Faktor Internal 1. Adanya dorongan biologis yang tidak terkontrol 2. Kurangnya ketaatan dalam menjalankan perintah agama Faktor Eksternal 1. Ketidakberadaan dan kurangnya peran orang tua

commit to user

2. Faktor yang mempengaruhi perilaku seksual pranikah yang dijalani

a. Faktor Internal

a.1. Adanya dorongan biologis yang tidak terkontrol

Subjek dan pasangannya melakukan perilaku seksual pranikah karena adanya dorongan biologis diantara keduanya yang membuat mereka mencari cara untuk menyalurkan dorongan tersebut. dek ne ki nggak ngejak, dadi ne spontanitas wae. Sing asli nggak sengojo nek arep ngelakoni koyok ngono. Sementara aku kan gung ngerti rasane koyok ngono ki koyok piye. Tapi pas kui dirasakne, kok rasane bedho banget ya?? Tapi kok enak. mengalir.. dadine aku nggak ngerti sing jenenge loro ngono i, nggak i perasaan, enak wae.. Makane dadi ne rasane, yah.. oh, ngene ki aku ML to? Aku kok nggak keroso? Tapi aku cuma ngerasakne satu hal sing bedho, tapi enak, ngono lho.. W.S.II.01. 242-251

a.2. Kurangnya ketaatan dalam menjalankan perintah agama

Subjek mengerti bahwa perilaku seksual pranikah adalah perbuatan yang salah. Namun saat melakukannya subjek tidak bisa mengontrol dorongan biologis yang dirasakannya meskipun subjek merasakan penyesalan dan perasaan berdosa setelahnya. Ini menunjukkan rendahnya tingkat keimanan dalam diri subjek sehingga terbawa untuk melakukan perbuatan yang dilarang oleh agama. Lha terus sak ngertimu, menurut agama dan norma sosial koe ki salah po ra e? Salah. W.S.II.01.337-340 Aku tu dulu kepikiranku aku tu takut sama dosa.. Makane aku tu bingung, makane kan aku mikir ku i, ya Allah aku doso, aku ra oleh doso. Aku wedhi mbek doso. Padahal ket cilik yo aku diajari shalat kambek ibu’ku kan, aku mikirku kan yo ngono. Mosok yo aku arep ngelakoni koyok ngene, doso ku suk ben koyok opo. Aku sebenare yo tertekan. W.S.II.01.343-350 Yo aku merasa tertekan, wedhi doso kae. W.S.II.02.381-382 commit to user

b. Faktor Eksternal

b.1. Ketidakberadaan dan kurangnya peran orang tua

Saat subjek berpacaran dengan seorang tentara angkatan darat, orang tua subjek, terutama ibu sangat setuju dan merestui hubungan anaknya. Namun di sisi lain ibu subjek juga takut jika berhadapan dengan aparat pemerintah sehingga secepatnya menyuruh subjek dan pacarnya Y meresmikan hubungan dengan bertunangan. Setelah bertunangan, orang tua subjek menjadi lebih percaya pada subjek dan Y sehingga memberikan kepercayaan pada Y untuk menginap di rumah subjek, demikian pula sebaliknya. Oleh sebab itulah subjek dan Y memiliki banyak waktu untuk berdua, baik di rumah subjek maupun di rumah Y. Kepercayaan yang berlebih dan kurangnya kontrol dari orang tua membuat subjek dan Y berani melakukan perilaku seksual hingga ke tahap intercourse. Subjek dan Y pernah melakukan intercourse di rumah subjek saat orang tua subjek sudah tidur. Subjek dan Y juga pernah melakukan intercourse di rumah Y saat orang tua Y sedang keluar rumah. Koe tunangan setelah berapa lama kenal? Rong minggunan. Kilat og kae..Yo masalahe ibuku wedhine nek berhadapan karo aparat-aparat ngono. W.S.II.01.280-282 Jadi mungkin orang tuaku yo terlalu percoyo ae mbek aku mbek “Y”.. W.S.II.01.265-266 Pertama kali koe neng omahe po neng ndi? Neng omahe. Lha pak mboke neng ndi e? Bapak Ibu e kan metu, corone enek nyanyi ngono lho mbak, job nyanyi. W.S.II.01.232-236 Neng omah ku yo tau.. W.S.II.01.263 Bapak Ibuku wis turu. W.S.II.01.265 commit to user

b.2. Komitmen bersama pasangan