Dampak Perilaku Seksual Pranikah

commit to user 6. Adanya larangan berhubungan seks sebelum menikah dan panjangnya tahapan perkawinan yang harus dilalui oleh pasangan upacara keagamaan, pengesahan secara hukum, pesta, dan lain-lain Hartono, 2004. 7. Perilaku seksual pranikah terjadi juga terjadi akibat meningkatnya usia perkawinan Hartono, 2004; Christopher dan Sprecher, 2000. Penundaaan perkawinan di Indonesia dipengaruhi oleh kesulitan untuk mencari kerja untuk menopang kehidupan rumah tangga yang cukup layak Hartono, 2004. 8. Status ekonomi keluarga Pangkahila, 2004. 9. Adanya fasilitas-fasilitas seperti tempat-tempat sepi untuk berkencan Pangkahila, 2004.

4. Dampak Perilaku Seksual Pranikah

Menurut Soetjiningsih 2008, hubungan seksual pranikah yang dilakukan remaja mempunyai efek beruntun multiplying effect. Penelitian yang dilakukan Rahardjo 2008 menunjukkan bahwa hampir semua partisipan 98 menyebutkan adanya dampak negatif dari perilaku seksual pranikah. Ini berarti bahwa mereka yang setuju untuk melakukan hubungan seksual pranikah pun cenderung menganggap bahwa hubungan seksual pranikah memiliki beberapa dampak negatif. Alfiah dan Nugroho dalam Prasetya, 2007; Christopher Sprecher, 2000; Hurlock, 2006; Kaplan, Sadock Grebb, 1997; Knight, 2004; commit to user Pangkahila, 2004; Soetjiningsih, 2008; dan Sarwono, 2008 menyebutkan beberapa dampak negatif dari hubungan seksual pranikah. Berikut gabungan dari dampak negative tersebut: a. Dampak pada fisik 1. Kemungkinan tertular penyakit menular seksual PMS seperti HIVAIDS, sifilis, herpes, dan lain-lain. 2. Kemungkinan terjadinya kehamilan yang tidak direncanakan dan tidak diinginkan yang bisa berakibat aborsi atau bila tetap dipertahankan akan membuat mereka harus menikah muda sehingga kehilagan masa bermain dan hancurnya masa depan. 3. Kehilangan keperawanan sebagai hadiah berharga untuk suami di malam pertama. b. Dampak psikologis 1. Beban emosional, munculnya rasa bersalah dan dosa. 2. Munculnya rasa cemas. 3. Self-respect rendah. 4. Rendah diri. 5. Bosan setelah menikah karena telah melakukan hubungan seks sebelum menikah. 6. Munculnya ketakutan yang tidak wajar. 7. Munculnya perilaku obssesive compulsive. Misalnya mandi berulang kali karena dibayang-bayangi perasaan bersalah yang berlebihan akibat melakukan perbuatan dosa. commit to user 8. Munculnya gejala psikopatologis misalnya perilaku masturbasi yang telah menjadi kompulsif di luar pengendalian individu. Masturbasi disini merupakan gejala gangguan emosional, bukan karena faktor seksual melainkan karena kompulsif. Sebagian kasus masturbasi ini bersifat adaptif. c. Dampak sosial 1. Mencoreng nama baik keluarga. 2. Menjadi sorotan dan dikucilkan oleh masyarakat. Jika hubungan kedua pasangan pelaku seksual pranikah berlanjut hingga ke pernikahan, maka dampak yang akan dirasakan adalah: 1. Seringkali teringat akan perbuatan di masa lalu sehingga kurang bangga sebagai istri 2. Konflik dalam rumah tangga 3. Rawan terjadi kegagalan yang berujung pada perceraian

5. Pelaku Seksual Pranikah