commit to user
komitmen, demikian pula dengan pasangannya. Sehingga bila terjadi suatu kehamilan, pelaku perempuan akan meminta pertanggungjawaban pada
pasangan yang merasa punya peran atas kehamilan tersebut tanpa memperhatikan kebenaran siapa sebenarnya ayah janin yang dikandung
W.S.V.02.682-701
4.
Dijauhi teman Perbuatan seksual pranikah yang dilakukannya membuat subjek V
dijauhi oleh teman dekatnya. Pada kasus subjek V, teman yang dimaksud adalah teman dekat perempuan yang ternyata memiliki ketertarikan
terhadap subjek, sehingga merasa kecewa ketika mengetahui perbuatan subjek W.S.V.01.461-466. Namun tidak menutupi kemungkinan remaja
mengalami hal serupa dengan teman-teman lainnya yang menganut prinsip berbeda.
4. Kecemasan yang dialami akibat perilaku seksual pranikah
a. Identifikasi kecemasan yang dialami akibat perilaku seksual pranikah
Tabel 8 Identifikasi Kecemasan yang dialami akibat Perilaku Seksual Pranikah
Subjek Kecemasan yang dialami Verbatim
Perem puan
I • Cemas akan terjadinya kehamilan
• Cemas ditinggalkan oleh pasangannya. • Di satu sisi subjek merasa adiktif akan
seks sehingga sulit menghentikan perbuatannya, namun di sisi lain
penyesalan, rasa bersalah dan berdosa, baik pada Tuhan maupun pada orang-
orang di sekitar juga menghantui subjek.
• Takut Tuhan akan memberikan azab W.S.I.02.593-594,
W.S.I.01.477-485, W.S.I.02.598-614,
W.S.I.02.621-642, W.S.I.02.709-732,
W.S.I.02.514-518, W.S.I.02.529-536,
W.S.I.01.392-395, W.S.I.01.403-405,
W.S.I.02.595-598,
commit to user
padanya. W.S.I.02.673-677.
II • Mengalami kecemasan bahkan sempat
depresi. Hal ini terjadi karena subjek dan tunangannya batal menikah
padahal mereka sudah pernah berhubungan intim
• Kecemasan juga dipicu dengan adanya
perubahan sikap dari tunangannya
• Merasa curiga pada tunangan, terutama akan hadirnya wanita idaman
lain
• Merasa tertekan serasa dikejar-kejar dosa, bingung, gelisah hingga sulit
tidur, pesimis, malas kuliah, enggan kembali ke Solo dan lebih memilih
tinggal di rumah saja.
• Setiap hari subjek hanya bersedih dan
menangis
• Subjek tidak pernah membayangkan ia akan mengalami hal demikian sampai-
sampai berpikir akan mati jika sudah tidak bisa lagi bersama tunangannya.
• Setelah berhasil melewati masa sulitnya, subjek kembali merasa
tertekan dengan harapan orang tua akan pendamping hidupnya kelak
W.S.II.01.315-330, W.S.II.01.345-350,
W.S.II.02.414-425, W.S.II.02.429-440,
W.S.II.02.447-451, W.S.II.02.453-460,
W.S.II.02.501-506.
IV
• Cemas apabila Tuhan tidak menjodohkannya dengan pria yang
mengambil keperawanannya, apakah masih ada laki-laki yang mau menjadi
pasangannya.
• Cemas akan keyakinan beragama yang berbeda dengan pasangan dimana pada
akhirnya hubungan mereka akan terbentur pada permasalahan tersebut
• Subjek mengaku terkadang sulit tidur jika pikiran mengenai pasangan hidup
dan dan ketidaksuciannya melintas di kepala.
W.S.IV.01. 291-302, W.S.IV.02. 476-479,
W.S.IV.02. 481-496, W.S.IV.03. 529-534,
W.S.IV.01. 292-293, W.S.IV.03.547-553.
VI
• Menyesal karena tidak berpikir jauh ke depan saat melakukan intercourse
pertama kalinya, dan penyesalan itu membuat subjek merasakan sedih
berlarut-larut ketika hubungannya saat itu berakhir
W.S.VI.02.355-357, W.S.VI.01.128-130,
W.S.VI.01.133-136, W.S.VI.02.346-349,
W.S.VI.02.511-514, W.S.VI.02.517-526,
commit to user
• Cemas jika suaminya kelak tidak bisa menerima keadaannya yang sudah
tidak perawan • Pernah hamil dan melakukan aborsi
yang kemudian menimbulkan dampak-dampak lainnya.
• Merasa bersalah pada jabang bayinya karena tidak bertanggung jawab dan
merasa bersalah pada orang tuanya. • Teringat pada dosa dan takut akan
karma yang mungkin diberikan Tuhan padanya.
• Sampai sekarang subjek masih sering teringat akan pengalamannya
• Merasa tidak tenang, sering menangis dan mimpi buruk.
• Selain itu subjek juga memikirkan kuliahnya yang terhenti sementara,
serta hutang akibat aborsi yang belum dilunasi.
W.S.VI.02.421-427.
Laki-laki
III
• Sempat mengalami cemas beberapa kali ketika pacarnya telat menstruasi
• Cenderung lebih bisa mengontrol pikirannya untuk tidak cemas dan
berusaha bersikap tenang dan santai W.S.III.02.788-792,
W.S.III.02.797-802, W.S.III.02.820,
W.S.III.02.808-811, W.S.III.02.844-852,
W.S.III.02.856-860.
V
• Sempat merasakan cemas pada situasi- situasi tertentu, misalnya cemas
terkena penyakit menular seksual • Cemas jika pasangannya melaporkan
perbuatannya pada orang tua mereka. • Pernah dimintai pertanggungjawaban
oleh salah seorang perempuan yang ditidurinya, namun karena latar
belakang perempuan tersebut pernah berhubungan dengan beberapa pria
dan juga pernah menggugurkan kandungannya, maka tidak mau
bertanggung jawab.
• Pada dasarnya subjek tidak terlalu memikirkan hal tersebut sehingga rasa
cemas tersebut tidak berlarut-larut dan seiring berjalannya waktu, subjek
tetap mengulangi perbuatannya W.S.V.02.662-663,
W.S.V.02.746-751, W.S.V.02.715-716,
W.S.V.02.682-701
commit to user
Keterangan: W
= data yang berasal dari wawancara, S
= subjek, dibedakan dengan kode I – VI sesuai jumlah subjek 01 – 03
= penandaan waktu pengumpulan data Angka di akhir= penandaan letak baris di dalam verbatim
Berdasarkan uraian dalam tabel, adapun kecemasan yang dialami oleh pelaku seksual pranikah dalam penelitian ini adalah:
a. Merasa berdosa dan takut akan azab Tuhan b. Cemas akan terjadinya kehamilan
c. Cemas ditinggalkan oleh pasangannya. d. Cemas terkena penyakit menular seksual
e. Cemas jika perbuatannya dilaporkan pada orang tua mereka f. Cemas apabila Tuhan tidak menjodohkannya dengan pria yang mengambil
keperawanannya g. Cemas jika suaminya kelak tidak bisa menerima keadaannya yang sudah tidak
perawan h. Mudah curiga pada pasangan
i. Mengalami kecemasan hingga depresi j. Hamil dan melakukan aborsi yang kemudian menimbulkan dampak-dampak
lainnya seperti teringat pada dosa dan takut akan karma yang mungkin diberikan Tuhan padanya, merasa bersalah pada jabang bayinya karena tidak
bertanggung jawab, merasa bersalah pada orang tua
,
masih sering teringat akan pengalamannya
, m
erasa tidak tenang, sering menangis dan mimpi buruk
,
kuliah yang terhenti sementara, berhutang demi membiayai aborsi.
commit to user
Berdasarkan hasil dan wawancara, subjek perempuan mengalami lebih banyak gejala kecemasan dibandingkan subjek laku-laki. Berikut gejala
kecemasan yang dialami oleh subjek perempuan: a. Subjek I mengaku sering merasakan curiga yang berlebihan terhadap
pasangannya dikarenakan takut akan kehilangan pasangan. Rasa takut akan kehilangan pasangan juga membuat subjek tidak bebas dan sangat berhati-hati
dalam menyampaikan perasaan jika terdapat suatu masalah. Sampai sekarang kecemasan tersebut masih dirasakan oleh subjek W.S.I.02.598-614,
W.S.I.02.621-642 b. Subjek II mengaku sulit tidur, menjadi pesimis, malas, sering menangis,
khawatir jika sendirian, dada terasa sesak dan berpikir akan segera mati. Semua itu dialami subjek ketika ia merasa sikap tunangannya telah berubah.
Puncak masalah yang dihadapi oleh subjek telah terlewati. Saat ini hubungan subjek dengan tunangannya telah berakhir. Subjek sendiri sudah mulai bisa
mengatasi masalahnya, sebagaimana yang diungkapkannya dalam sesi wawancara kedua mengenai harapan dan rencana-rencananya ke depan
W.S.II.02.447-460, W.S.II.02.429-440, W.S.II.01.315-330, W.S.II.01.414- 425
c. Subjek IV mengaku sulit tidur jika sedang banyak pikiran, termasuk masalah hubungannya bersama pasangan. Subjek dan pasangan memang memiliki
keyakinan yang berbeda W.S.IV.01.291-302, W.S.IV.02.476-479, W.S.IV.03.547-553. Berdasarkan hasil observasi, subjek juga merasa sensitif
dan mudah marah terhadap pasangannya. Hasil TMAS yang didapat dari
commit to user
subjek IV cenderung lebih rendah 27 dibandingkan keempat subjek lainnya. Hal ini kemungkinan disebabkan hubungan subjek dan pasangan yang belum
begitu lama, dan saat ini subjek dan pasangannya sedang berada dalam dimensi rekreasi kesenangan Pangkahila, 2005 dan belum menghadapi
permasalahan berarti atas hubungan seksual pranikah yang dilakukannnya. d. Subjek VI pernah hamil dan melakukan aborsi. Subjek VI merasa bersalah
pada jabang bayinya karena tidak bertanggung jawab dan merasa bersalah pada orang tuanya, teringat pada dosa dan takut akan karma yang mungkin
diberikan Tuhan padanya, merasa tidak tenang, sering menangis dan mimpi buruk, sampai sekarang subjek masih sering teringat akan pengalamannya,
selain itu subjek juga memikirkan kuliahnya yang terhenti sementara, serta hutang akibat aborsi yang belum dilunasi. Subjek juga mengaku menjadi
sangat tergantung pada pasangannya W.S.VI.02.511-526, W.S.VI.02.421- 427. Di beberapa pertemuan, subjek juga terlihat menghindar dan
meminimalisir interaksi dengan teman sekitar. Subjek VI memiliki nilai kecemasan yang paling tinggi 42 dibanding subjek lainnya. Hal ini mungkin
disebabkan kompleksnya permasalahan yang dihadapi. Meskipun tingkat kecemasan seseorang tidak hanya dipengaruhi oleh kompleksnya penyebab
kecemasan, tapi juga bergantung pada individu itu sendiri. Seberapa bisa seorang individu mengatasi kecemasan yang dialami.
Subjek laki-laki hanya mengalami kecemasan ringan 20. Subjek III cemas akan terjadinya kehamilan dan prihatin akan keadaan pasangan yang telah ia
renggut kesuciannya W.S.III.02.800-802, W.S.III.01.788-792 sedangkan
commit to user
subjek V cemas akan tertular penyakit menular seksual dikarenakan sering berganti pasangan dan cemas jika perbuatannya dilaporkan pada orang tua
W.S.V.02.662-663, W.S.V.02.746-751. Kecemasan ringan menyebabkan seseorang menjadi waspada dan meningkatkan lahan persepsinya Townsend
dalam Sudiyanto, 2005. Oleh sebab itu subjek akan lebih waspada dalam melakukan tindakan preventif untuk mengatasi rasa cemasnya, dalam hal ini
berkaitan dengan kemungkinan terjadinya kehamilan dan kemungkinan tertular IMSPMS. Kewaspadaan subjek terlihat dari kehati-hatian subjek
dalam menggunakan kontrasepsi. Selain melakukan senggama terputus dan menggunakan kondom, mereka lebih memperhitungkan pertimbangan masa
subur dari pasangan mereka dalam memutuskan penggunaan pengaman kondom itu sendiri saat berhubungan W.S.III.01.862-865, W.S.V.01.674-
675. Hasil observasi juga menunjukkan bahwa gejolak perasaan subjek
perempuan lebih mudah terpancing terutama pada topik-topik yang mengingatkan mereka akan problematika yang dihadapi setelah melakukan perilaku seksual
pranikah. Laki-laki lebih santai dan relaks saat menceritakan pengalaman- pengalaman mereka, malah cenderung menunjukkan ekspresi tidak terganggu
sama sekali dengan perilaku seksual pranikah dan kecemasan yang pernah mereka alami.
commit to user
5. Kecemasan Secara Umum berdasarkan Pengukuran skala TMAS