik dan seksual
dibandingkan wanita yang lebih memilih kedekatan emosional dan intimasi seperti ciri khas storge, mania dan pragma Lee dalam
Rahardjo, 2008. Hal ini membuat pria lebih berani melakukan aktivitas seksual dan kemudian membujuk pasangannya untuk mau
melakukannya. Sedangkan wanita lebih mementingkan kedekatan emosional dan intimasi dalam berhubungan sehingga mudah luluh jika
dibujuk oleh pasangan yang dicintainya dan yang ingin dinikahinya. 5.
Berkembangnya prinsip sex just for fun. Prinsip sex just for fun berarti pelaku hanya sekedar ingin
memenuhi hasrat seksual dan mendapatkan kesenangan semata Hartono, 2004. Prinsip ini muncul karena dorongan biologis yang
commit to user
dirasakan dan kemudian diperkuat dengan pengaruh dari lingkungan sehingga pelaku berani berprinsip seperti itu.
6. Sebagian orang menggunakan seksual pranikah sebagai alat skrining
atau drive test untuk memilih pasangan hidup Teachman, 2003. Beberapa situs perbincangan di dunia maya menampilkan
diskusi mengenai hal ini, dimana test drive dilakukan pada pasangan untuk mengetahui ke-normal-an seks atau baik tidaknya urusan seks
pasangan. “Bagi gw virgin itu ga penting, mala hrs dicoba
sebelon merid, ntar kl dy not good on the bed ato tnyt gw not good in bed menurut dy, apa mo
selingkuh2an?” “Mending kalo udah serius, ML dulu aja deh sebelom
merid... maxud gw, kalo merid berarti udah yakin 100. jangan sampe ntar gara2 masalah sex tar rumah
tangga bubar. kalo udah ketauan sebelom merid pan pas setelah itu berarti bisa mutusin mau terus merid ato
mau bubar, kalo mau terus merid berarti udah siap dgn segala resiko nya termasuk mungkin kekurangan di
sex”
7. Adanya keinginan untuk menunjukkan cinta, kegagahan atau
kemolekan dan kemampuan fisik pada pasangan Pangkahila, 2004. Keinginan ini merupakan salah satu bentuk untuk
menunjukkan bahwa “I’m the best for you”, baik dari segi fisik maupun perasaan.
b. Faktor eksternal