3. Tidak adanya kontrol sosial dari lingkungan sekitar 4. Tersedianya fasilitas yang mendukung perilaku seksual pranikah

commit to user Tempatnya ya macem-macem, di ruang kelas pernah, di ruang ekskul pernah, di toilet sekolah juga pernah. W.S.I.01.428- 430 Subjek dan pacarnya juga berani melakukan tahapan seksual yang lebih jauh karena adanya restu dari orang tua untuk berpacaran bahkan mengijinkan menginap di rumah saat orang tua tidak ada. Restu dari orang tua membuat subjek dan pacarnya menjadi lebih yakin akan hubungan mereka dan ijin yang diberikan orang tua untuk menginap di rumah saat orang tua tidak ada dimanfaatkan oleh subjek dan pacarnya untuk melakukan intercourse di rumah. hubungan kami kan udah lama juga gitu. W.S.I.01.474-475 Selain itu orang tua juga udah tau. W.S.I.01.478 Sama maknya juga aku boleh kok disana, asal tak terus-terusan aja, hehe.. W.S.I.01.468-469

b.3. Tidak adanya kontrol sosial dari lingkungan sekitar

Subjek tinggal di kos, lingkungan sekitarnya juga rata-rata merupakan rumah kos. Masyarakat sekitar kos tidak begitu mempedulikan pergaulan mahasiswa kos di sekitar mereka. Hal ini secara tidak langsung membuat pergaulan mahasiswa yang memang sudah jauh dari orang tua dan keluarga menjadi lebih tidak dikontrol. Ya daerah sini kost-kostan semua rata-rata. Masyarakatnya? Kayaknya cuek-cuek aja tu. Paling itu bapak-bapak keamanannya yang suka ribut, soalnya disini sering kemalingan.. W.S.I.01.149-154 Teman-teman subjek di kos juga bersifat individual, tidak mempedulikan pergaulan satu sama lain, termasuk bila ada yang membawa teman laki-laki ke kamar. commit to user Sama kawan-kawan kos ko dekat tak? W.S.I.01.155 sekarang dah tak da lagi. Lagian anak-anak barunya pada individual soalnya. Malas pulak liatnya. W.S.I.01.159-161 Kalo di kos kan tadi aku bilang kalo sekarang anaknya individual. Tak peduli juga kali mereka. W.S.I.01.465-466

b.4. Tersedianya fasilitas yang mendukung perilaku seksual pranikah

Subjek dan pacarnya sudah pernah melakukan hubungan seksual pranikah di berbagai tempat. Kebebasan dan kurangnya pengawasan dari pihak hotel maupun penginapan pada pasangan yang bukan suami istri untuk bisa memesan dan menggunakan kamar, dimanfaatkan oleh subjek dan pacarnya hingga bisa melakukan perilaku seksual hingga intercourse di hotel dan penginapan. Di penginapan, di Parangtritis. Waktu kita pesan itu, ibunya nanya nya gini “satu kamar atau dua?” gitu. Ya heran aja, sebetulnya heran juga kenapa ibunya nanya satu atau dua, emang boleh satu berdua gitu? Ya mungkin karena itu juga kali ya, udah sering ada yang make kamar satu bedua gitu, cowok cewek. W.S.I.01.314-324 Waktu itu bukan pertama kalinya lho kami ke peginapan.. Lha memangnya pertama kalinya kapan? Pas SMA. W.S.I.01.343- 347 Trus akhirnya ya udah kita nginep di hotel depan matahari itu. Waktu itu resepsionisnya ee kalo mo pesen kamar itu pake KTP. Jadi ya kita pesan kamarnya dua. Pesen kamar dua satu standar satu ekonomi gitu kan. W.S.I.01.361-365 Walaupun pesen kamarnya dua tapi ya tidur bareng juga akhirnya. W.S.I.01.368-369 Subjek dan pasangannya juga pernah melakukan perilaku seksual di kos dan ruangan-ruangan sepi di sekolah. Hal itu disebabkan kurangnya pengawasan dari pihak sekolah dan kos. Selain itu subjek juga pernah memanfaatkan suasana pantai yang gelap dan kurang pengawasan untuk berperilaku seksual. Selain itu subjek dan pacarnya juga memanfaatkan commit to user kesempatan di rumah pacarnya ketika orang tua pacarnya mengijinkan subjek menginap di rumah tersebut. Tempatnya ya macem-macem, di ruang kelas pernah, di ruang ekskul pernah, di toilet sekolah juga pernah. W.S.I.01.428- 430 Di kos, di rumah pacar aku, di pantai juga pernah. W.S.I.01.463 Kalo di kos kan tadi aku bilang kalo sekarang anaknya individual. Tak peduli juga kali mereka. Di rumah pacar aku kan yang tinggal dia-dia aja, kawan-kawannya.. Sama maknya juga aku boleh kok disana, asal tak terus- terusan aja, hehe.. Kalo di pantai pas malam, gelap tak da yang liat. W.S.I.01.465-470

b.5. Maraknya media pornografi yang beredar dan mudah diakses